Sempat dulu penasaran, bisa nggak ya squid dijalankan diwindows, sempat penasaran juga....mau pake winproxy dan sebangsanya pernah coba, jadinya gk penasaran, walau sebenarnya lebih simple, tapi ternyata pake squid for windows juga simple kok...
Ini Alamat squid kalau perlu tutorialnya silakan jalan-jalan di sini
http://squid-cache.org
website squid for windows :
http://www.acmeconsulting.it/SquidNT/
Download di sini :
http://www.acmeconsulting.it/pagine/opensource/download/squid.htm
Setelah download
Mekarkan file zip squid yang di download
Letakkan di c:\squid
Masuk ke dalam c:\squid\etc\
Rename file squid.conf.default dan mime.conf.default menjadi squid.conf dan mime.conf
Edit file squid.conf sesuai dengan konfigurasi anda contoh squid.conf ada di bawah
masuk ke msdos promt kemudian ke direktori c:\squid\sbin
buat direktori squid cache dulu.
(dalam direktori c:\squid\sbin)
ketik squid -z
Bila konfigurasi benar maka pembuatan cache nya berjalan mulus.
Kemudian install squid untuk jalan sebagai servis secara defaultnya
Ketik squid -i (liat C:/squid/docs/win32-relnotes.html) *)
masuk ke control panel -> Administrative Tools -> Services
cari nama SquidNT kemudan start
catatan:
*) Pernah jalankan squid dengan squid -i [-f file] [-n name]
dengan mengisi -f dan -n hasilnya squid gak bisa di jalankan dari service
Dengan win xp sp2 dan windows firewall aktif :
Buka service untuk squid
Masuk ke control panel -> windows firewall -> Exceptions
Klik add port isikan name: squid ( suka-suka)
Port number : (isikan port yang di buka pada squid conf pada fole configurasi saya port 3128 )
dan TCP yang di aktifkan kemudian ok
Jangan lupa squid pada exceptions di beri tanda cek
Untuk memblok website tertentu tambahkan pada squid.conf:
acl blocklist url_regex "c:/squid/etc/blocklist.txt"
Buat file blocklist.txt di c:\squid\etc
isikan misal :
.webscruiser.cc
.e-finder.cc
(web tersebut mengandung spyware yang susah di hilangkan.)
----------
contoh squid.conf. Untuk konfigurasi yang lebih baik silakn berkunjung ke http://efnet.linux.or.id
#file squid.conf
http_port 3128
httpd_accel_host virtual
httpd_accel_port 80
httpd_accel_with_proxy on
httpd_accel_uses_host_header on
icp_port 0
visible_hostname padi-murni
acl QUERY urlpath_regex cgi-bin \?
no_cache deny QUERY
cache_mem 64 MB
cache_dir ufs c:/squid/var/cache 4500 16 256
redirect_rewrites_host_header off
acl localnet src 192.168.0.0/24
acl localhost src 127.0.0.1/255.255.255.255
acl Safe_ports port 80 443 210 119 70 21 1025-65535
acl CONNECT method CONNECT
cache_mgr me@localhost
cache_access_log c:/squid/var/logs/access.log
cache_store_log c:/squid/var/logs/store.log
cache_log c:/squid/var/logs/cache.log
log_icp_queries off
cachemgr_passwd rahasia
acl manager proto cache_object
http_access allow manager
acl all src 0.0.0.0/0.0.0.0
http_access allow localnet
http_access allow localhost
http_access deny all
#eof
Install Squid Proxy server pada win XP sp2
Label: Windows |Diposting oleh indra Tgl 17.10.07
Ramalan, Fengshui, takdir, supranatural
Label: Supranatural |Ramalan
Ramalan dan seni meramal sudah populer sejak jaman purba. Manusia selalu punya rasa ingin tahu tentang nasibnya di masa depan. Apakah kita boleh percaya dengan ramalan?
Fengshui
”Alam ini adalah simbol,”dasar pemikiran Fengshui adalah tentang keteraturan alam, dan betapa mungkinnya bahwa semua simbol-simbol di alam semesta itu bisa ditafsirkan. Singkatnya, kita memang harus percaya bahwa peramalan itu memungkinkan.
Sebagai muslim, saya percaya akan adanya ramalan. Sebentar, bukankah ada hadits yang melarang kita mempercayai peramal?
“Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka tidak diterima sholatnya selama 40 hari”. (HR Muslim dari sebagian Istri-istri Rasulullah Saw)
sumber : http://paranormalsakti.freehomepage.com/about.html
Saya percaya akan adanya ramalan BUKAN berarti saya percaya sembarang peramal. Bukti-bukti tentang ilmu mengetahui masa depan dicontohkan pada kisah para nabi, diantaranya adalah Nabi Yusuf ketika menerjemahkan mimpi dua orang yang dipenjara. Seorang ditafsirkan mimpinya bahwa dia akan bebas, dan seorang lagi akan dihukum mati. Ramalannya benar. Setelah itu beliau menafsirkan mimpi raja bahwa akan terjadi masa makmur selama 7 tahun dan masa paceklik selama 7 tahun. ’Ramalan’nya benar. Dalam hadits, juga terdapat beberapa ’ramalan’ Nabi Muhammad tentang masa depan. Yang menyampaikan adalah Nabi. Akankah Anda tak percaya? Ini adalah bukti nyata bahwa ramalan itu ada.
Kalau Nabi kita percaya, bagaimana kalau Mama Lauren? Apalagi ramalan bintang di koran lokal yang tampaknya diambil dari sembarang kumpulan database ramalan zodiak, apakah Anda juga percaya? Bagaimana dengan Fengshui, percaya juga?
Saya sendiri memilih, kadang percaya, kadang tidak. Sikap tersebut didasarkan bahwa keteraturan di alam ini memang sebenarnya bisa diramalkan, namun tetap saja sulit dilakukan.
Fengshui sebenarnya adalah kumpulan pengamatan manusia atas fenomena alam. Fenomenanya sendiri teratur, pengamatnya sangat mungkin bias. Bila orang Cina pakai istilah Naga Hijau dan Macan Putih, itu adalah cara mereka membuat penjelasan atas fenomena alam itu sendiri. Simbolisasi ini (yang bisa juga disebut ’rumus’) jelas sangat mungkin salah. Kalau mereka membuat ’rumus’ itu berdasarkan pengamatan di belahan bumi utara (negeri Cina), apakah masih berlaku untuk belahan bumi selatan (misalnya di Jawa)? Kalau dulu belum ada listrik, telepon seluler, perubahan iklim global, bergesernya kutub magnet bumi, dll, apakah ’rumus’ kuno itu masih akan manjur seperti saat pengamatan dulu dilakukan? Logikanya sih, tidak.
Namun tentu ada pengamatan yang masih berlaku. Misalnya Anda bekerja membelakangi pintu masuk (secara Fengshui ini posisi buruk), tentu masih akan berlaku hingga saat ini. Secara psikologis tetap saja seseorang merasa tidak nyaman bila setiap saat bisa terjadi seseorang mengintainya dari sebelah belakang. Yang ini saya percaya.
Bagaimana dengan instrumen pendukung Fengshui seperti perhitungan bintang, shio, dll. Yang ini menurut saya sangat mungkin ’rumus’nya sudah tidak jitu lagi. Posisi bintang terus berubah (galaksi ini terus berputar kawan, bukan di atas seekor kura-kura seperti anggapan orang kuno dulu). Secara pemodelan sederhana sudah jelas rumusnya tak akurat lagi. Saat ini pun sudah resmi dirumuskan zodiak ke-13 (OPHIUCHUS 30 Nov - 17 Des), rumus peramal bintang sudah pasti jadi meleset.
Jadi saya mempercayai ramalan sekedar sebagai ’rumus’ perkiraan dengan keakuratan rendah. Ibaratnya ramalan cuaca. Kita harus percaya bahwa peramalan itu mungkin. Sekaligus juga percaya bahwa secara statistik ramalan itu cuma sebuah peluang belaka. Ramalan cuaca saat ini yang didukung pengamatan satelit, jelas lebih akurat dibandingkan ramalan nasib. Saya percaya dengan Fengshui, sebatas sebuah ’model rumus’ dengan keakuratan bervariasi. Sebagian mungkin akurat 60 persen. Lainnya mungkin akurat 20 persen saja.
Bagaimana dengan keakuratan ramalan Mama Lauren? Saya percaya… bahwa itu juga hanya peluang.
Saya percaya bahwa sebagian orang diberi karunia tertentu, yah bisa kita katakan kecerdasan supranatural. Tak perlu diragukan lagi, memang faktanya jelas. Masalahnya adalah, apakah kita percaya Mama Lauren punya karunia kelebihan seperti itu? Ya, terserah Anda mau percaya atau tidak. Sulitnya hal semacam ini karena metode pembuktian ilmiah sulit dilakukan. Instrumen pengukurannya apa? Siapa yang bisa dijadikan kalibrasi/referensi?
Anggap Mama Lauren punya kemampuan supranatural itu (dan hal tersebut sah-sah saja dimiliki seseorang). Yang penting adalah, bagaimana sikap kita terhadap sebuah ramalan?
Saya pernah diramal menjadi orang sukses, sepertinya Anda juga pernah. Saya pernah diramal akan gagal pada umur sekian dan sukses pada umur sekian. Pernah diramal bisnis tertentu akan oke, dan lain sebagainya. Menurut pengamatan saya, semua ramalan itu tidak jelas keakuratannya. Saat ini saya (merasa) sukses pada sebagian hal, dan gagal pada sebagian yang lain. Jadi bagaimana kita bisa katakan ramalan tersebut akurat bila semua kondisi peramalan itu terjadi?
Penjelasan tentang ’keakuratan’ ramalan Mama Lauren dan semacamnya ini bisa dikaitkan dengan adanya Qadla’ (ketetapan Allah atas suatu kejadian) dan Qadar (terjadinya suatu kejadian) dalam ilmu Islam. Semua hal di dunia ini sudah ada ketetapannya (disebut Qadla’), sehingga sering kita diberitahu tentang lahir, rizki, mati, daripada seseorang sebenarnya sudah ditentukan. Nah, yang sering salah diartikan oleh kebanyakan orang adalah, bahwa Qadla’ seseorang itu tunggal, padahal sesungguhnya bisa BANYAK!
Sesuatu yang pasti itu belum tentu tunggal. Sebuah persamaan kuadrat atau polinomial dalam matematika bisa mempunyai jawaban benar dua, tiga, bahkan sangat banyak. Jawabannya bisa banyak tapi pasti! Artinya himpunan jawabannya itu sudah tertentu, walaupun jumlahnya banyak. Di luar himpunan jawaban tersebut adalah kemustahilan. Sebagai ilustrasi, bahwa peluang Anda menikah dengan salah satu teman Anda sekarang pastilah ada, walau mungkin kecil sekali. Tapi peluang Anda menikah dengan Cleopatra misalnya jelas suatu kemustahilan karena hidup di masa yang berbeda.
Nah, dari jutaan ketentuan qadla’ tersebut, bisa saja sebagian kecil tertangkap oleh indera keenam (supranatural) seseorang. Misalnya Mama Lauren meramal tentang suatu kejadian, maka saya berpandangan bisa saja memang dia menangkap isyarat satu dari jutaan pilihan masa depan. Berapa peluang kejadian tersebut akan terjadi? Ya, variatif, bisa sangat kecil (karena qadla’ sesungguhnya jutaan), bisa cukup besar (karena qadla’ sesungguhnya hanya beberapa puluh). Jadi bagaimana kita bisa yakin ramalan itu benar? Ya, sulit.
Yang bisa kita lakukan adalah menganggapnya sebagai input mentah. Itu ibarat seorang guru yang melihat muridnya malas belajar, lalu meramalkan bahwa si murid akan gagal ujian. Bisa saja ramalannya meleset karena si murid tiba-tiba rajin belajar, atau dapat contekan saat ujian, atau soal ujian yang keluar kebetulan saja dia bisa. Prediksi si guru (yang muncul dari akumulasi pengetahuan yang menjadi intuisi) bisa kita anggap sebagai peringatan awal. Tapi jelas sangat jauh dari mutlak.
Jadi kalau ada ramalan (atau saya diramal tanpa diminta), saya anggap itu sebagai input mentah. Mungkin berguna, mungkin tidak. Pengalaman selama ini sih, minta diramal (dulu waktu kecil terpikat oleh tawaran peramal pinggir jalan, hehe) ternyata tidak akurat, atau tepatnya tidak bisa dibuktikan keakuratannya.
Kesimpulan sekarang : semua ramalan itu hakikatnya cuma ilmu statistik saja. Ketepatannya tidak pernah mutlak. Kadang tepat, sering juga meleset. Dalam statistik itu disebut model dengan reliabilitas (keandalan) rendah. Misalnya, kalaupun sinyal-sinyal masa depan yang ditangkap Mama lauren itu benar, penafsiran atas sinyal itu secara akurat sangat sulit (data valid, penafsiran Mama Lauren lah yang bias). Hanya orang-orang tertentu seperti misalnya Nabi Yusuf dan Nabi Khaidir saja yang tingkat keakuratannya tinggi.
Efek Forer
Kenapa sih, walaupun keakuratannya rendah banyak orang masih juga senang dengan ramalan bintang (juga ramalan para peramal)? Ternyata karena ’persepsi bahwa ramalan tersebut jitu’ ternyata cukup tinggi.
Seorang dosen psikologi bernama Bertram R. Forer membuat percobaan terhadap para mahasiswanya. Mereka diberi kuesioner yang harus diisi untuk evaluasi terhadap kepribadian para mahasiswa. Beberapa lama kemudian setiap mahasiswa mendapat hasil masing-masing. Selanjutnya mereka diminta memberikan penilaian atas keakuratan tes tersebut dengan skor 0 untuk tidak tepat (poor) dan 5 untuk sangat tepat (excellent). Hasilnya adalah 4,26 yang artinya tingkat keakuratan tes tersebut sangat tinggi. Yang tidak diketahui oleh para mahasiswa tersebut adalah bahwa semua analisis yang diberikan adalah sama, dan diambil dari cuplikan ramalan bintang! Analisis tersebut berisi keterangan yang ambigu (Anda extrovert, tapi terkadang introvert, Anda terlihat disiplin di luar, padahal ceroboh di dalam, dsb). Dan karena ambiguitas analisis itu, maka setiap mahasiswa melihat kecocokan dalam dirinya!
