09 April 2008

7 Situs download diblog Telkom

Buat pemakai speedy atau layanan Telkom lainnya, ada 7 situs telah ditutup. Salah satunya adalah rapidshare.com. . dan terlihat page yang isinya :

The connection has timed out
The server at rapidshare.com is taking too long to respond.
* The site could be temporarily unavailable or too busy. Try again in a few
moments.
* If you are unable to load any pages, check your computer’s network
connection.
* If your computer or network is protected by a firewall or proxy, make sure
that Firefox is permitted to access the Web.

What the…

Backbonenya yang diblok.

Berita Resmi Speedy..

Pemerintah sepertinya benar-benar serius dalam menunjukkan giginya dalam hal memblok situs-situs.

Lihat saja berita dari detikinet berikut ini :

Online Demi Susu Anak
Speedy Blokir 7 Situs, Ibu Rumah Tangga Menjerit!
Dewi Widya Ningrum - detikinet

Jakarta - Akhirnya Speedy memblokir Film Fitna. Informasi pemblokiran tersebut disampaikannya melalui situs portalnya yang beralamat di telkomspeedy.com. Dalam informasi tersebut, setidaknya ada 7 situs yang diblok oleh Speedy.

Ketujuh situs tersebut adalah Youtube, MySpace, Metacafe, Rapidshare, Multiply, Liveleak dan Themoviefitna.com

“Situs-situs dan blog tersebut tidak akan bisa diakses hingga ada pemberitahuan lebih lanjut,” demikian isi informasi tersebut.

Menjerit

Pemblokiran akses Speedy, salah satunya ke Multiply tersebut, mengakibatkan sejumlah pengusaha rumah tangga dan industri mikro menjerit. “Bangkrut deh aku,” ujar Budi Dhima, seorang ibu rumah tangga kepada detikINET, Selasa (8/4/2008).

Budi adalah salah satu dari ratusan ibu rumah tangga di bilangan Bekasi yang menjalankan bisnis rumahan atau mikro melalui Internet, dengan bermodalkan akses Internet Speedy dan situs Multiply.

“Aku pakai multiply untuk menawarkan daganganku, seperti baju dan jilbab muslimah,” ujarnya. “Kalau gini caranya (diblokir), aku bisa bangkrut. Pelangganku kan kumpulnya di multiply,” tambahnya dengan memelas.

Budi, sebagaimana keluarga muda pada umumnya, membantu suaminya dalam hal keuangan keluarga, dengan berdagang kecil-kecilan dengan pemasukan sekitar Rp 2 juta per bulan. “Keuntungannya paling hanya pas untuk menambah biaya sekolah TK putri sulungnya dan membeli susu untuk anak balitanya,” tambahnya.

Menurut Budi, setidaknya sekitar seribuan member yang tergabung dalam indonesiaonlineshop.multiply.com. “Sekitar 50%-60%-nya menggunakan Speedy,” tandasnya dengan nada datar.

Senada dengan Budi, Ifran seorang peneliti yang berdomisili di Depok juga mengalami nasib yang sama lantaran menggunakan Speedy. “Duh, padahal saya pake situs-situs yang diblok tersebut untuk keperluan riset, khususnya yang terkait dengan foto-foto teknologi. Adik saya malah perlu untuk ngumpulin resep masakan,” ujarnya.

Anda punya solusi atau pendapat atas masalah di atas? Sampaikan melalui thread khusus di detikINET Forum

Yang bermasalah cuma 1 film yang bisa kategorikan ga penting, kenapa mesti diblok?

Kenapa saya bilang tidak penting?

Sekarang begini deh, kenapa itu memicu rusaknya kerukunan antar umat beragama?

Simple Answer, karena yang nonton merasa terprovokasi. Kita bisa anggap Fitna sebagai sebuah The Da Vinci Code baru. Penuh kontradiksi, dan fiksi, sehingga kita bisa menganggap film ini sebagai satu bukti kalau orang yang bernama Geert Wilders itu termasuk orang yang iri.

Dan, Iri tanda TAK MAMPU.

Kenapa kita mesti sengaja memblok film ini, cuma untuk menghentikan peredarannya?

