Seks menurut TAO 2

|

Mempercepat Awan Pecah
Tao menjelaskan lima tanda yang harus diperhatikan pria ketika akan dan saat menysupkan "tongkat giok" ke "gerbang permata". Gadis Sederhana menjelaskan hal itu, agar "kontak tanpa kebocoran" dapat bertahan, dan si wanita menikmati awan pecah alias orgasme penuh.

Tanda pertama adalah saat tampak wajahnya memerah, si pria hendaknya memainkan "tongkat giok" dengan lembut di sekitar dan di atas bukit venus pasangannya.

Tanda kedua; ketika puting susunya mengeras dan ada bulir keringat di cuping hidungnya, adalah undangan bahwa "gerbang permata" telah siap untuk menerima "tongkat giok".

Tanda ketiga; terasa tenggorokannya memanas, bibir kering dan napas menderu, ini berarti pria harus lebih dalam menarikan "tongkat giok" di dalam lembah gerbang permata.

Tanda keempat; saat gerbang permata menjadi super basah dan licin, ini berarti si pria harus lebih rajin memasukkan "giok"-nya, dan lebih dalam, cepat dan mantap, dengan hentakan yang pasti, untuk lebih jauh menyusup ke Istana Angkasa. Dan tanda kelima; ketika cairan mulai ke luar dari gerbang permata, artinya, si wanita telah "pasang naik" dan jika dia memekik, berarti "awan telah pecah" atau orgasme, saat si pria memperlembut dorongannya, dan menarik "tngkat giok" dengan lembut, sebelum mengalami "kebocoran".

Selain lima tanda tadi, pria juga dapat melihat tingkat kenikmatan daya sentuh "tongkat giok"-nya. Ini dinamakan lima hasrat. Pertama disebut kehendak, saat pemanasan, ketika napas si wanita memendek dan dia berkeringat. Kedua adalah tingkat kesadaran, saat si wanita ingin si pria menyentuh "bukit Venus"-nya dan mulai merangsangnya ketika cuping hidungnya mengembang dan bibirnya terbuka.

Ketiga adalah tingkat mendekati "awan pecah" ketika energi yin muncul, tubuhnya bergetar, dan dia memeluk erat tubuh pasangannya. Ini kenikmatan yang tak terhingga.

Keempat adalah saat datang "awan pecah", masa penuh konsentrasi, ia mulai bermandi keringat.

Dan terakhir, hasrat kelima, ketika tubuhnya mengejang, kaku, matanya menutup, memekik atau menjerit atau bahkan bibirnya terkunci, saat "awan pecah" menderanya, dia mengapit tubu si pria, seakan ingin mengerkahnya, dan menyusupkan "tongkat giok" untuk masuk lebih dalam ke "gerbang permata", sebagai tanda dia sedang berada di puncak "awan pecah" tertinggi.

Nah, dengan mempelajari lima tanda dan lima hasrat ini, si pria akan lebih tahu waktu yang tepat untuk menyusupkan dan "menarikan" tongkatnya, dan memberi daya sensasi dan dorongan yang tinggi bagi terciptanya nikmat awan pecah bagi si wanita.

10 Petunjuk Tongkat Giok

Bersanggama ala tao bukan hal yang mudah, butuh ketelitian dan kepekaan agar lelaki tak bocor duluan. Ketelitian ini penting supaya tongkat giok memainkan fungsinya secara maksimal, dan dapat membuat bukit venus "memuntahkan" laharnya atau pasang naik. Sepuluh petunjuk berikut ini memetakan apa yang harus dilakukan dari reaksi tubuh wanita.

Pertama, terjadi saat wanita memelukkan tangan dan kaki ke tubuh pasangannya dan menekankan tubuhnya ke pasangannya tersebut. Ini menunjukkan bahwa ia menginginkan kontak antara tongkat giok dengan bukit venus di gerbang permata dan menggosok-gosokkannya bersama-sama.

Kedua, ketika ia mengangkat pantatnya. Ini merupakan suatu isyarat keinginan yang mendesak agar mendapat rangsangan yang lebih langsung pada gerbang permata.

Ketiga, saat tubunya menegang dan pahanya membuka, melebarkan jalan bagi tongkat giok, agar segera memeprcepat penyusupannya dan tidak membuang-buang waktu untuk mempertajam asahannya di gerbang permata.

Keempat, ketika lengannya bergetar, bahunya berguncang dan pantatnya bergoyang, ini adalah saatnya dia akan segera mencapai puncak. Maka, pertahankan kekencangan tongkat giok, dan jangan tergesa atau mempercepat gocekan, tenang saja dan lebih perdalam galian tongkat giok.

Kelima, saat ia menaikkan kakinya dan mengunci pinggang, ini adalah tanda agar tongkat giok lebih lama berkunjung di kedalaman gerbang permata, dan saat ini adalah ketika kenikmatan tertinggi dia rasakan, matanya memejam dan menggigiti bibir atau mendesah. Saat ini, peluklah dia, dan percepat gerakan tongkat giok, dengan gesekan yang lebih mantap dan dalam.

Keenam, saat yang sangat vital, ketika "awan pecah". Dengan gerakan cepat, ia akan menyingkan kakinya lebih rapat, dan mengcengkram betis pasangannya, menjepit tongkat giok bahkan memekik. Saat ini esktase kenikmatan sedang di puncak, dan ingat, jangan sampai tongkat giok gagal, harus segera menghantarkan pasangan ke "pasang naik". Kondisi ini akan segera diikuti dengan...

Ketujuh, saat ia menggoyanngkan pinggulnhya untuk menuntaskan "pecahnya awan". Nah, ini tanda agar pria segera menghunjamkan tongkat giok sedalam mungkin!

Kedelapan, saat ia menaikkan tubuhnya dan mendekap erat.... ingat, tongkat giok harus masih bekerja. Tapi, biarkan bukit venus yang mengambil alih, diamkan tongkat giok.

Kesembilan, tiba-tiba dia diam, seperti tak bernapas. Ini artinya dia lagi petit a mort , mengalami kematian kecil, maka diam juga tubuh Anda, dan biarkan tongkat giok mendekam di gerbang pertama, jangan dulu digerakkan sampai...

Kesepuluh, dia bergerak seiring wajah yang memerah, mainkan lagi tongkat giok dengan gesit dan biarkan proses "awan pecah" berjalan sempurna. Jika reaksinya sudah lamban, perlahan, dalam hitungan 3 menit, cabutlah tongkat giok perlahan-lahan dari gerbang permata... jangan sampai tongkat mengalami kebocoran.

Nah, dengan mempelajari sepuluh tanda bagi tongkat giok ini, kontak tanpa kebocoran akan selalu terjaga, dengan memberikan fungsi yang maksimal, memberikan apa yang dicari perempuan, pasang naik yang menggelora, dan lalu, awan yang pecah

Jumlah Pasangan Olahasmara

Dalam tao, disebutkan bahwa jumlah pasangan seksual pria memengaruhi kemapanan jalan yin dan yang untuk efek panjang umur. Aspek ajaran ini yang menimbulkan kontroversi berabad-abad, bukan saja kontroversi diantara para taoist, tapi juga kesahihan dalil dari ajaran itu.

Dalam Secrets of the Jade bedroom, Peng-Tze mengatakan, "Siapa pun yang mempraktekkan yin dan yang dalam tao, dan menyerap energi vital agar dapat mencapai umur panjang tidak akan berhasil hanya dengan seorang wanita saja."

Menurut anggapan Peng-Tze, hubungan seksual berkali-kali dengan pasangan yang sama akan menguras potensi cairan dan energi.Anggapan ini semakin jelas dianut saat pemerintahan Dinasti Sung (960-1279 SM) di mana di bawah ajaran Neo-konfusioanisme, snagat mengagungkan sistem patriarkat dan poligami.

Pada masa itu, para pria Cina mampu dan banyak menghimpun wanita muda, baik di rumah atau pun di luar rumah. Mengesampingakn masalah kesehatan, tujuannya melayani banyak pasangan ternyata lebih bersifat sosial, menjamin agar seorang wanita terpelihara dalam kehidupan rumah tangga pria. Jadi, ada motif penghargaan akan keterjaminan sosial wanita di balik anjuran ini.