Inilah yang disebut Efek Forer. Efek ini terjadi karena 3 hal :
1. subyek meyakini bahwa hasil tersebut unik buat dia
2. subyek percaya akan kredibilitas evaluator untuk memberikan evaluasi
3. kebanyakan isi analisis adalah hal yang bagus-bagus (positive traits)
Nah itulah yang terjadi ketika seseorang takjub dengan keakuratan seorang peramal. Dia sebenarnya terkena Efek Forer!(***)
Diposting oleh indra Tgl 10.10.07
Dajjal
Label: Supranatural |Makna Dajjal adalah banyak berdusta dan menipu. Siapa pun yang banyak berdusta dan menipu, ada pengikutnya ataupun tidak, maka dia adalah Dajjal. Demikianlah yang diistilahkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang mereka. Beliau menjelaskan hal ini dalam banyak hadits seperti yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari rahimahullahu dalam dua tempat (no. 3340 dalam Kitabul Manaqib dan no. 6588 dalam Kitab Al-Fitan) dan Muslim rahimahullahu dalam dua tempat (no. 8 dalam Muqaddimah dan no. 5205 dalam Kitab Al-Fitan Wa Asyrathis Sa’ah) dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:
“Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga dua kelompok besar saling berperang dan banyak terbunuh di antara dua kelompok tersebut, yang seruan mereka adalah satu. Dan hingga dibangkitkannya para Dajjal lagi pendusta hampir 30 orang, semuanya mengaku bahwa dirinya Rasulullah, dicabutnya ilmu, banyak terjadi gempa, zaman berdekatan, fitnah menjadi muncul, banyak terjadi pembunuhan, berlimpah ruahnya harta di tengah kalian sehingga para pemilik harta bingung terhadap orang yang akan menerima shadaqahnya. Sampai dia berusaha menawarkannya kepada seseorang namun orang tersebut berkata: ‘Saya tidak membutuhkannya’; orang berlomba-lomba dalam meninggikan bangunan. Ketika seseorang lewat pada sebuah kuburan dia berkata: ‘Aduhai jika saya berada di sana’; terbitnya matahari dari sebelah barat dan apabila terbit dari sebelah barat di saat orang-orang melihatnya, mereka beriman seluruhnya (maka itulah waktu yang tidak bermanfaat keimanan bagi setiap orang yang sebelumnya dia tidak beriman atau dia tidak berbuat kebaikan dengan keimanannya).”
Dari keterangan di atas jelaslah bahwa kata Dajjal sering dipakai untuk menamai seseorang yang banyak berdusta dan banyak menipu umat. Para dedengkot kesesatan yang memproklamirkan diri sebagai nabi setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah para Dajjal. Dan bila disebutkan Dajjal secara mutlak (tanpa keterangan tambahan, red.) maka tidak ada yang tergambar dalam benak setiap orang melainkan Ad-Dajjal Al-Akbar (yang terbesar), yang akan muncul di akhir zaman sebagai tanda dekatnya hari kiamat dengan sifat-sifat yang sudah jelas sebagaimana dijelaskan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dajjal sebagai Tanda Hari Kiamat
Munculnya Dajjal merupakan salah satu tanda hari kiamat kubra (tanda-tanda yang besar). Artinya, tanda-tanda yang muncul mendekati hari kiamat dan bukan tanda yang biasa terjadi. Seperti munculnya Dajjal, turunnya ‘Isa, munculnya Ya’juj dan Ma’juj, serta terbitnya matahari dari sebelah barat. (Lihat At-Tadzkirah karya Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullahu hal. 264, Fathul Bari 13/485, dan Ikmal Mu’allim Syarah Shahih Muslim, 1/70)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberitakan akan munculnya Dajjal di dalam banyak hadits. Di antaranya yang diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim rahimahullahu (no. 5228) dari An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu:
ذَكَرَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الدَّجَّالَ ذَاتَ غَدَاةٍ فَخَفَّضَ فِيْهِ وَرَفَّعَ حَتَّى ظَنَنَّاهُ فِي طَائِفَةِ النَّخْلِ فَلَمَّا رُحْنَا إِلَيْهِ عَرَفَ ذَلِكَ فِيْنَا. فَقَالَ: مَا شَأْنُكُمْ؟ قُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ ذَكَرْتَ الدَّجَّالَ غَدَاةً فَخَفَّضْتَ فِيْهِ وَرَفَّعْتَ حَتَّى ظَنَنَّاهُ فِي طَائِفَةِ النَّخْلِ. فَقَالَ: غَيْرُ الدَّجَّالِ أَخْوَفُنِي عَلَيْكُمْ، إِنْ يَخْرُجْ وَأَنَا فِيْكُمْ فَأَنَا حَجِيْجُهُ دُوْنَكُمْ، وَإِنْ يَخْرُجْ وَلَسْتُ فِيْكُمْ فَامْرُؤٌ حَجِيْجُ نَفْسِهِ
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkisah tentang Dajjal pada pagi hari dan beliau mengangkat dan merendahkan suaranya seakan-akan kami menyangka dia (Dajjal) berada di sebagian pohon korma. Lalu kami berpaling dari sisi Rasulullah. Kemudian kami kembali kepada beliau dan beliau mengetahui hal ini, lalu beliau berkata: ‘Ada apa dengan kalian?’ Kami berkata: ‘Ya Rasulullah, engkau bercerita tentang Dajjal pada pagi hari dan engkau mengangkat serta merendahkan suara, sehingga kami menyangka bahwa dia berada di antara pepohonan korma.’ Rasulullah lantas bersabda: ‘Bukan Dajjal yang aku khawatirkan atas kalian. Dan jika dia keluar dan aku berada di tengah kalian maka akulah yang akan menyelesaikan urusannya. Dan jika dia keluar dan aku tidak berada di tengah kalian, maka setiap orang menyelesaikan urusannya masing-masing’.”
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah rahimahullahu dalam Kitabul Fitan (no. 4045) dari Hudzaifah bin Usaid Abu Suraihah radhiyallahu ‘anhu:
كُنَّا قُعُوْدًا نَتَحَدَّثُ فِي ظِلِّ غُرْفَةٍ لِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرْنَا السَّاعَةَ فَارْتَفَعَتْ أَصْوَاتُنَا فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَنْ تَكُوْنَ - أَوْ لَنْ تَقُوْمَ - السَّاعَةُ حَتَّى يَكُوْنَ قَبْلَهَا عَشْرُ آيَاتٍ طُلُوْعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَخُرُوْجُ الدَّابَّةِ وَخُرُوْجُ يَأْجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ وَالدَّجَّالُ وَعِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ وَالدُّخَانُ وَثَلاَثَةُ خُسُوْفٍ خَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ وَخَسْفٌ بِجَزِيْرَةِ الْعَرَبِ وَآخِرُ ذَلِكَ تَخْرُجُ نَارٌ مِنْ الْيَمَنِ مِنْ قَعْرِ عَدَنٍ تَسُوْقُ النَّاسَ إِلَى الْمَحْشَرِ
“Kami sedang duduk-duduk berbincang di bayang-bayang salah satu kamar Rasulullah. Kami berbincang tentang hari kiamat, dan suara kami pun menjadi meninggi. Lalu beliau bersabda: ‘Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga muncul sepuluh tanda; yaitu terbitnya matahari dari sebelah barat, munculnya Dajjal, munculnya asap, keluarnya binatang, munculnya Ya’juj dan Ma’juj, turunnya Isa putra Maryam, dan tiga khusuf (terbenam ke dalam bumi), satu di timur, satu di barat dan satu di Jazirah Arab, dan api yang keluar dari arah Yaman dari dataran terendah ‘Adn yang menggiring manusia ke tempat mahsyar’.”
Berita tentang munculnya Dajjal dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang wajib diimani dengan sifat-sifat yang telah disebutkan dengan terang dan jelas yang tidak butuh penakwilan apapun,
Sifat-sifat dan Bentuk Fisiknya
1. Seorang pemuda yang berambut keriting dan kusut masai.
Dari An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
إِنَّهُ شَابٌّ قَطَطٌ عَيْنُهُ طَافِئَةٌ كَأَنِّي أُشَبِّهُهُ بِعَبْدِ الْعُزَّى بْنِ قَطَنٍ
“Dia adalah seorang pemuda yang sangat keriting rambutnya, hilang cahaya matanya, seakan-akan aku menyerupakannya dengan Abdul ‘Uzza bin Qathan.” (HR. Muslim: 2937)
Dalam riwayat lain: “Rambutnya kusut.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
إِنَّ مِنْ بَعْدِكُمُ الْكَذَّابَ الْمُضِلَّ وَإِنَّ رَأْسَهُ مِنْ بَعْدِهِ حُبُكٌ حُبُكٌ حُبُكٌ -ثَلاَثَ مَرَّاتٍ- وَإِنَّهُ سَيَقُوْلُ: أَنَا رَبُّكُمْ؛ فَمَنْ قَالَ: لَسْتَ رَبَّنَا لَكِنَّ رَبَّنَا اللهُ عَلَيْهِ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْهِ أَنَبْنَا نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شَرِّكَ؛ لَمْ يَكُنْ لَهُ عَلَيْهِ سُلْطَانٌ
“Nanti akan ada pendusta yang menyesatkan, rambut di belakangnya hubukun (keriting seperti terjalin/dipintal) –beliau ucapkan tiga kali–. Dia akan berkata: ‘Aku adalah Rabb kalian’. Barangsiapa yang berkata: ‘Engkau bukan Rabb kami. Rabb kami adalah Allah, kepada-Nyalah kami bertawakal dan kepada-Nyalah kami kembali. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatanmu’, niscaya Dajjal tak mampu mengalahkannya.” (Ash-Shahihah no. 2808)
Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata: “Hadits ini merupakan dalil yang tegas bahwa Dajjal akbar (terbesar) adalah manusia yang punya kepala dan rambut. Bukan sesuatu yang maknawi atau kiasan dari kerusakan, sebagaimana ucapan orang-orang yang lemah imannya….” (Silsilah Ahadits Shahihah, 6/2, pada penjelasan hadits no. 2808)
2. Matanya
Dia adalah seorang yang buta sebelah, sedangkan Rabb kalian tidaklah demikian. Masalah ini diriwayatkan dalam hadits yang mutawatir, diriwayatkan oleh lebih dari sepuluh orang sahabat. Di antaranya:
- Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma:
قَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي النَّاسِ فَأَثْنَى عَلَى اللهِ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ ثُمَّ ذَكَرَ الدَّجَّالَ فَقَالَ: إِنِّي أُنْذِرُكُمُوْهُ وَمَا مِنْ نَبِيٍّ إِلاَّ قَدْ أَنْذَرَهُ قَوْمَهُ، لَقَدْ أَنْذَرَهُ نُوْحٌ قَوْمَهُ وَلَكِنْ سَأَقُوْلُ لَكُمْ فِيْهِ قَوْلاً لَمْ يَقُلْهُ نَبِيٌّ لِقَوْمِهِ، تَعْلَمُوْنَ أَنَّهُ أَعْوَرُ وَأَنَّ اللهَ لَيْسَ بِأَعْوَرَ
Rasulullah berdiri di hadapan manusia, menyanjung Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sanjungan yang merupakan hak-Nya, kemudian menyebut Dajjal dan berkata: “Aku memperingatkan kalian darinya, tidaklah ada seorang nabi kecuali pasti akan memperingatkan kaumnya tentang Dajjal. Nuh ‘alaihissalam telah memperingatkan kaumnya. Akan tetapi aku akan sampaikan kepada kalian satu ucapan yang belum disampaikan para nabi kepada kaumnya. Ketahuilah dia itu buta sebelah, adapun Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah demikian.” (HR. Ahmad, Al-Bukhari, Muslim no. 2930)
- Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
إِنَّ الْمَسِيْحَ الدَّجَّالَ أَعْوَرُ عَيْنِ الْيُمْنَى كَأَنَّ عَيْنَهُ عِنَبَةٌ طَافِيَةٌ
“Sesungguhnya Dajjal buta matanya yang kanan, matanya seperti anggur yang menonjol.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim no. 2932)
- Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
أَلاَ أُحَدِّثُكُمْ حَدِيْثًا عَنْ الدَّجَّالِ مَا حَدَّثَ بِهِ نَبِيٌّ قَوْمَهُ؛ إِنَّهُ أَعْوَرُ وَإِنَّهُ يَجِيْءُ مَعَهُ بِمِثَالِ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ فَالَّتِي يَقُوْلُ إِنَّهَا الْجَنَّةُ هِيَ النَّارُ وَإِنِّي أُنْذِرُكُمْ كَمَا أَنْذَرَ بِهِ نُوْحٌ قَوْمَهُ
“Maukah aku sampaikan kepada kalian tentang Dajjal yang telah disampaikan oleh seorang nabi kepada kaumnya? Dia buta sebelah, membawa sesuatu seperti surga dan neraka. Yang dia katakan surga pada hakikatnya adalah neraka, aku peringatkan kepada kalian sebagaimana Nabi Nuh ‘alaihissalam memperingatkan kaumnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim no. 2936)
Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
هُوَ أَعْوَرُ هِجَانٌ كَأَنَّ رَأْسَهُ أَصَلَةٌ، أَشْبَهُ رِجَالِكُمْ بِهِ عَبْدُ الْعُزَّى بْنُ قَطَنٍ فَإِمَّا هَلَكَ الْهُلَّكُ فَإِنَّ رَبَّكُمْ عَزَّ وَجَلَّ لَيْسَ بِأَعْوَرَ
“Dajjal matanya buta sebelah, kulitnya putih.” (Dalam satu riwayat): “Kulitnya putih seperti keledai putih. Kepalanya kecil dan banyak gerak, mirip dengan Abdul ‘Uzza bin Qathan. Jika ada orang-orang yang binasa (mengikuti fitnahnya), ketahuilah Rabb kalian tidaklah buta sebelah.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban, Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata: Sanadnya shahih menurut syarat Muslim, Ash-Shahihah, no. 1193)
Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata: “Hadits ini menunjukkan Dajjal akbar adalah manusia yang mempunyai sifat seperti manusia. Apalagi Rasulullah menyerupakannya dengan Abdul ‘Uzza bin Qathan, seorang shahabat. Hadits ini satu dari sekian banyak dalil yang membatilkan takwil sebagian orang yang menyatakan Dajjal bukanlah sosok fisik, tapi rumuz (simbol) kemajuan Eropa berikut kemegahan serta fitnahnya. (Yang haq) Dajjal adalah manusia, fitnahnya lebih besar dari fitnah Eropa sebagaimana banyak diterangkan dalam banyak hadits.” (Ash-Shahihah, 3/191)
3.Tulisan di antara Kedua Matanya
Tertulis di antara kedua matanya ك ف ر yang bisa dibaca oleh mukmin yang bisa baca tulis ataupun tidak. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
مَا مِنْ نَبِيٍّ إِلاَّ وَقَدْ أَنْذَرَ أُمَّتَهُ اْلأَعْوَرَ الْكَذَّابَ أَلاَ إِنَّهُ أَعْوَرُ وَإِنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ وَمَكْتُوْبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ك ف ر
“Tidak ada seorang nabi pun kecuali memperingatkan umatnya dari Dajjal. Dia buta, pendusta. Ketahuilah dia buta, adapun Rabb kalian tidaklah demikian. Tertulis di antara dua mata Dajjal :ك ف ر -yakni: kafir.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim no. 2933)
Dari ‘Umar bin Tsabit Al-Anshari rahimahullah, beliau mendapatkan berita dari sebagian shahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya pada suatu hari beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata memperingatkan manusia dari Dajjal:
إِنَّهُ مَكْتُوْبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ كَافِرٌ يَقْرَؤُهُ مَنْ كَرِهَ عَمَلَهُ أَوْ يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ
“Sesungguhnya tertulis di antara dua matanya ك ف ر, akan bisa membacanya orang yang membenci amalannya -atau akan membacanya semua mukmin.” (HR. Muslim)
Dalam satu riwayat dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu:
يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ كَاتِبٍ وَغَيْرِ كَاتِبٍ
“Akan bisa membacanya semua mukmin yang bisa menulis ataupun tidak.” (HR. Muslim, 2934/105)
Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata: “Yang benar dan ini adalah ucapan para ulama muhaqqiqin: Tulisan (yang ada di antara kedua mata Dajjal, -pen.) adalah hakiki adanya sesuai dzahirnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala jadikan sebagai tanda di antara sekian tanda kekufuran, kedustaan, dan kebatilannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala tampakkan kepada seluruh mukmin yang bisa baca tulis ataupun tidak, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala sembunyikan (tanda tersebut) dari orang yang diinginkan kesesatannya dan terkena fitnahnya.” (Syarh Muslim, 9/294)
Pengikut Dajjal
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
يَتْبَعُ الدَّجَّالَ مِنْ يَهُوْدِ أَصْبَهَانَ سَبْعُوْنَ أَلْفًا عَلَيْهِمْ الطَّيَالِسَةُ
“Akan mengikuti Dajjal dari kaum Yahudi Ashbahan (sebuah kota di Iran) 70.000 orang, (tanda) mereka memakai thayalisah (sejenis kain yang dipakai di pundak).” (HR. Muslim no. 2944)
Pengikut Dajjal adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang yang jahat. Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha:
دَخَلَ عَلَيَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا أَبْكِي، فَقَالَ لِي: مَا يُبْكِيْكِ؟ قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، ذَكَرْتُ الدَّجَّالَ فَبَكَيْتُ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنْ يَخْرُجِ الدَّجَّالُ وَأَنَا حَيٌّ كَفَيْتُكُمُوْهُ، وَإِنْ يَخْرُجِ الدَّجَّالُ بَعْدِي فَإِنَّ رَبَّكُمْ عَزَّ وَجَلَّ لَيْسَ بِأَعْوَرَ وَإِنَّهُ يَخْرُجُ فِي يَهُوْدِيَّةِ أَصْبَهَانَ حَتَّى يَأْتِيَ الْمَدِيْنَةَ فَيَنْزِلَ نَاحِيَتَهَا وَلَهَا يَوْمَئِذٍ سَبْعَةُ أَبْوَابٍ عَلَى كُلِّ نَقْبٍ مِنْهَا مَلَكَانِ، فَيَخْرُجَ إِلَيْهِ شِرَارُ أَهْلِهَا
“Rasulullah masuk ke kamarku dalam keadaan aku sedang menangis. Beliau berkata kepadaku: ‘Apa yang membuatmu menangis?’ Aku menjawab: ‘Saya mengingat perkara Dajjal maka aku pun menangis.’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: ‘Jika dia keluar sedang aku masih berada di antara kalian niscaya aku akan mencukupi (melindungi) kalian. Jika dia keluar setelah aku mati maka ketahuilah Rabb kalian tidak buta sebelah. Dajjal keluar bersama orang-orang Yahudi Ashbahan hingga datang ke Madinah dan berhenti di salah satu sudut Madinah. Madinah ketika itu memiliki tujuh pintu, setiap celahnya ada dua malaikat yang berjaga. Maka keluarlah orang-orang jahat dari Madinah mendatangi Dajjal ….” (HR. Ahmad, Abdullah bin Ahmad, Ibnu Hibban. Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata: Sanadnya shahih)
Dalam sebuah hadits disebutkan juga bahwa Dajjal akan muncul di tengah-tengah pasukan Khawarij.
يَنْشَأُ نَشْءٌ يَقْرَؤُوْنَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ، كُلَّمَا خَرَجَ قَرْنٌ قُطِعَ حَتَّى خَرَجَ فِي عِرَاضِهِمُ الدَّجَّالُ
“Akan muncul sekelompok pemuda yang (pandai) membaca Al-Qur`an tapi tidak melewati tenggorokan mereka. Setiap kali keluar sekelompok mereka, maka akan tertumpas sehingga muncul Dajjal di tengah-tengah mereka.” (HR. Ibnu Majah no. 174, lihat Ash-Shahihah no. 2455)
Macam-macam Fitnahnya
Fitnah yang dilakukan Dajjal banyak sekali, di antaranya:
1. Bersamanya ada surganya dan nerakanya.
Dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
الدَّجَّالُ أَعْوَرُ الْعَيْنِ الْيُسْرَى جُفَالُ الشَّعْرِ مَعَهُ جَنَّةٌ وَنَارٌ فَنَارُهُ جَنَّةٌ وَجَنَّتُهُ نَارٌ
“Dajjal cacat matanya yang kiri1, keriting rambutnya, bersamanya surga dan nerakanya. Nerakanya adalah surga dan surganya adalah neraka.” (HR. Muslim, no. 2934)
2. Membunuh satu jiwa kemudian menghidupkannya kembali.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
فَيَخْرُجُ إِلَيْهِ يَوْمَئِذٍ رَجُلٌ هُوَ خَيْرُ النَّاسِ أَوْ مِنْ خَيْرِ النَّاسِ فَيَقُوْلُ لَهُ: أَشْهَدُ أَنَّكَ الدَّجَّالُ الَّذِي حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدِيْثَهُ. فَيَقُوْلُ الدَّجَّالُ: أَرَأَيْتُمْ إِنْ قَتَلْتُ هَذَا ثُمَّ أَحْيَيْتُهُ أَتَشُكُّوْنَ فِي اْلأَمْرِ؟ فَيَقُوْلُوْنَ: لاَ. قَالَ: فَيَقْتُلُهُ ثُمَّ يُحْيِيْهِ...
“Keluarlah pada hari itu seorang yang terbaik atau di antara orang terbaik. Dia berkata: ‘Aku bersaksi engkau adalah Dajjal yang telah disampaikan kepada kami oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.’ Dajjal berkata (kepada pengikutnya): ‘Apa pendapat kalian jika aku bunuh dia dan aku hidupkan kembali apakah kalian masih ragu kepadaku?’ Mereka berkata: ‘Tidak.’ Maka Dajjal membunuhnya dan menghidupkannya kembali….” (HR. Muslim no. 2938)
3. Menggergaji seseorang kemudian membangkitkannya kembali. (HR. Muslim, 2938/113)
Diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim rahimahullahu dari sahabat Abu Sai’d Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu (no. 2938) berkata:
حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا حَدِيْثًا طَوِيْلاً عَنِ الدَّجَّالِ فَكَانَ فِيْمَا حَدَّثَنَا قَالَ: يَأْتِي وَهُوَ مُحَرَّمٌ عَلَيْهِ أَنْ يَدْخُلَ نِقَابَ الْمَدِيْنَةِ فَيَنْتَهِي إِلَى بَعْضِ السِّبَاخِ الَّتِي تَلِي الْمَدِيْنَةَ فَيَخْرُجُ إِلَيْهِ يَوْمَئِذٍ رَجُلٌ هُوَ خَيْرُ النَّاسِ أَوْ مِنْ خَيْرِ النَّاسِ فَيَقُوْلُ لَهُ: أَشْهَدُ أَنَّكَ الدَّجَّالُ الَّذِي حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدِيْثَهُ. فَيَقُوْلُ الدَّجَّالُ: أَرَأَيْتُمْ إِنْ قَتَلْتُ هَذَا ثُمَّ أَحْيَيْتُهُ أَتَشُكُّوْنَ فِي اْلأَمْرِ؟ فَيَقُوْلُوْنَ: لاَ. قَالَ: فَيَقْتُلُهُ ثُمَّ يُحْيِيْهِ فَيَقُوْلُ حِيْنَ يُحْيِيْهِ: وَاللهِ مَا كُنْتُ فِيْكَ قَطُّ أَشَدَّ بَصِيْرَةً مِنِّي اْلآنَ. قَالَ: فَيُرِيْدُ الدَّجَّالُ أَنْ يَقْتُلَهُ فَلاَ يُسَلَّطُ عَلَيْهِ
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan kepada kami sebuah hadits yang panjang tentang Dajjal pada suatu hari. Di antara apa yang beliau sampaikan adalah: “Dajjal datang dan dia diharamkan untuk masuk ke kota Madinah, maka dia berakhir di daerah yang tanahnya bergaram yang berada di sekitar Madinah. Maka keluarlah kepadanya seorang yang paling baik dan dia berkata: ‘Aku bersaksi bahwa kamu adalah Dajjal yang telah diceritakan oleh Rasulullah.’ Lalu Dajjal berkata (kepada pengikutnya): ‘Bagaimana jika aku membunuh orang ini kemudian menghidupkannya, apakah kalian masih tetap ragu tentang urusanku?’ Mereka berkata: ‘Tidak.’ Dia pun membunuhnya kemudian menghidupkannya. Orang yang baik itu berkata setelah dihidupkan: ‘Demi Allah, aku semakin yakin tentang dirimu.’ Rasulullah berkata: ‘Lalu Dajjal ingin membunuhnya lagi namun dia tidak sanggup melakukannya’.”
4. Memerintahkan langit untuk menurunkan hujan lalu turunlah hujan.
Dari An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
فَيَأْتِي عَلَى الْقَوْمِ فَيَدْعُوْهُمْ فَيُؤْمِنُوْنَ بِهِ وَيَسْتَجِيْبُوْنَ لَهُ فَيَأْمُرُ السَّمَاءَ فَتُمْطِرُ وَاْلأَرْضَ فَتُنْبِتُ
“…Dia datang kepada satu kaum mendakwahi mereka. Merekapun beriman kepadanya, menerima dakwahnya. Maka Dajjal memerintahkan langit untuk hujan dan memerintahkan bumi untuk menumbuhkan tanaman, maka turunlah hujan dan tumbuhlah tanaman….” (HR. Muslim no. 2937)
Adapun kaum yang tidak beriman dan tidak menerima dakwah Dajjal, tidak ada sedikit harta pun tersisa pada mereka.
5. Akan diikuti perbendaharaan harta.
Dalam hadits An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu disebutkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
وَيَمُرُّ بِالْخَرِبَةِ فَيَقُوْلُ لَهَا: أَخْرِجِي كُنُوْزَكِ. فَتَتْبَعُهُ كُنُوْزُهَا كَيَعَاسِيْبِ النَّحْلِ
“…Dia mendatangi reruntuhan dan berkata: ‘Keluarkanlah perbendaharaanmu.’ Maka keluarlah perbendaharaannya mengikuti Dajjal seperti sekelompok lebah.” (HR. Muslim no. 2937)
6. Bersamanya air, sungai, dan gunung roti, api, dan air.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَإِنَّهُ مَعَهُ جَنَّةٌ وَنَارٌ وَنَهْرٌ وَمَاءٌ وَجَبَلُ خُبْزٍ وَإِنَّ جَنَّتَهُ نَارٌ وَنَارَهُ جَنَّةٌ
“...Sesungguhnya bersama dia ada surga dan nerakanya, sungai dan air, serta gunung roti. Sesungguhnya surganya Dajjal adalah neraka dan nerakanya Dajjal adalah surga.” (HR. Ahmad. Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata: sanadnya shahih. Lihat Qishshatu Masihid Dajjal)
Dari ‘Uqbah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata tentang Dajjal:
إِنَّ الدَّجَّالَ يَخْرُجُ وَإِنَّ مَعَهُ مَاءً وَنَارًا فَأَمَّا الَّذِي يَرَاهُ النَّاسُ مَاءً فَنَارٌ تُحْرِقُ وَأَمَّا الَّذِي يَرَاهُ النَّاسُ نَارًا فَمَاءٌ بَارِدٌ عَذْبٌ، فَمَنْ أَدْرَكَ ذَلِكَ مِنْكُمْ فَلْيَقَعْ فِي الَّذِي يَرَاهُ نَارًا فَإِنَّهُ مَاءٌ عَذْبٌ طَيِّبٌ
“Sungguh Dajjal akan keluar dan bersamanya ada air dan api. Apa yang dilihat manusia air sebenarnya adalah api yang membakar. Apa yang dilihat manusia api sesungguhnya adalah air minum dingin yang segar. Barangsiapa di antara kalian yang mendapatinya hendaknya memilih yang dilihatnya api, karena itu adalah air segar yang baik.” (HR. Muslim no. 2935)
Dajjal adalah dari Bani Adam, Bukan Lambang Kejahatan dan Kerusakan
Termasuk benarnya keimanan seorang hamba kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya yaitu mengimani bahwa Dajjal adalah dari Bani Adam, dan bukan sebuah lambang kejahatan dan lambang khurafat, seperti yang telah dikatakan oleh Muhammad Abduh dalam kitab tafsirnya Al-Manar (3/317), lalu diikuti oleh Abu ‘Ubayyah yang mengatakan bahwa Dajjal adalah sebuah lambang dari kejahatan dan bukan salah seorang Bani Adam. (Asyrathus Sa’ah, hal. 316)
Penakwilan ini termasuk sikap memalingkan makna lahiriah (tekstual) nash-nash.