Sekarang kalau kita lihat berita yang ini (masih dari detikinet) :

‘Fitna’ Ada di Google
Akankah Pemerintah Juga Blokir Google?
Dewi Widya Ningrum - detikinet

Jakarta - Film kontroversial ‘Fitna’ tak hanya beredar di situs YouTube. Film anti Islam garapan anggota parlemen Belanda Geert Wilders ini sudah menyebar ke berbagai situs di internet dan juga blog. Bahkan, film tersebut juga menyebar di situs Google Video.

Akankah situs Google Video juga akan menjadi sasaran pemblokiran pemerintah? Atau, mungkinkah Google yang secara total bakal diblokir?

Tak terucap kata ‘Ya’ atau ‘Tidak’ ketika detikINET melontarkan pertanyaan itu. Gatot S. Dewa Broto, Kabag Umum dan Humas Ditjen Postel, hanya mengatakan bahwa saat ini tengah dibicarakan mekanisme teknis yang lebih elegan untuk pemblokiran situs yang memuat film ‘Fitna’.

“Kita sih prinsipnya selektif, pemerintah tidak ingin menutup sembarangan. Saat ini sedang dibicarakan mekanisme teknis untuk pemblokiran yang lebih elegan. Kami tidak ingin seperti mencari tikus dalam rumah, lalu membakar rumahnya,” kata Gatot yang dihubungi detikINET, Senin (7/4/2008).

Gatot juga mengakui bahwa tak mudah untuk memblokir film Fitna secara khusus. “Tapi paling tidak, pemerintah sudah mengirimkan surat berisi imbauan agar situs-situs dan blog yang memuat konten Fitna segera diblokir, meski tak secara spesifik disebutkan apa nama situsnya,” imbuh Gatot tanpa mau berkomentar lebih banyak lagi.

Pro ataupun kontra? Silakan diskusikan di thread khusus pada detikINET Forum.

Sekarang kalau kasusnya seperti ini, apakah pemerintah akan memblok Google? Banyak jalan menuju Roma, pasti akan ada banyak cara menyebarkan film ini. Entah melalui Flash Disk, atau apapun. Di kelas saya saja, hampir semua sudah punya salinan film ini.

Sekali lagi, ini membuktikan kalau langkah Indonesia sangat terburu-buru, tidak terlalu bijak. Dan, ada banyak sekali cara untuk menikmati YouTube, RapidShare, dan lain-lain. Saya mendapat link ini ketika searching di google.

Terbukti kan, kita bisa saja melakukan banyak cara. Dan, soal pemblokan Video, ada banyak cara, misalkan bagi yang sudah mendownload, kan tinggal mengupload lagi ke situs lain. Banyak situs File Sharing lain, seperti Uploading, MegaUpload, dan lain-lain. Oleh karena itu, terbukti bahwa langkah pemerintah ini amat terburu-buru, sehingga tidak ada keputusan tepat yang bisa dibuat.

Kalau ditanyakan, seandainya saya menjadi Pemerintah Indonesia, langkah apa yang akan saya lakukan?

Simpelnya, saya mungkin akan melakukan salah satu dari beberapa hal berikut ini :

- Biarkan saja. Kalau masyarakat kita tidak mudah terprovokasi, maka tidak akan ada masalah, dan rencana Geert Wilders membuat film Fitna yang mungkin membuat sensasi, seperti 68% orang yang saya tahu, tentu saja tujuan ini tidak berhasil. Kita cukup menganggap Fitna itu film sampah, orang yang membuatnya adalah orang yang buang sampah, bahkan yang membuatnya itu penipu.
Anggap saja seperti film fiksi biasa yang tidak nyata.

- Siapkan report link. Pemerintah cukup menyediakan sebuah websites baru, yang isinya pelaporan website yang mengandung film Fitna. Nah, pemerintah cukup memblok link yang masuk, cuma url yang masuk, jadi kan cukup diblok yang diblok. Lagipula, kan banyak orang Indonesia yang suka searching film ini, kalau ketemu tinggal dilaporkan saja. Kan beres.

Yah, saya sendiri lebih suka langkah kedua.

Jujur saja, ibu-ibu di atas adalah korban pemerintah ini. Masak pemerintah masih belum puas menyulitkan rakyatnya?

original site punya wangsacl.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar