Alasan Pria Menunda Menikah



Judul di atas akan memicu banyak anggukkan kepala perempuan. Memang benar, dibanding perempuan yang umumnya siap berkomitmen ketika menjalani hubungan, lelaki cenderung menikmati masa menjadi lajang dan menunda untuk menjalin komitmen serius (pernikahan-red) dengan perempuan selama mungkin.
Perilaku lelaki ini kemudian menimbulkan anggapan dari kaum perempuan bahwa lelaki cenderung tidak suka menjalin komitmen serius. Atau lelaki baru terpikir tentang hal tersebut saat usia telah mencapai pertengahan tiga puluh dan saatnya untuk memiliki keturunan dan mencari sosok perempuan untuk merawat mereka.

Apakah benar begitu? Apa yang menyebabkan lelaki sekarang tidak seperti zaman dulu yang bersedia menikah setelah lulus kuliah? Apa yang membuat lelaki jaman sekarang tidak terlalu terburu-buru untuk mencari pasangan hidup dan membina keluarga? Peter Hector pengarang buku Love is No Guarantee memberikan sedikit gambaran sudut pandang lelaki tentang hal ini.

1. Tekanan sosial masyarakat akan pernikahan kepada kaum lelaki tidak sebesar kepada kaum perempuan. Selain itu, budaya yang berkembang saat ini memungkinkan para lelaki mendapatkan seks tanpa harus menjalin komitmen atau menikahi seorang perempuan.

2. Secara alamiah lelaki cenderung menjauhi hal-hal yang mengancam kebebasan. Mereka menunda selama mungkin untuk menikah karena mereka belum siap untuk keluar dari zona nyaman dan masuk pada kehidupan berkomitmen yang dipandang sebagai kehidupan penuh kompromi, tanggung jawab dan pengorbanan.

3. Memiliki rumah sendiri. Ketika seorang lelaki memutuskan untuk menikah, ia ingin membina kehidupan berkeluarga yang tenang tanpa kecemasan finasial atau tanpa direcoki pihak ketiga. Ini adalah alasan yang paling sering dikemukakan lelaki.

4. Mereka ingin memastikan bahwa mereka telah membuat keputusan tepat dan tidak menyesalinya. =

( )