Asal Dajjal dari Bani Adam telah dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam banyak hadits. Dari penjelasan nash tersebut tidaklah masuk akal bila dimaknakan kepada sebuah lambang. Coba perhatikan hadits di bawah ini yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari rahimahullahu (no. 6484) dan Al-Imam Muslim rahimahullahu (no. 246) dari sahabat Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma:
ذَكَرَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا بَيْنَ ظَهْرَانَيِ النَّاسِ الْمَسِيْحَ الدَّجَّالَ، فَقَالَ: إِنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَيْسَ بِأَعْوَرَ أَلاَ إِنَّ الْمَسِيْحَ الدَّجَّالَ أَعْوَرُ عَيْنِ الْيُمْنَى كَأَنَّ عَيْنَهُ عِنَبَةٌ طَافِيَةٌ. قَالَ: وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَرَانِي اللَّيْلَةَ فِي الْمَنَامِ عِنْدَ الْكَعْبَةِ فَإِذَا رَجُلٌ آدَمُ كَأَحْسَنِ مَا تَرَى مِنْ أُدْمِ الرِّجَالِ تَضْرِبُ لِمَّتُهُ بَيْنَ مَنْكِبَيْهِ، رَجِلُ الشَّعْرِ يَقْطُرُ رَأْسُهُ مَاءً، وَاضِعًا يَدَيْهِ عَلَى مَنْكِبَيْ رَجُلَيْنِ وَهُوَ بَيْنَهُمَا يَطُوْفُ بِالْبَيْتِ فَقُلْتُ: مَنْ هَذَا؟ فَقَالُوا: الْمَسِيْحُ ابْنُ مَرْيَمَ. وَرَأَيْتُ وَرَاءَهُ رَجُلاً جَعْدًا قَطَطًا أَعْوَرَ عَيْنِ الْيُمْنَى كَأَشْبَهِ مَنْ رَأَيْتُ مِنْ النَّاسِ بِابْنِ قَطَنٍ، وَاضِعًا يَدَيْهِ عَلَى مَنْكِبَيْ رَجُلَيْنِ يَطُوْفُ بِالْبَيْتِ. فَقُلْتُ: مَنْ هَذَا؟ قَالُوا: هَذَا الْمَسِيْحُ الدَّجَّالُ
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan pada suatu hari di tengah keramaian tentang Al-Masih Ad-Dajjal. Beliau berkata: “Sesungguhnya Allah tidak buta sebelah, dan ketahuilah Al-Masih Ad-Dajjal adalah buta mata sebelah kanannya, seperti buah anggur yang menonjol.” Ibnu ‘Umar berkata: “Rasulullah bersabda: ‘Diperlihatkan dalam mimpiku pada suatu malam ketika aku berada di Ka’bah, kemunculan secara tiba-tiba seseorang dari Bani Adam yang terlihat sangat bagus, berkulit sawo matang dari Bani Adam, rambutnya tersisir di antara kedua pundaknya, dalam keadaan meletakkan kedua tangannya di atas dua pundak dua lelaki dan dia melaksanakan thawaf di antara keduanya aku berkata: ‘Siapa ini?’ Mereka berkata: ‘Al-Masih bin Maryam.’ Dan aku melihat di belakangnya ada seseorang yang sangat keriting rambutnya dan buta matanya sebelah kanan dan serupa dengan Ibnu Qathan. Dia meletakkan tangannya di atas pundak dua laki-laki dan thawaf di Ka’bah. Lalu aku berkata: ‘Siapa ini?’ Mereka menjawab: ‘Ini adalah Al-Masih Ad-Dajjal’.”
Kenapa Tidak Disebutkan Dajjal Di dalam Al-Qur`an dengan Jelas Sebagaimana dalam Hadits-hadits?
Mungkin orang-orang akan bertanya kenapa tidak disebutkan di dalam Al-Qur`an dengan jelas tentang Dajjal sebagaimana disebutkan di dalam hadits-hadits? Padahal perkara Dajjal tidaklah jauh lebih besar dari perkara Ya’juj dan Ma’juj, sementara urusan Ya’juj dan Ma’juj disebutkan di dalam Al-Qur`an?
Telah disebutkan alasannya oleh para ulama dalam banyak pendapat. Di antaranya:
1. Penyebutan Dajjal di dalam Al-Qur`an termasuk dalam kandungan ayat:
هَلْ يَنْظُرُوْنَ إِلاَّ أَنْ تَأْتِيَهُمُ الْمَلاَئِكَةُ أَوْ يَأْتِيَ رَبُّكَ أَوْ يَأْتِيَ بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ لاَ يَنْفَعُ نَفْسًا إِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيْمَانِهَا خَيْرًا قُلِ انْتَظِرُوا إِنَّا مُنْتَظِرُوْنَ
“Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka) atau kedatangan (siksa) Rabbmu atau kedatangan beberapa ayat Rabbmu. Pada hari datangnya ayat dari Rabbmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: ‘Tunggulah olehmu, sesungguhnya kamipun menunggu (pula)’.” (Al-An’am: 158)
Yang dimaksud dengan ‘tanda-tanda Rabbmu’ dalam ayat ini adalah munculnya Dajjal, terbitnya matahari dari sebelah barat, dan munculnya daabbah (binatang). Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan di dalam sebuah sabdanya:
ثَلاَثَةٌ إِذَا خَرَجْنَ لَمْ يَنْفَعْ نَفْسًا إِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ: الدَّجَّالُ وَالدَّابَّةُ وَطُلُوْعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا
“Tiga hal apabila telah muncul (terjadi) maka tiada bermanfaat lagi sebuah keimanan bagi seorang jiwa yang belum beriman (sebelumnya): Dajjal, daabbah, dan terbitnya matahari dari arah barat.”
2. Al-Qur`an menyebutkan akan turunnya Nabi ‘Isa ‘alaihissalam dan dialah yang akan membunuh Dajjal. Maka dengan menyebutkan Masihil Huda (Nabi ‘Isa ‘alaihissalam) sudah cukup dari penyebutan Masihidh Dhalal (Dajjal). Dan kebiasaan orang Arab adalah mencukupkan diri dengan menyebutkan salah satu yang berlawanan.
3. Bahwa munculnya Dajjal disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam firman-Nya:
لَخَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ أَكْبَرُ مِنْ خَلْقِ النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُوْنَ
“Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Al-Mu`min: 57)
Yang dimaksud kata “manusia” di dalam ayat ini adalah Dajjal. Dalam istilah kaidah bahasa termasuk dalam bab penyebutan secara umum sedangkan yang dimaksud adalah khusus, yaitu Dajjal. Abu ‘Aliyah berkata: “Artinya lebih besar dari penciptaan Dajjal yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi.” (Tafsir Al-Qurthubi, 15/325)
Dan Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullahu berkata: “Ini, kalau memang benar, adalah sebaik-baik jawaban. Dan ini termasuk perkara-perkara yang ditugaskan kepada Rasul-Nya untuk dijelaskan. Dan ilmunya ada di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (Fathul Bari, 13/92)
4. Al-Qur`an tidak menyebutkan Dajjal sebagai bentuk penghinaan terhadapnya. Di mana dia menobatkan dirinya sebagai Tuhan, padahal dia adalah manusia. Tentu sikapnya ini menafikan kemahaagungan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kemahasempurnaan-Nya serta kesucian-Nya dari sifat-sifat kekurangan. Oleh karena itu, urusan Dajjal di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah sangat hina dan kecil untuk disebutkan.
Jika demikian, mengapa tentang Fir’aun yang mengaku sebagai Tuhan disebutkan di dalam Al-Qur`an? Jawabannya adalah: “Perkara Fir’aun telah selesai dan habis masanya, dan disebutkan sebagai peringatan bagi manusia. Adapun urusan Dajjal, akan muncul di akhir zaman sebagai ujian bagi manusia.”
Dan terkadang, sesuatu itu tidak disebutkan karena jelas dan nyata perkaranya.
Inilah beberapa pendapat dari jawaban dan alasan ulama tentang mengapa tidak disebutkan permasalahan Dajjal di dalam Al-Qur`an. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu wajar bila muncul, karenanya Ibnu Hajar rahimahullahu menjelaskan: “Pertanyaan tentang tidak disebutkannya Dajjal di dalam Al-Qur`an akan terus muncul. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan perkara Ya`juj dan Ma`juj, sementara fitnah mereka sama dengan fitnahnya Dajjal.” (Fathul Bari, 13/91-92)
Pengarang kitab Asyrathus Sa’ah menguatkan pendapat yang pertama yaitu Dajjal telah disebutkan di dalam Al-Qur`an sebagaimana kandungan ayat dalam surat Al-An’am di atas secara global, dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam diamanatkan untuk menjelaskannya (secara rinci). (Asyrathus Sa’ah, hal. 333)
Kiat-Kiat Terhindar dari Fitnah Dajjal
Sebagaimana dalam pembahasan di atas sangat jelas bahwa fitnah Dajjal amat sangat berat dan besar sehingga tidaklah heran jika Dajjal memiliki banyak pengikut. Dan pengikut Dajjal yang terbanyak adalah dari kalangan Yahudi, orang ajam (orang-orang non Arab), bangsa Turki, orang-orang A’rabi (orang Badui yang dikuasai kejahilan), dan kaum wanita. Hal ini telah dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti sabda beliau:
يَتْبَعُ الدَّجَّالَ مِنْ يَهُوْدِ أَصْبَهَانَ سَبْعُوْنَ أَلْفًا عَلَيْهِمُ الطَّيَالِسَةُ
“Yang akan mengikuti Dajjal adalah Yahudi Ashbahan dan 70.000 dari mereka memakai pakaian yang tebal dan bergaris.” (HR. Muslim no. 5237 dari sahabat Anas radhiyallahu ‘anhu)
Dalam riwayat Al-Imam Ahmad rahimahullahu no. 11290 disebutkan: “70.000 dari mereka memakai mahkota.”
Begitu juga dari kaum ‘ajam, telah dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam riwayat Al-Bukhari (no. 3323) dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
Adapun bangsa Turki disebutkan oleh Ibnu Katsir rahimahullahu: “Yang nampak, wallahu ‘alam, yang dimaksud dengan orang-orang Turki adalah para pembela Dajjal.” (An-Nihayah 1/117)
Tentang keadaan orang-orang Badui sebagai pengikut Dajjal terbanyak disebabkan kejahilan menguasai mereka, sebagaimana dalam riwayat Muslim rahimahullahu dari sahabat Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu.
Adapun kebanyakan pengikut mereka dari kaum wanita karena keadaan mereka lebih jelek dari kaum Badui, karena cepatnya mereka terpengaruh dan mereka dikuasai kejahilan, sebagaimana dalam riwayat Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma yang diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad rahimahullahu dan dishahihkan sanadnya oleh Ahmad Syakir rahimahullahu.
Kalaulah demikian besar fitnahnya dan banyak yang mengikutinya, maka sudah barang tentu kita harus berusaha menyelamatkan diri dari fitnahnya. Dan inilah beberapa kiat untuk menyelamatkan diri dari fitnah-fitnah Dajjal.
Pertama: Berpegang teguh dengan Islam dan bersenjatakan iman serta mengetahui nama-nama Allah Subhanahu wa Ta’ala dan sifat-sifat-Nya yang mulia yang tidak ada seorangpun menyamai-Nya dalam masalah ini. Diketahui bahwa Dajjal adalah manusia biasa yang makan dan minum, dan Maha Suci Allah dari hal itu. Dajjal buta sebelah sementara Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak demikian. Dan tidak ada seorang pun bisa melihat Allah Subhanahu wa Ta’ala sampai mati, sementara Dajjal dilihat ketika keluarnya baik oleh orang-orang kafir atau mukmin.
Kedua: Berlindung dari fitnah Dajjal, terlebih ketika shalat sebagaimana yang banyak diriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ketiga: Membaca sepuluh ayat dari surat Al-Kahfi baik awal ataupun akhirnya di hadapan Dajjal, sebagaimana yang telah disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Keempat: Lari dari Dajjal dan mencari tempat perlindungan, seperti kota Makkah dan Madinah. Karena keduanya adalah tempat yang tidak akan dimasuki oleh Dajjal, sebagaimana disebutkan dalam riwayat Al-Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Al-Hakim dari sahabat ‘Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhu dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu di dalam kitab Shahih Al-Jami’us Shagir (5/303 no. 6177).
Wallahu alam.****
Diposting oleh indra Tgl 10.10.07
Tanda Qiamat berdasarkan SURAT AL KAHFI
Label: Supranatural |Banyak hadits nabi menghubungkan Surat Al Kahfi dengan Hari Akhir. Sebagian hal ini disampaikan di bawah ini:
Diriwayatkan oleh An-Nawwas ibn Sam’an:
‘Dia, yang hidup dan melihatnya (Dajjal) harus membacakan di depannya ayat-ayat pembukaan Surat Al Kahfi. (HR Muslim)
Diriwayatkan oleh Abu Umamah al-Bahili:
Barangsiapa memasuki nerakanya (Dajjal), mintalah pertolongan Allah dan bacakan ayat pembukaan Surat Al Kahfi, dan hal ini akan mendinginkan dan mendamaikannya, seperti api menjadi dingin terhadap Ibrahim. (HR Ibnu Katsir)
Tanda-tanda dan rahasia Hari Akhir
Satu alasan mengapa Rasulullah SAW menganjurkan orang-orang beriman membaca Surat Al Kahfi adalah karena surat ini berisi isyarat penting mengenai Hari Akhir, seperti berbagai hal yang dibutuhkan untuk bertahan dan memerangi Dajjal, dan gerakan-gerakan anti-agama yang menimbulkan berbagai kejahatan atas kemanusiaan, yang ingin disebarkan oleh Dajjal ke seluruh dunia. Surat Al Kahfi ini juga berisi berbagai pelajaran bagi kaum Muslimin. Anjuran Rasulullah SAW untuk menghapalkan dan membaca surat ini dengan penuh perhatian adalah suatu isyarat kuat tentang hal ini. Seperti kita akan lihat di seluruh bab ini, pengalaman Ashabul Kahfi yang tinggal di sebuah masyarakat yang kafir, pelajaran bahwa Musa AS belajar dari Khidr, dan pemerintahan di atas dunia yang didirikan oleh Dzulkarnain AS agar dapat menyebarkan nilai-nilai Islam, adalah perkara-perkara yang perlu direnungkan oleh orang-orang beriman.
Keadaan Ashabul Kahfi yang luar biasa
Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan? (Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu, mereka berdoa, “Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)” (QS Al Kahfi: 9-10)
Kedua ayat ini menyinggung keadaan para pemuda yang luar biasa itu. Dari cerita tersebut, kita melihat pengalaman mereka sebagai sesuatu yang gaib dan tidak lazim. Seluruh kehidupan mereka penuh dengan kejadian yang menakjubkan. Keadaan ini merupakan pokok permasalahan hadits Nabi SAW yang menghubungkan antara tanda-tanda ini dengan Hari Akhir. Ini mengisyaratkan bahwa orang-orang yang hidup di Masa Akhir dapat mengalami berbagai pengalaman supernatural.
Dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur; dan Kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan (diri) dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi dengan ketakutan terhadap mereka (QS Al Kahfi: 18)
Ayat kesepuluh menjelaskan kepada kita bahwa para pemuda tersebut mencari tempat perlindungan di gua dari pemerintahan zalim yang tengah berkuasa. Pemerintahan tersebut menyebabkan mereka tidak mungkin mengungkapkan pandangan mereka, menjelaskan kebenaran, dan menyerukan agama Allah. Oleh karena itu, mereka menjauhkan diri mereka dari masyarakat.
Akan tetapi, hal ini seharusnya tidak dipahami sebagai kurun waktu tanpa kerja yang jauh dari masyarakat, karena mereka mengungsi ke sana sambil memohon rahmat dan bantuan Allah. Mereka juga berupaya memperbaiki dan mengembangkan diri mereka sendiri. Kaum Muslimin di Hari Akhir yang berada di bawah rezim yang menindas akan menyembunyikan diri dan berharap kepada Allah untuk memberikan rahmat-Nya atas mereka, dan juga memudahkan kehidupan dan perjuangan mereka atas gerakan-gerakan anti-agama.
Tersembunyinya mereka selama beberapa waktu
Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu, kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara kedua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa lamanya mereka tinggal (dalam gua itu) (QS Al Kahfi: 11-12)
Alasan ditidurkannya Ashabul Kahfi adalah penyerahan diri terhadap takdir dan kedamaian, karena Allah, Yang telah menciptakan alam semesta tanpa sia-sia, mengatur segala sesuatu de,o kemaslahatan umat Islam. Di masa kini, sebagian umat Islam telah mengambil pendirian yang sama secara spiritual. Dengan cara ini, mereka tidak disimpangkan oleh paham materialis yang berupaya menjauhkan masyarakat dari iman mereka, dan juga tidak tersentuh oleh kekerasan yang diarahkan oleh paham-paham ini. Oleh karena itu, mereka dapat terus hidup menurut Al Qur'an tanpa dipengaruhi oleh kehancuran akhlak, kekejaman, dan kekacauan yang ada di sekitarnya. Ashabul Kahfi tetap tersembunyi selama beberapa waktu dan Allah membangkitkan mereka pada waktu yang ditentukan-Nya.
Mereka memproklamirkan agama Allah kepada masyarakat
Kaum kami ini telah menjadikan selain Dia sebagai tuhan-tuhan (untuk disembah). Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang terang (tentang kepercayaan mereka?) Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah? (QS Al Kahfi: 15)
Seperti yang dinyatakan oleh ayat ini, kelompok ini menyeru orang-orang musyrik agar kembali ke agama yang benar, mengajak mereka menuju agama Allah, meminta mereka agar berhenti mempersekutukan Allah dengan yang lain, dan meminta mereka mengajukan bukti-bukti atas penolakan mereka tersebut. Ketika mereka tidak dapat melakukan ini, Ashabul Kahfi menyatakan bahwa orang-orang musyrik dari masyarakat mereka sebagai para pembohong dan pemfitnah.
Saat ini, kaum Muslimin juga menuntut pembuktian dari mereka yang menyembah selain Allah. Di Hari Akhir, akan ada kepercayaan yang mendewakan materi dan kesempatan: Darwinisme.
Darwinisme menyatakan bahwa alam semesta tidak bertujuan, terjadi begitu saja, dan hanya anggota-anggota alam yang paling menyesuaikan dirilah yang dapat bertahan hidup. Sistem anti-agama ini didasarkan pada konflik dan kekerasan. Jelas, “pernyataan kebetulan acak” yang bertanggung jawab atas segala sesuatu ini tidak lebih dari tindakan fitnah oleh para pengikut Darwinis atas Allah Yang Maha Kuasa yang telah menciptakan segala sesuatu yang ada.
Mereka menjauh sepenuhnya dari pandangan musyrik di sekitar mereka
Dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusanmu (QS Al Kahfi: 16)
Karena penindasan orang-orang musyrik, Ashabul Kahfi merasakan perlunya pemisahan secara menyeluruh. Oleh karena itu, mereka memutuskan seluruh hubungan dengan orang-orang musyrik dengan mengungsi ke gua. Selama masa itu, rahmat Allah turun kepada mereka dan Dia memudahkan segala sesuatu bagi mereka. Hal yang paling penting dari pertolongan dan dukungan-Nya adalah menghindarkan mereka dari pengaruh buruk orang-orang tak beriman.
Mereka menyembunyikan diri
Sesungguhnya jika mereka dapat mengetahui tempatmu, niscaya mereka akan melemparmu dengan batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka, dan jika demikian niscaya kamu tidak akan beruntung selama-lamanya (QS Al Kahfi: 20)
'Mereka akan melemparmu’ menjelaskan sebuah bentuk teror. Watak dasar ini dengan jelas terlihat saat ini pada orang-orang yang berada di bawah pengaruh paham-paham anti-agama. Misalnya, para teroris yang menganut paham komunisme dikendalikan oleh permusuhan mereka pada negara, dengan melempar batu-batu dan menyerang pejabatnya, maupun polisi. Serangan-serangan ini bertujuan untuk melemahkan dan melemahkan semangat mereka, sehingga kaum komunis dapat mewujudkan ide-ide anti-agama mereka dan mendirikan kekuasaan mereka di atas kekacauan dan pertentangan di negara tersebut.
Oleh karena itu, sangat mendasar bagi orang-orang yang hidup di Hari Akhir untuk melepaskan diri dari paham-paham yang berlumur darah dan kerusakan, yang tidak membawa apa pun selain kejahatan pada dunia, tidak berpihak pada orang-orang yang bersekongkol, dan tidak dipengaruhi oleh bujuk rayu paham-paham anti-agama atau hasutan mereka.
Hanya Allah dan segelintir orang yang mengetahui jumlah mereka
Nanti (ada orang yang akan) mengatakan (jumlah mereka) adalah tiga, orang yang keempat adalah anjingnya, dan (yang lain) mengatakan, “(Jumlah mereka) adalah lima orang, yang keenam adalah anjingnya,” sebagai terkaan terhadap barang yang gaib; dan (yang lain) mengatakan, “(Jumlah mereka) tujuh orang, yang kedelapan adalah anjingnya.” Katakanlah, “Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada orang yang mengetahui (bilangan) mereka, kecuali sedikit.” Karena itu janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang hal mereka, kecuali pertengkaran lahir saja, dan jangan kamu menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada seorang pun di antara mereka. (QS Al Kahfi: 22)
'Yang mengetahui mereka hanya sedikit’ juga menunjukkan bahwa hanya segelintir orang yang memiliki pengetahuan ini. Misalnya, salah satunya bisa jadi Khidr, yang kemampuannya yang menakjubkan akan kita bahas secara singkat. Juga mungkin murid-muridnyalah yang memiliki pengetahuan ini, dengan kehendak dan wahyu Allah. Al Qur’an menyebutkan bahwa Allah memfirmankan sebagian hal gaib kepada Rasul-rasul-Nya.
Perjalanan Nabi Musa AS dan muridnya ke ‘tempat bertemunya dua laut'
Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya, “Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun.” (QS Al Kahfi: 60)
Di sini ‘murid’ menunjukkan bahwa ketika melakukan sesuatu, kita seharusnya mencari bantuan dari orang-orang muda dan bekerja sama dengan mereka.
Orang-orang muda harus dimotivasi untuk menggunakan energi, gairah, kekuatan, ambisi, dan semangat mereka untuk perbuatan yang terbaik untuk meraih rahmat Allah. Beberapa ayat berbicara tentang pemuda, dan ayat berikutnya menyatakan bahwa hanya beberapa pemuda dari bangsanya yang beriman kepada Musa AS:
Maka tidak ada yang beriman kepada Musa, melainkan pemuda-pemuda dari kaumnya (Musa) dalam keadaan takut bahwa Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya akan menyiksa mereka. Sesungguhnya Fir’aun itu berbuat sewenang-wenang di muka bumi. Dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang melampaui batas (QS Yunus: 83)
Ayat keenam belas Surat Al Kahfi menyebutkan titik pertemuan yang menjadi tujuan perjalanan Nabi Musa AS. Musa AS mengetahui akan bertemu dengan seseorang, dan dia mengetahui akan terjadi di ‘tempat pertemuan dua laut.’ Tempat ini bisa berada di tempat mana pun di permukaan bumi yang sesuai dengan gambaran ini.
Nabi Musa AS bertemu Khidr AS yang diberkati dan dirahmati-Nya
Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami. (QS Al Kahfi: 65)
Allah itu Maha Pengasih, Maha Pemurah, dan Maha Penyayang kepada hamba-hambat-Nya. Musa AS berangkat untuk bertemu Khidr AS, seseorang yang telah diberi rahmat oleh Allah. Oleh karena itu, sifat-sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang Allah tercermin padanya. Sifat Allah tersebut telah memungkinkan dirinya menerima pengetahuan yang lebih dari Allah dan menjadi salah satu hamba pilihan-Nya.
Dzulkarnain AS
Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulkarnain. Katakanlah: “Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya.” (QS Al Kahfi: 83)
Di sepanjang sejarah, kebanyakan ilmuwan telah menafsirkan cerita Dzulkarnain dengan berbagai cara. Ayat ini mengatakan Dzulkarnain diturunkan untuk mengingatkan kaum Muslimin dan terkait dengan wahyu yang memiliki makna dan alasan tersembunyi.
Dzulkarnain AS memiliki kekuasaan dan “tercerahkan"
Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu, maka dia pun menempuh suatu jalan (QS Al Kahfi: 84-85)
Dari ayat-ayat ini, kita memahami bahwa negara Dzulkarnain jauh dari berbagai masalah. Dengan kata lain, kekuasaannya solid, rasional, dan kuat.
'Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu’ mengisyaratkan bahwa Dzulkarnain AS diberikan kemampuan untuk memecahkan setiap masalah. Dengan kata lain, dia seorang Muslim yang sangat cerdas, bijak, dan cermat. Dengan semua kelebihan yang diberikan Allah ini, dia memecahkan seluruh masalah rumit dengan cepat dan memecahkan hambatan-hambatan.
Dzulkarnain AS juga seorang dai
Berkata Dzulkarnain, “Adapun orang yang aniaya, maka kami kelak akan mengazabnya, kemudian dia dikembalikan kepada Tuhannya, lalu Tuhan mengazabnya dengan azab yang tidak ada taranya. Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka baginya pahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-perintah Kami.” (QS Al Kahfi: 87-88)
Ketika Dzulkarnain as berbicara, dia mengingatkan rakyatnya tentang Allah dan hari akhirat. Dia berbicara sebagai seorang Muslim. Dari pernyataan yang digunakan di ayat ini, kita memahami dia seorang pemimpin Muslim yang memerintah sebuah bangsa Muslim.
Dzulkarnain AS terus melanjutkan dakwah kepada orang-orang yang dia temui untuk beriman kepada Allah, taat, berbuat baik sesuai ketentuan Al Qur’an, dan menegakkan sholat serta melakukan ibadah. Dia menyeru, untuk mendorong mereka, pada balasan yang dijanjikan untuk mereka di dunia dan di akhirat, serta menyeru mereka kepada iman.
Dzulkarnain AS membantu manusia
Kita dapat menyimpulkan dari cerita di Surat Al Kahfi bahwa Dzulkarnain adalah seorang penguasa Muslim yang mengendalikan wilayah yang luas di dunia ini.
Mereka berkata, “Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan suatu pembayaran kepadamu supaya kamu membuat dinding antara mereka?” (QS Al Kahfi: 94)
Karena penyimpangan Ya’juj dan Ma’juj, orang-orang yang sedang menghadapi masalah mencari bantuan Dzulkarnain AS dan menawarkan imbalan kepadanya. Dari ayat ini, kita memahami Dzulkarnain AS tidaklah mewakili seseorang; sebaliknya, dia memimpin sebuah bangsa. Tepat seperti Sulaiman as, dia memerintah sebuah bangsa dan tentara.
Ayat ini menunjukkan bahwa dia pasti memiliki tim ahli bangunan dan insinyur sipil. Dari permohonan orang-orang tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa Dzulkarnain AS tertarik dan punya pengetahuan tentang bangunan dan teknik sipil. Dia bahkan termasyur karena keahlian dalam bidang ini. Oleh karena itu, bangsa-bangsa lain meminta bantuannya. Seluruh faktor ini memperlihatkan besar dan kekuatan bangsanya.
Dzulkarnain AS sangat dihormati dan berpengaruh di Timur dan di Barat dapat menunjukkan bahwa dia memerintah sebuah bangsa yang kekuasaannya berpengaruh luas di dunia. Oleh karena itu, dia adalah seorang pemimpin, menyadari tanggung jawabnya untuk membawa kedamaian, keadilan dan keamanan, tidak hanya bagi bangsanya sendiri, tetapi juga bagi setiap bagian dunia.
Cerita Dzulkarnain AS menunjukkan bahwa di Hari Akhir, tepat seperti masa kita sendiri, nilai-nilai Islam akan menguasai dunia ini.
Suatu penafsiran yang berbeda
Kemungkinan lain adalah bahwa cerita ini mengungkapkan berbagai peristiwa yang akan terjadi di masa depan.
Di sisi Allah, seluruh waktu adalah satu. Masa depan, masa lalu, dan masa sekarang terjadi seluruhnya sekaligus. Di sejumlah ayat, berbagai peristiwa Hari Pembalasan di neraka dan surga diceritakan seolah-olah telah terjadi. Ayat berikut ini adalah contoh seperti itu.
Berkat teknologi satelit, dimungkinkan adanya pengambilan gambaran yang terpeinci tentang bumi, dan khususnya satelit-satelit intelijen mampu “mengamati” setiap negara dari dekat.
Dan ditiupkan sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing). Dan terang-benderanglah bumi (Padang Mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhannya; dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing), dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi, dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan (QS Az Zumar: 68-69)
Berbagai peristiwa yang dijelaskan dalam ayat ini disampaikan seolah-olah hal itu sudah terjadi, walaupun bagi kita, hal itu adalah peristiwa-peristiwa di masa depan yang belum terjadi. Oleh karena itu, ada kemungkinan bahwa cerita Dzulkarnain AS berasal dari masa depan, yang diceritakan kepada kita dengan menggunakan kerangka waktu masa lalu.
Ayat kedelapan puluh empat mengatakan:'... Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu.' Hal ini mungkin menunjukkan bahwa Dzulkarnain AS akan berkuasa di dunia di masa depan.
Berkat teknologi inframerah, seluruh jenis perangkat kriminal dapat dideteksi dengan mudah dan kejahatan yang dilakukan di kegelapan dapat diamati secara seksama seperti yang ditunjukkan pada gambar-gambar ini. Kemajuan penting telah dibuat dalam diagnosis berbagai penyakit.
Pada masa sekarang, seorang pemimpin atau bangsa yang mempunyai kekuasaan superpower di dunia harus memiliki teknologi komunikasi dan kekuataan umum. Karena seorang pemimpin tidak dapat mengendalikan seluruh hal sendiri, kita dapat mengangap bahwa dia berada di sebuah ibu kota dan mengendalikan wilayah lainnya melalui satelit dan alat-alat komunikasi lainnya. Seperti disebutkan dalam ayat kesembilan puluh lima, 'Dzulkarnain berkata: "Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik," kemungkinan besar kekuasaan Dzulkarnain AS itu stabil dan kokoh. Apabila kita memperhatikan kisah ini dari sudut pandang ini, kita akan menyadari bahwa setiap ayat dapat mengungkapkan sebuah pesan yang berbeda. Misalnya, Dzulkarnain AS pertama-tama pergi pertama ke Barat, kemudian ke Timur dan kemudian kembali lagi. Ayat-ayat ini dapat berarti bahwa dia berkomunikasi dengan wilayah yang berbeda dengan mengubah saluran komunikasi yang dipancarkan dari satelit-satelit. Ayat-ayat ini berbicara terus-menerus tentang kata 'menemukan.' Dzulkarnain AS 'menemukan' sebuah masyarakat dekat ‘laut berlumpur’, dia 'menemukan' sebuah masyarakat di Timur yang tidak memiliki pemahaman. Tindakan 'menemukan' ini terjadi melalui proses mencari dan hal ini bisa jadi merupakan sebuah hasil temuan yang didasarkan pada pengamatan saluran satelit.
Ayat-ayat ini mengatakan bahwa orang-orang di Timur tidak memiliki perlindungan dari matahari. Apabila kita merenungkan informasi ini dari sudut pandang teknologi komunikasi, ada dua pesan yang mungkin di sini. Hal yang tersirat di sini bisa dua hal. Pertama, Dzulkarnain AS dapat menyaksikan atau mengumpulkan informasi intelijen melalui satelit dari berbagai wilayah (Allah-lah Yang Maha Tahu). Atau, dia melakukannya melalui teknologi inframerah yang digunakan di berbagai wilayah dewasa ini. Kamera-kamera inframerah digunakan dalam bidang kedokteran, patologi kriminal, meteorologi, kriminologi, intelijen, industri, dan bidang lainnya. Kamera-kamera ini juga dapat mengamati tubuh manusia secara mendalam.
Apabila Dzulkarnain AS ingin berbicara dengan sebuah bangsa, dia dapat melakukan hal itu melalui satelit dan pemancar televisi. Ini memungkinkannya belajar tentang berbagai hal yang dibutuhkan dan dikeluhkan rakyat tanpa melihat di mana mereka tinggal, dan kemudian mengatur wilayah-wilayah itu.
Persekongkolan Ya’juj dan Ma’juj dapat merupakan tindakan teror pada umumnya, atau kekacauan, atau bahkan dilakukan melalui pemancar komunikasi. Misalnya, persekongkolan itu dapat berupa gangguan atas pemancar-pemancar lainnya untuk menyiarkan persekongkolan tersebut. Dzulkarnain AS dapat mencegah pemancar dan persekongkolan seperti ini. Misalnya, dia dapat menggunakan tembaga dan besi yang disebutkan di ayat ini untuk menciptakan sebuah medan elektromagnetik dan mengganggu siaran radio dan televisi tersebut. Transformer yang dibuat dengan menggulung kabel-kabel tembaga di seluruh inti baja adalah salah satu sumber medan elektromagnetik. Sebuah medan elektromagnetik yang kuat dapat mengganggu siaran radio dan televisi.
Kemungkinan lain adalah berupa sebuah piringan satelit massal raksasa. Tujuan begitu besarnya piringan satelit itu adalah mengalahkan sistem pengganggu global Ya’juj dan Ma’juj. Permukaan piringan-piringan ini biasanya terdiri dari aluminium yang lebih ringan dan murah, yang bukan merupakan bahan ideal untuk dapat bekerja baik. Tembaga adalah sebuah konduktor yang jauh lebih baik, dan mungkin lebih disukai karena alasan ini. Akan tetapi, menutupi piringan raksasa ini dengan lembaran tembaga adalah suatu hal yang mustahil. Sebaliknya, memplat piringan itu dengan tembaga campuran akan menghasilkan piringan satelit dengan permukaan yang paling halus dan kinerja yang paling tinggi.
Dinding atau penghambat yang diciptakan melalui siaran yang saling bersaing atau menciptakan sebuah medan magnetik dapat diistilahkan sebagai sebuah ‘hambatan tidak terlihat.’ Sejumlah ilmuwan membaca kata ‘saddayn’ di ayat kesembilan puluh tiga sebagai ‘suddayn,’ dan ‘sadd’ di ayat berikutnya sebagai ‘sudd.’ Dalam kata pertama, maknanya bisa menjadi ‘hambatan terlihat’; di bagian kedua, berarti sebuah ‘hambatan tidak terlihat’ (Allah-lah Yang Maha Tahu).
'Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melubanginya,’ seperti dinyatakan di ayat sembilan puluh tujuh, bisa jadi menyebutkan ke hal ini karena Ya’juj dan Ma’juj berupaya mengatasi atau mengambat siaran pemancar ini. Secara mengesankan, bentuk arus yang digunakan stasiun pembajak yang melakukan siaran dalam bentuk gangguan atas siaran lainnya adalah ‘menangkis pancaran.'
Tentang pernyataan ‘hampir tidak dapat memahami pembicaraan’ dalam hal ini dapat berarti bahwa siaran satelit ini kadang-kadang tidak dipahami oleh sebagian orang. Ketika siaran itu terganggu, maka orang-orang itu tidak dapat memahami; tetapi ketika siaran kembali normal, mereka dapat memahami lagi (Allah-lah yang Maha Mengetahui).
Ungkapan ‘laut berlumpur hitam’ di ayat kedelapan puluh enam juga menarik karena melihat matahari terbenam di layar televisi tepat seperti melihat matahari yang tenggelam di dalam laut. Warna-warni di layar berubah ketika matahari tenggelam di atas laut, ini terlihat berwarna keabu-abuan di layar televisi. Oleh karena itu, bagi orang-orang yang melihat hal ini, pemandangan terlihat seolah-olah tenggelam di dalam lautan berlumpur hitam. Ungkapan ‘aynin hami’e’ yang terdiri dari ‘ayn’ (mata air’ dan ‘hami’ (lumpur) dapat berarti pandangan yang kurang jelas ini.
Selain itu, hubungannya dengan Timur dan Barat dapat menunjukkan bahwa dia berhubungan dengan berbagai belahan dunia ini. Ketika matahari terbit di satu belahan dunia, maka matahari justru terbenam di belahan dunia lainnya.
NILAI NUMERIK (ABJAD) DI SEJUMLAH AYAT DI SURAT AL KAHFI MENUNJUKKAN WAKTU YANG SANGAT DEKAT DENGAN MASA KITA SENDIRI
Dan Kami telah meneguhkan hati mereka .... (QS Al Kahfi: 14)
1400 A.H. (Anno Hegirae, kalender Hijriyah) atau 1979 A.D. (Anno Domini, kalender Masehi)
Dia berkata, ‘Dzulkarnain berkata, “Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik ...’
(QS Al Kahfi: 95)
1409 A.H., atau 1988 A.D. (tanpa shaddah)
Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu .... (QS Al Kahfi: 84)
1440 A.H., atau 2019 A.D. (dengan shaddah)
Sebuah tanda yang menunjukkan permulaan abad keempat belas hijriyah dan akhir abad kedua puluh dan permulaan abad dua puluh satu masehi adalah angka 1980 yang diperoleh dengan mengalikan jumlah Surat Al Kahfi dengan nomor urutan surat ini.
Bediuzzaman Said Nursi juga acapkali mengisyaratkan bahwa waktu ini adalah permulaan Hari Akhir. Dia berkata, misalnya:
Oleh karena itu, orang-orang yang kafir yang tidak mengetahui kebenaran ini berkata, ‘Mengapa para sahabat Nabi yang memiliki hati yang senantiasa waspada dan pandangan cermat dan telah diajarkan dengan seluruh keterangan hari akhir, menganggap sebuah kenyataan yang akan terjadi seribu empat ratus tahun kemudian akan dekat dengan abad mereka, meski gagasan mereka telah menyimpang ribuan tahun dari kebenaran?'9
Surat 18: Surat Al Kahfi (berisi 110 ayat) 18 x 110 = 1980
Bediuzzaman Said Nursi, dengan mengatakan ‘1400 tahun setelah’ Sahabat Nabi menunjukkan tahun-tahun sekitar tahun 1980-an sebagai hari akhir. Perlu dicatat di sini, dia mengatakan 1400, bukan 1373, 1378, dan bukan 1398. Dengan demikian, hal itu adalah abad keempat belas Hijriyah.
Surat Al Kahfi berisi berita yang sangat baik bagi umat Islam. Berita ini, seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW, mendekati kurun waktu penuh rahmat di Hari Akhir. Apabila Surat Al Kahfi dilihat dari sudut pandang ini, surat ini terlihat menunjukkan tahap-tahap yang berbeda, permulaan, perkembangan, dan kesimpulan Islam di Hari Akhir yang mencapai puncaknya dalam kekuasaan Islam dan berakhir dengan kedatangan ‘Isa AS.
by
Harun Yahya
Read More..
Diposting oleh indra Tgl 9.10.07
Menikah ...lah !!!
Label: Spiritual |Maha Benar Allah yang telah berfirman : "Kami akan perlihatkan tanda-tanda kebesaran kami di ufuk-ufuk dan dalam diri mereka, sehingga mereka dapat mengetahui dengan jelas bahwa Allah itu benar dan Maha Melihat segala sesuatu".
Nikmat tersebut diantaranya ialah fitrah kebutuhan biologis, saling membutuhkan terhadap lawan jenis.. yaitu: Menikah ! Fitrah pemberian Allah yang telah lekat pada kehidupan manusia, dan jika manusia melanggar fitrah pemberian Allah, hanyalah kehancuran yang didapatkannya..Na'udzubillah ! Dan Allah telah berfirman : "Janganlah kalian mendekati zina, karena zina adalah perbuatan yang buruk lagi kotor" (Qs. Al Israa' : 32).
Dasar Pemikiran
Dari Al Qur��an dan Al Hadits :
1. �"Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui." (QS. An Nuur (24) : 32).
2. "Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah." (QS. Adz Dzariyaat (51) : 49).
3. �Maha Suci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui�� (Qs. Yaa Siin (36) : 36).
4. Bagi kalian Allah menciptakan pasangan-pasangan (istri-istri) dari jenis kalian sendiri, kemudian dari istri-istri kalian itu Dia ciptakan bagi kalian anak cucu keturunan, dan kepada kalian Dia berikan rezeki yang baik-baik (Qs. An Nahl (16) : 72).
5. Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (Qs. Ar. Ruum (30) : 21).
6. Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi pelindung (penolong) bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasulnya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah ; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Qs. At Taubah (9) : 71).
7. Wahai manusia, bertaqwalah kamu sekalian kepada Tuhanmu yang telah menjadikan kamu satu diri, lalu Ia jadikan daripadanya jodohnya, kemudian Dia kembangbiakkan menjadi laki-laki dan perempuan yang banyak sekali. (Qs. An Nisaa (4) : 1).
8. Wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Lelaki yang baik untuk wanita yang baik pula (begitu pula sebaliknya). Bagi mereka ampunan dan reski yang melimpah (yaitu : Surga) (Qs. An Nuur (24) : 26).
9. ..Maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja..(Qs. An Nisaa' (4) : 3).
10. Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukminah apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sesungguhnya dia telah berbuat kesesatan yang nyata. (Qs. Al Ahzaab (33) : 36).
11. Anjuran-anjuran Rasulullah untuk Menikah : Rasulullah SAW bersabda: "Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka, bukan golonganku !"(HR. Ibnu Majah, dari Aisyah r.a.).
12. Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu : berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan menikah (HR. Tirmidzi).
13. Dari Aisyah, "Nikahilah olehmu kaum wanita itu, maka sesungguhnya mereka akan mendatangkan harta (rezeki) bagi kamu�� (HR. Hakim dan Abu Dawud). 14.�Jika ada manusia belum hidup bersama pasangannya, berarti hidupnya akan timpang dan tidak berjalan sesuai dengan ketetapan Allah SWT dan orang yang menikah berarti melengkapi agamanya, sabda Rasulullah SAW: "Barangsiapa diberi Allah seorang istri yang sholihah, sesungguhnya telah ditolong separoh agamanya. Dan hendaklah bertaqwa kepada Allah separoh lainnya." (HR. Baihaqi).