Para Taoist terdahulu tidak meyakini hubungan seks dengan banyak pasangan akan berkorelasi dengan pencerapan energi, dan ajaran yang terakhir inilah yang mendekati inti ajaran tao sebenarnya. Seperti yang diungkapkan Lao-Tze dalam Tao Teh Ching, " Semangat lembah tak mengenal henti, datangilah kapan saja kamu mau, ia tak akan pernah kering."

Dengan kata lain, manfaatnya bagi kesehatan pria tetap sama, apakah ia bermain cinta dengan seorang wanita, tiga atau empat wanita, semalam atau setahun. Dan, mengingat "air" tetap akan panas begitu "api" mendidihkannya sekali, maka tentunya yang pertama jauh lebih mudah dilakukan ketimbang yang belakangan.

Kedua, pandangan itu sah adanya, tergantung pada keadaan individual. Jika seorang istri aau kekasih itu sehat, kuat dan aktif dalam seks, seorang pria tidak akan memerlukan sumber lain di luar rumah. sebaliknya jika si wanita sakit-sakitan dan libidonya rendah, seorang taoist tentu akan mempraktekkannya dengan wanita lain dalam rangka penyerapan energi yin yang memadai.

Hal yang sama terjadi jika seorang wanita yang sehat dan kuat bertemu dengan pria yang lemah dan sakit-sakitan yang tidak mampu memberi cairan yang, ia akan mencari wanita lain untuk mempraktekkannya, dan ini juga terjadi jika salah satu pasangan berbeda usia, akan terjadi kesenjangan vitalitas antara pihak yang satu dengan yang lain.

Para pembaca di dunia Barat cenderung tak bisa menerima hal ini karena bias moral yang ekstrem terhadap hal tersebut. Bagi orang Cina, seks merupakan kebutuhan dasar manusia, seperti mandi dan makan. Orang Cina melakukan seks sebagai seni dan kesenangan sekaligus sarana untuk menjaga kesehatan dan mengusahakan umur panjang.

Tipe wanita ideal yang sesuai untuk menjaga yin dan yang dalam tao lebih diutamakan pada faktor kesehatan dan vitalitas; kemudaan memang membantu tapi tidak esensial, dan kecantikan tidak termasuk dalam persyaratan. Dalam Secrets of the jade Bedroom, Peng-Tze mengatakan, "wanita tidak harus kelihatan cantik dan menggairahkan. Tipe yang paling diinginkan adalah wanita yang muda, cukup berisi dan belum melahirkan."

Muda, tentu saja istilah yang relatif, tapi secara umum diartikan tak lebih dari 30 tahun, dan tidak terlalu kurus, karena tipe yang kurus lebih susah untuk mendapatkan orgasme.

Persembahan Cairan Tiga Puncak

Ketika wanita sedang dalam kondisi menuju pasang naik atau orgasme, tao melihat tubuh wanita mengeluarkan cairan yang sangat berfungsi untuk kesehatan pria. Dengan menghirup cairan tadi, maka pria akan mendapat keuntungan berupa kesehatan dan umur panjang. Tapi, prosesi ini ternyata cukup sulit.

Yoga seks tao mengajarkan pada pria untuk selalu dapat mengambil tiga keuntungan itu, yang mereka sebut "persembahan besar dari tiga puncak". "Tiga puncak" itu menunjuk pada lidah dan bibir, dua payudara, dan bukit venus alias vagina pada tubuh wanita. Sedangkan "persembahan besar" adalah merujuk pada macam pengeluaran yang dialirkan tiga puncak tadi selama prosesi persetubuhan atau perangsangan seksual. Lebih dari 2000 tahunlalu, Wu Hsien melukiskan manfaat dari persembahan besar tadi, dan cara menghirupnya.

Puncak tertinggi dinamakan "puncak seroja merah". Cairannya disebut "sungai permata" yang mengalir dari dua pembuluh di bawah lidah wanita saat terangsang. Nah, pria harus menjilati cairan ini dengan lidahnya dan menelannya, mengingat cairan ini sangat bermanfaat untuk kesehatan.