14. Dari Amr Ibnu As, Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasannya ialah wanita shalihat.(HR. Muslim, Ibnu Majah dan An Nasai).
15. "Tiga golongan yang berhak ditolong oleh Allah� (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim) : a.�Orang yang berjihad / berperang di jalan Allah. b.�Budak yang menebus dirinya dari tuannya. c.�Pemuda / i yang menikah karena mau menjauhkan dirinya dari yang haram."
16. "Wahai generasi muda ! Bila diantaramu sudah mampu menikah hendaklah ia nikah, karena mata akan lebih terjaga, kemaluan akan lebih terpelihara." (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud).
17. Kawinlah dengan wanita yang mencintaimu dan yang mampu beranak. Sesungguhnya aku akan membanggakan kamu sebagai umat yang terbanyak (HR. Abu Dawud).
18. Saling menikahlah kamu, saling membuat keturunanlah kamu, dan perbanyaklah (keturunan). Sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya jumlahmu di tengah umat yang lain (HR. Abdurrazak dan Baihaqi).
19. Shalat 2 rakaat yang diamalkan orang yang sudah berkeluarga lebih baik, daripada 70 rakaat yang diamalkan oleh jejaka (atau perawan) (HR. Ibnu Ady dalam kitab Al Kamil dari Abu Hurairah).
20. Rasulullah SAW. bersabda : "Seburuk-buruk kalian, adalah yang tidak menikah, dan sehina-hina mayat kalian, adalah yang tidak menikah" (HR. Bukhari).
21. Diantara kamu semua yang paling buruk adalah yang hidup membujang, dan kematian kamu semua yang paling hina adalah kematian orang yang memilih hidup membujang (HR. Abu Ya��la dan Thabrani).
22. Dari Anas, Rasulullah SAW. pernah bersabda : Barang siapa mau bertemu dengan Allah dalam keadaan bersih lagi suci, maka kawinkanlah dengan perempuan terhormat. (HR. Ibnu Majah,dhaif).
23. Rasulullah SAW bersabda : Kawinkanlah orang-orang yang masih sendirian diantaramu. Sesungguhnya, Allah akan memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, dan menambah keluhuran mereka (Al Hadits).
Tujuan Pernikahan
1. Melaksanakan perintah Allah dan Sunnah Rasul.
2. Melanjutkan generasi muslim sebagai pengemban risalah Islam.
3. Mewujudkan keluarga Muslim menuju masyarakat Muslim.
4. Mendapatkan cinta dan kasih sayang.
5. Ketenangan Jiwa dengan memelihara kehormatan diri (menghindarkan diri dari perbuatan maksiat / perilaku hina lainnya).
6. Agar kaya (sebaik-baik kekayaan adalah isteri yang shalihat).
7. Meluaskan kekerabatan (menyambung tali silaturahmi / menguatkan ikatan kekeluargaan)
Kesiapan Pribadi
1. Kondisi Qalb yang sudah mantap dan makin bertambah yakin setelah istikharah. Rasulullah SAW. bersabda : ��Man Jadda Wa Jadda�� (Siapa yang bersungguh-sungguh pasti ia akan berhasil melewati rintangan itu).
2. Termasuk wajib nikah (sulit untuk shaum).
3. Termasuk� tathhir (mensucikan diri).
4. Secara materi, Insya Allah siap. ��Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya��� (Qs. At Thalaq (65) : 7)
Akibat Menunda atau Mempersulit Pernikahan
* Kerusakan dan kehancuran moral akibat pacaran dan free sex.
* Tertunda lahirnya generasi penerus risalah.
* Tidak tenangnya Ruhani dan perasaan, karena Allah baru memberi ketenangan dan kasih sayang bagi orang yang menikah.
* Menanggung dosa di akhirat kelak, karena tidak dikerjakannya kewajiban menikah saat syarat yang Allah dan RasulNya tetapkan terpenuhi.
* Apalagi sampai bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Rasulullah SAW. bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia bersunyi sepi berduaan dengan wanita yang tidak didampingi mahramnya, karena yang menjadi pihak ketiganya adalah syaitan." (HR. Ahmad) dan "Sungguh kepala salah seorang diantara kamu ditusuk dengan jarum dari besi lebih baik, daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya" (HR. Thabrani dan Baihaqi).. Astaghfirullahaladzim.. Na'udzubillahi min dzalik
Namun, umumnya yang terjadi di masyarakat di seputar pernikahan adalah sebagai berikut ini :
* Status yang mulia bukan lagi yang taqwa, melainkan gelar yang disandang:Ir, DR, SE, SH, ST, dsb
* Pesta pernikahan yang wah / mahar yang tinggi, sebab merupakan kebanggaan tersendiri, bukan di selenggarakan penuh ketawadhu'an sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. (Pernikahan hendaklah dilandasi semata-mata hanya mencari ridha Allah dan RasulNya. Bukan di campuri dengan harapan ridha dari� manusia (sanjungan, tidak enak kata orang). Saya yakin sekali.. bila Allah ridha pada apa yang kita kerjakan, maka kita akan selamat di dunia dan di akhirat kelak.)
* Pernikahan dianggap penghalang untuk menyenangkan orang tua.
* Masyarakat menganggap pernikahan akan merepotkan Studi, padahal justru dengan menikah penglihatan lebih terjaga dari hal-hal yang haram, dan semakin semangat menyelesaikan kuliah.
Memperbaiki Niat :
Innamal a'malu binniyat....... Niat adalah kebangkitan jiwa dan kecenderungan pada apa-apa yang muncul padanya berupa tujuan yang dituntut yang penting baginya, baik secara segera maupun ditangguhkan.
Niat Ketika Memilih Pendamping
Rasulullah bersabda "Barangsiapa yang menikahkan (putrinya) karena silau akan kekayaan lelaki meskipun buruk agama dan akhlaknya, maka tidak akan pernah pernikahan itu dibarakahi-Nya, Siapa yang menikahi seorang wanita karena kedudukannya, Allah akan menambahkan kehinaan kepadanya, Siapa yang menikahinya karena kekayaan, Allah hanya akan memberinya kemiskinan, Siapa yang menikahi wanita karena bagus nasabnya, Allah akan menambahkan kerendahan padanya, Namun siapa yang menikah hanya karena ingin menjaga pandangan dan nafsunya atau karena ingin mempererat kasih sayang, Allah senantiasa memberi barakah dan menambah kebarakahan itu padanya."(HR. Thabrani).
"Janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya, mungkin saja kecantikan itu membuatmu hina. Jangan kamu menikahi wanita karena harta / tahtanya mungkin saja harta / tahtanya membuatmu melampaui batas. Akan tetapi nikahilah wanita karena agamanya. Sebab, seorang budak wanita yang shaleh, meskipun buruk wajahnya adalah lebih utama". (HR. Ibnu Majah).
Nabi SAW. bersabda : Janganlah kalian menikahi kerabat dekat, sebab (akibatnya) dapat melahirkan anak yang lemah (baik akal dan fisiknya) (Al Hadits).
Dari Jabir r.a., Sesungguhnya Nabi SAW. telah bersabda, ��Sesungguhnya perempuan itu dinikahi orang karena agamanya, kedudukan, hartanya, dan kecantikannya ; maka pilihlah yang beragama." (HR. Muslim dan Tirmidzi). Niat dalam Proses Pernikahan
Masalah niat tak berhenti sampai memilih pendamping. Niat masih terus menyertai berbagai urusan yang berkenaan dengan terjadinya pernikahan. Mulai dari memberi mahar, menebar undangan walimah, menyelenggarakan walimah. Walimah lebih dari dua hari lebih dekat pada mudharat, sedang walimah hari ketiga termasuk riya'. "Berikanlah mahar (mas kawin) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan."(Qs. An Nisaa (4) : 4).
Rasulullah SAW bersabda : "Wanita yang paling agung barakahnya, adalah yang paling ringan maharnya" (HR. Ahmad, Al Hakim, Al Baihaqi dengan sanad yang shahih). Dari Aisyah, bahwasanya Rasulullah SAW. telah bersabda, "Sesungguhnya berkah nikah yang besar ialah yang sederhana belanjanya (maharnya)" (HR. Ahmad). Nabi SAW pernah berjanji : "Jangan mempermahal nilai mahar. Sesungguhnya kalau lelaki itu mulia di dunia dan takwa di sisi Allah, maka Rasulullah sendiri yang akan menjadi wali pernikahannya." (HR. Ashhabus Sunan). Dari Anas, dia berkata : " Abu Thalhah menikahi Ummu Sulaim dengan mahar berupa keIslamannya" (Ditakhrij dari An Nasa'i)..Subhanallah..
Proses pernikahan mempengaruhi niat. Proses pernikahan yang sederhana dan mudah insya Allah akan mendekatkan kepada bersihnya niat, memudahkan proses pernikahan bisa menjernihkan niat. Sedangkan mempersulit proses pernikahan akan mengkotori niat. "Adakanlah perayaan sekalipun hanya memotong seekor kambing." (HR. Bukhari dan Muslim)
Pernikahan haruslah memenuhi kriteria Lillah, Billah, dan Ilallah. Yang dimaksud Lillah, ialah niat nikah itu harus karena Allah. Proses dan caranya harus Billah, sesuai dengan ketentuan dari Allah.. Termasuk didalamnya dalam pemilihan calon, dan proses menuju jenjang pernikahan (bersih dari pacaran / nafsu atau tidak). Terakhir Ilallah, tujuannya dalam rangka menggapai keridhoan Allah.
Sehingga dalam penyelenggaraan nikah tidak bermaksiat pada Allah ; misalnya : adanya pemisahan antara tamu lelaki dan wanita, tidak berlebih-lebihan, tidak makan sambil berdiri (adab makanan dimasyarakat biasanya standing party-ini yang harus di hindari, padahal tidak dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang demikian), Pengantin tidak disandingkan, adab mendo'akan pengantin dengan do'a : Barokallahu laka wa baroka 'alaikum wa jama'a baynakuma fii khoir.. (Semoga Allah membarakahi kalian dan melimpahkan barakah kepada kalian), tidak bersalaman dengan lawan jenis, Tidak berhias secara berlebihan ("Dan janganlah bertabarruj (berhias) seperti tabarrujnya jahiliyah yang pertama" - Qs. Al Ahzab (33),
Meraih Pernikahan Ruhani
Jika seseorang sudah dipenuhi dengan kecintaan dan kerinduan pada Allah, maka ia akan berusaha mencari seseorang yang sama dengannya. Secara psikologis, seseorang akan merasa tenang dan tentram jika berdampingan dengan orang yang sama dengannya, baik dalam perasaan, pandangan hidup dan lain sebagainya. Karena itu, berbahagialah seseorang yang dapat merasakan cinta Allah dari pasangan hidupnya, yakni orang yang dalam hatinya Allah hadir secara penuh. Mereka saling mencintai bukan atas nama diri mereka, melainkan atas nama Allah dan untuk Allah.
Betapa indahnya pertemuan dua insan yang saling mencintai dan merindukan Allah. Pernikahan mereka bukanlah semata-mata pertemuan dua insan yang berlainan jenis, melainkan pertemuan dua ruhani yang sedang meniti perjalanan menuju Allah, kekasih yang mereka cintai. Itulah yang dimaksud dengan pernikahan ruhani. KALO KITA BERKUALITAS DI SISI ALLAH, PASTI YANG AKAN DATANG JUGA SEORANG (JODOH UNTUK KITA) YANG BERKUALITAS� PULA (Al Izzah 18 / Th. 2)
Penutup
"Hai, orang-orang beriman !! Janganlah kamu mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah kepada kamu dan jangan kamu melampaui batas, karena Allah tidak suka kepada orang-orang yang melampaui batas." (Qs. Al Maidaah (5) : 87).
Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. Dan sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Qs. Alam Nasyrah (94) : 5- 6 ).
"Ya Allah, jadikanlah aku ridho terhadap apa-apa yang Engkau tetapkan dan jadikan barokah apa-apa yang telah Engkau takdirkan, sehingga tidak ingin aku menyegerakan apa-apa yang engkau tunda dan menunda apa-apa yang Engkau segerakan.. YA ALLAH BERILAH PAHALA DALAM MUSIBAHKU KALI INI DAN GANTIKAN UNTUKKU YANG LEBIH BAIK DARINYA.. Amiin"
====================================
Dedicated to : My inspiration .... yang pernah singgah dan menghuni "hati" ...Astaghfirullah !! Saat langkah ada didunia maya, tak menapak di bumi-Nya..Lalu, kucoba atur gelombang asa..Robbi kudengar panggilanMu tuk meniti jalan RidhoMu.. Kuharap ada penolong dari hambaMu meneguhkan tapak kakiku di jalan-Mu dan menemani panjangnya jalan dakwah yang harus aku titi.. " Saat Cinta dan Rindu� tuk gapai Syurga dan Syahid di jalanNya makin membuncah.."
***
====================================
Maraji / Referensi :
1. Majalah Ishlah, Edisi Awal Tahun 1995.
2. Fiqh Islam, H. Sulaiman Rasyid, 1994, Cet. 27, Bandung, Sinar Baru Algesindo.
3. Fikih Sunnah 6, Sayyid Sabiq, 1980, cet. 15, Bandung, Pt. Al Ma'arif.
4. Kupinang Engkau dengan Hamdalah, Muhammad Faudzil Adhim, 1998, Yogyakarta, Mitra Pustaka.
5. Indahnya Pernikahan Dini, Muhammad Faudzil Adhim, 2002, Cet. 1, Jakarta, Gema Insani Press.
6. Rintangan Pernikahan dan Pemecahannya, Abdullah Nashih Ulwan, 1997, Cet. 1, Jakarta, Studia Press.
7. Perkawinan Masalah Orang muda, Orang Tua dan Negara, Abdullah Nashih Ulwan, 1996, Cet. 5, Jakarta, Gema Insani Press.
8. Kebebasan Wanita, jilid 1, 5, 6, A.H.A. Syuqqah, 1998, Cet.1, Jakarta, Gema Insani Press
9. Sulitnya Berumah Tangga, Muhammad Utsman Al Khasyt, 1999, Cet. 18, Jakarta, Gema Insani Press.
10. Majalah Cerdas Pemuda Islam Al Izzah, Wahai Pemuda, Menikahlah, No. 17/Th. 2 31 Mei 2001, Jakarta, YPDS Al Mukhtar.
Diposting oleh indra Tgl 9.10.07
Deposito Pahala Ribuan Tahun
Label: Spiritual |Umur umatku berkisar antara 60-70 tahun. Sangat sedikit di antara mereka yang umurnya melampaui itu" (HR. At-Tirmidzi)
Usia Produktif Manusia
Kurang lebih masa produktif umur manusia sekarang adalah 20 tahun. Bila umur seseorang 60 tahun, maka untuk tidur saja ia perlukan 22 tahun jika tiap harinya ia tidur 8 jam. Lalu, 15 tahun adalah masa kanak-kanak, puber dan penyesuaian. Untuk makan, buang hajat, transportasi, istirahat dan hal-hal privacy lainnya menghabiskan 2-3 jam perharinya. Jika ditotal memakan usia sekitar 5 tahun.
Sepertiga sisa usianya (20 tahun) inilah yang harus dipertaruhkan untuk bisa produktif untuk kepentingan dunia dan akhiratnya. Manusia modern berusaha produktif, efisien dan efektif. Sanking produktifnya, ada orang yang merasa kurang dengan rotasi waktu 24 jam.
Dengan kemajuan teknologi, secara aktivitas duniawi manusia sekarang bisa jadi telah melampaui batas efisensi usia hingga 1000 tahun. Segala sesuatu dibuat serba instan, praktis, cepat dan otomatis; makanan, minuman, barang-barang elektronik hingga ilmu pengetahuan.
Usia Pendek Bisa Melebihi Nilai 1000 Tahun
Bagaimana agar kemenangan sebagai manusia modern tidak saja sebatas dalam urusan dunia tapi juga dalam kehidupan akhirat ?.
Al-Quran sering mengibaratkan kehidupan akhirat dengan perdagangan atau bisnis. (QS. 2:16; 61:10-11). Artinya, diperlukan kecermatan untuk menangkap peluang-peluang yang mendatangkan pahala kelak di akhirat. Al-Quran juga sering menyinggung dengan ungkapan-ungkapan agar kita lebih produktif, efisien dan efektif dalam urusan akhirat. Misal, firman Allah: "Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat balasannya. Barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat pula balasannya". (QS. Az-Zilzal: 7-8).
Jika dicermati, kualitas pahala yang melimpah ruah bagi umat Nabi Muhammad Saw adalah sangat relevan dengan karakter manusia modern. Yaitu serba ekonomis, instan, praktis dan penuh produktivitas.
Meski usia pendek, umat Nabi Muhammad Saw dengan rahmat Allah sangat potensial memproduksi pahala berlipat ganda dibanding umat terdahulu yang berusia hingga ribuan tahun. Umat ini banyak diberi keistimewaan pahala yang tidak diberikan kepada umat terhahulu.
15 Hari = Nilai 4166 Tahun
Sebagaimana dijelaskan Nabi Muhammad Saw, banyak proyek kebaikan yang mendatangkan pahala berlipatganda. Di antaranya adalah memperbanyak shalat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi (HR. Ahmad). Di Masjidil Haram pahalanya dilipatkan 100.000 kali, di Masjid Nabawi dilipatkan 1000 kali.
Pengertiannya, orang yang setiap hari shalat rawatib 12 rakaat di selain Masjidil Haram satu tahun ia baru mendapatkan 4320 rakaat. Sedang dua rakaat di Masjidil Haram sama dengan 200.000 rakaat. Artinya, untuk mendapatkan pahala shalat 200.000 rakaat di selain Masjidil Haram padahal di Masjidil Haram cukup dua rakaat diperlukan waktu selama 40 tahun tiga bulan, dengan shalat rawatib tiap harinya 12 rakaat.
Bila seorang haji aktif shalat jamaah di Masjidil Haram selama 15 hari berikut shalat rawatib maka nilainya sama dengan shalat 43.500.000 rakaat di luar Masjidil Haram, belum lagi hitungan shalat jamaahnya. Artinya, sama dengan ia shalat di luar Masjidil Haram (sebanyak 17 rakaat shalat wajib dan 12 rakaat rawatib) selama 4166 tahun lebih enam bulan.
Seperti Berusia 1215 Tahun
Soal jamaah shalat di masjid, Nabi Muhammad Saw menyebutkan pahalanya lebih utama 27 derajat dari shalat sendirian. (HR. Bukhari Muslim). Artinya, bila ada dua orang yang satu biasa shalat sendirian dan lainnya selalu berjamaah sepanjang hidupnya maka seakan-akan umur yang selalu berjamaah lebih panjang 27 kali dari kawannya. Bila ia biasa berjamaah sejak usia 15 tahun dan usianya 60 tahun, itu artinya seperti berusia 1215 tahun, sedang temannya tetap berusia 60 tahun.
Dalam hal shalat, muslimah memiliki keutamaan yang sangat spesial. Sebab shalatnya di rumah lebih baik daripada shalat jamaah di masjid, sekalipun Masjid Nabawi. (HR. Ahmad). Arti waktu saja, seorang muslimah seakan memiliki usia 27 kali lebih panjang dalam hal kebaikan. Proyek shalat selain yang sarat pahala adalah shalat sunnah di rumah. Shalat sunnah di rumah berpahala 25 kali lipat dibanding shalat di masjid atau jika dilihat orang lain. (HR. Abu Ya'la).
Pahala Puasa dan Shalat Malam 1000 Tahun
Hari Jum'at juga merupakan musim panen pahala yang melimpah ruah. Nabi Muhammad Saw bersabda: "Barangsiapa membasuh dan mandi pada hari jum'at, lalu bergegas berangkat, berjalan dan tidak berkendaraan, dekat dengan imam, mendengarkan dan tidak berbicara (saat khutbah), maka dia mendapat pahala amal selama setahun dengan setiap langkah kaki yang diayunkannya dari rumah hingga ke masjid, yaitu pahala puasa dan shalat malamnya" (HR. Abu Daud).
Jika sekali saja adab Jum'at yang mudah di atas kita laksanakan dan jarak rumah kita dengan masjid 1000 langkah kaki, maka Allah akan menetapkan bagi kita pahala puasa dan shalat malam selama 1000 tahun. Dan bila hal itu kita lakukan sepanjang tahun berapa kali lipat pahala ditangguk? Subhanallah.
Tak Mampu Haji = Pahala Haji
Bagi orang yang tak mampu haji dan umroh ada kiat menangguk pahala haji dan umroh tanpa ke Makkah alias gratis. Rasulullah Saw bersabda: "Barangsiapa shalat Shubuh secara berjamaah (di masjid) lalu duduk sambil mengingat Allah hingga matahari terbit, kemudian shalat (dhuha) dua rakaat, maka dia mendapat pahala seperti pahala haji dan umroh, secara sempurna. (HR. Tirmidzi).
Pahala Sejumlah Jama'ah Shalat
"Pahala muadzin juga sangat besar. Ia mendapat pahala orang yang shalat bersamanya. Di samping itu, dosa muadzin diampuni sepanjang suaranya (HR. Nasa'i)". Bila jamaah shalat berjumlah 100 orang, ia mendapat pahala shalat 100 orang tersebut, dengan berbagai keutamaan yang disebutkan di atas. Bila suara kita jelek, atau tak sempat adzan, kita cukup menjawab adzan dan bagi kita pahala seperti pahala muadzin. (HR. Abu Daud).
Puasa 6 Hari = Setahun
Yang ingin menangguk pahala puasa sepanjang tahun, cukup dengan puasa Ramadhan satu bulan penuh ditambah dengan puasa Syawal 6 hari. (HR. Muslim). Kalkulasinya menurut para ulama, karena kebaikan itu pahalanya dilipatkan minimal 10 kali. Jadi 36 hari puasa sama dengan 360 hari alias setahun.
Menghadiri pengajian di masjid untuk mempelajari kebaikan atau mengajarkannya kepada orang lain dijanjikan pahala sangat besar. Yaitu sama dengan pahala orang yang berhaji. (HR. Thabrani).
Semalam Lebih Baik Daripada 83 Tahun
Setahun sekali, Allah menurunkan bonus pahala besar yang disebut Lailatul Qadar. Shalat atau ibadah pada malam itu lebih baik dari ibadah seribu bulan atau 83 tahun tigaa bulan. Waktunya sangat mudah, salah satu dari lima malam ganjil sepuluh terakhir bulan Ramadhan. Bila ada seorang muslim shalat malam pada Lailatul Qadar selama 20 tahun, ditetapkan baginya pahala lebih dari orang yang beribadah selama 1660 tahun. Subhanallah.
1 Jam Lebih Baik Daripada 60 Tahun
Jihad fi sabilillah dengan jiiwa dan harta atau dengan salah satu daripadanya juga sangat menjanjikan. Nabi Saw bersabda : "Keberadaan seseorang dalam jihad fi sabilillah satu jam, sungguh lebih baik daripada ibadah 60 tahun." (HR. Ad-Darmi). Bagaimana pula jika dalam sehari, sebulan dan beberapa tahun ?.
Melebihi Pahala Sebagian Tingkat Jihad
Panen pahala melimpah juga ada sepuluh hari pertama bulan Dzul Hijjah. Orang yang melakukan beberapa kebaikan dan amal shalih pada hari-hari tersebut akan mendapat limpahan pahala tak terhingga, bahkan mengungguli pahala sebagian tingkat jihad (HR. Bukhari).
Nilai Khatam Al-Quran Dengan Sesaat
Prinsip ekonomi, modal kecil untung besar berlaku pula dalam pahala bacaan Al-Qur'an. Nabi SAW bersabda "Qulhuwallahu ahad sama dengan sepertiga Al-Qur'an dan Qul ya ayyuhal kafirun sama dengan seperempat Al-Qur'an." (HR. Thabrani, shahih). Bila setiap hari kita membaca surat al-Ikhlas tiga kali, kita dapat pahala khatam Al-Qur'an sekali, empat kali surat Al-Kafirun juga berpahala satu kali khatam.
Lebih Baik Daripada I'tikaf 10 Tahun
Kegiatan sosial, seperti memberi santunan sembako, pinjaman, membebaskan hutang dan berbagai bentuk pemenuhan kebutuhan sesama manusia juga sarat pahala, Nabi Saw bersabda: "Siapa yang berjalan untuk memenuhi kebutuhan saudaranya, maka itu lebih baginya dari pada I'tikaf selama 10 tahun. Dan barangsiapa I'tikaf satu hari untuk mencari ridha Allah, maka Allah menjadikan tiga parit antara dirinya dan neraka. Jarak setiap parit seperti jarak antara timur dan barat" (HR.Thabrani, Hasan).
Dido'akan 70.000 Malaikat
Orang yang menjenguk si sakit akan didoakan 70.000 malaikat, dan selama membezuk, ia (seakan) berada di kebun surga. (HR. Tirmidzi, Hasan). Padahal untuk minta didoakan 100 kyai saja, kita perlu waktu dan biaya besar buat mengundangnya. Ini tak tanggung-tanggung, cukup bezuk si sakit 70.000 malaikat yang maksum mendoakan kita.
Masih banyak lagi proyek-proyek lain berpahala besar. Tetapi yang lebih penting, mari kita amalkan. Terakhir, ada proyek amal yang menghasilkan deposito pahala abadi. Karenanya kita perlu usahakan, yaitu shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang selalu mendoakan kita. (HR. Muslim).
Hanya Untuk Allah Semata-mata
Hikmah dari berbagai pahala besar di atas adalah hendaknya kita tidak menyia-nyiakan usia meski sedetik untuk suatu kebaikan. Sebab setiap detik usia kita ada pertanggungjawabannya. Di samping itu, diberikannya berbagai bonus pahala tersebut agar kita lebih giat lagi beribadah. Insya Allah hidup kita akan produktif hingga ribuan tahun. Tidak hanya untuk kepentingan dunia, tapi juga untuk akhirat.
by H. Rizal Mahaputra
Read More..
Diposting oleh indra Tgl 9.10.07
Alasan Pria Menunda Menikah
Label: Lain-lain |
Judul di atas akan memicu banyak anggukkan kepala perempuan. Memang benar, dibanding perempuan yang umumnya siap berkomitmen ketika menjalani hubungan, lelaki cenderung menikmati masa menjadi lajang dan menunda untuk menjalin komitmen serius (pernikahan-red) dengan perempuan selama mungkin.
Perilaku lelaki ini kemudian menimbulkan anggapan dari kaum perempuan bahwa lelaki cenderung tidak suka menjalin komitmen serius. Atau lelaki baru terpikir tentang hal tersebut saat usia telah mencapai pertengahan tiga puluh dan saatnya untuk memiliki keturunan dan mencari sosok perempuan untuk merawat mereka.
Apakah benar begitu? Apa yang menyebabkan lelaki sekarang tidak seperti zaman dulu yang bersedia menikah setelah lulus kuliah? Apa yang membuat lelaki jaman sekarang tidak terlalu terburu-buru untuk mencari pasangan hidup dan membina keluarga? Peter Hector pengarang buku Love is No Guarantee memberikan sedikit gambaran sudut pandang lelaki tentang hal ini.
1. Tekanan sosial masyarakat akan pernikahan kepada kaum lelaki tidak sebesar kepada kaum perempuan. Selain itu, budaya yang berkembang saat ini memungkinkan para lelaki mendapatkan seks tanpa harus menjalin komitmen atau menikahi seorang perempuan.
2. Secara alamiah lelaki cenderung menjauhi hal-hal yang mengancam kebebasan. Mereka menunda selama mungkin untuk menikah karena mereka belum siap untuk keluar dari zona nyaman dan masuk pada kehidupan berkomitmen yang dipandang sebagai kehidupan penuh kompromi, tanggung jawab dan pengorbanan.
3. Memiliki rumah sendiri. Ketika seorang lelaki memutuskan untuk menikah, ia ingin membina kehidupan berkeluarga yang tenang tanpa kecemasan finasial atau tanpa direcoki pihak ketiga. Ini adalah alasan yang paling sering dikemukakan lelaki.
4. Mereka ingin memastikan bahwa mereka telah membuat keputusan tepat dan tidak menyesalinya. =
( )
Diposting oleh indra Tgl 9.10.07
©2007@This blog best viewed with Firefox.aINDRA Studio | A Support Go Blog