Puncak tengah disebut "puncak kembar". Cairannya disebut "salju putih" dan keluar dari puting wanita. Warnanya putih dan rasanya manis agak asam. Dari ketiga persembahan tadi, persembahan yang satu ini sangat unggul, terutama jika si wanita belum pernah menyusui.

Puncak terendah dinamai "jembatan hitam", dan cairannya disebut "bunga rembulan" yang terletak jauh di dalam istana yin , bercairan sangat licin. Dalam ilmu seks moderen, titik puncak ini dinamakan G-spot. Puncak ini akan mempersembahkan cairan saat pasang naik tiba, di saat muka si wanita memerah dan suaranya berubah jadi erangan, saat orgasme. Nah, pada kondisi ini si pria hendaknya menarik tongkat gioknya satu inci, lalu mendorong masuk dengan cepat dan sedalam-dalamnya untuk menjeput persembahan tadi, dan di saat yang sama mencium dan menjilati bibir pasangan dan mengisap putingnya kuat-kuat.

Itulah "persembahan tiga puncak", yang siapa pun dapat mengambil keuntungannya dari praktek tao yang sudah ribuan tahun. Cuma, prosesi ini butuh waktu untuk benar-benar dapat mempraktekkannya, saat emosi tak lagi dierosikan oleh nafsu. Carilah, raihlah, dan dapatkan kesehatan yang prima dari cairan tiga puncak ini.

Menahan Napas Usai Bersetubuh

Ini rahasia ajaran tao; hendaknya setiap pria, saat melakukan hubungan seksual menyerap sebanyak mungkin "cairan kehidupan" dari pasangannya, dan menjaga agar kehilangan sesedikit mungkin cairannya sendiri. Dalam istilah tao, inilah yang disebut huan-jian-bunau, yang artinya, mengembalikan mani untuk memberi makan otak.

Nah, banyak kalangan Barat yang menertawakan konsep ini. Padahal, konsep ini sudah teruji jutaan tahun. Arti sebenarnya dari keadaan itu adalah bahwa unsur mani yang tertahan yang sangat esensial tersebut kembali diserap ke dalam tubuh si pria, khususnya pada jaringan lunak prostat dan pata uretra. Cairan itu secara alamiah akan memasuki aliran darah dan diedarkan ke seluruh tubuh, "memberi makan" semua jaringan serta organ, termasuk otak.

Fakta medis yang dikenal selama ini menunjukkan bahwa ada kesamaan bahan dasar pada cairan mani dan cerebrospinal. Para wanita secara alamiah juga mengalami hal ini, karena mereka menahan pengeluaran seksualitas pada saat melakukan hubungan badan.

Proses penyerapan kembali serta peredaran mani yang tertahan dapat mempertinggi kondisi baik pada pria maupun wanita dengan jalan melakukan pernapasan perut dalam-dalam begitu hubungan intim telah selesai. Pada laki-laki,pernapasan seperti itu akan menimbulkan adanya pijitan ritmik pada prostat dan mempermudah penyerapan unsur mani yang tertahan yang esensial tadi, yang akan segera mengikuri aliran darah, kembali meresap ke dalam tubuh. Pada wanita, bernapas dalam-dalam tadi setelah menikmati awan pecah mempunyai manfaat yang sama yang membuat wanita tertahan cairannya yang ada di sekitar vagina untuk kembali berkumpul dan mengalir ke tubuh melalui darah.

Selain itu, ternyata, bernapas dalam-dalam sehabis berhubungan intim akan membantu menciptakan keseimbangan sistem energi tubuh.


Read More..

Seks menurut TAO

|

Mengerem Penderitaan Usai Orgasme
Perbedaan esensial antara sifat seks pria dan wanita terletak pada watak orgasme. Ketika seorang pria mengalami ejakulasi, ia menyemprotkan sperma, sementara wanita tidak, meski tetap mengeluarkan juga cairan tubuhnya. Dan itulah sebabnya, jika ejakulasi, pria kehilangan energi, sedang wanita orgasme, justru menambah vitalitas.
Nah, kebiasaan ejakulasi inilah perlahan tapi pasti merampas sumber energi pria, membuatnya lemah dan rentan atas penyakit. Sedang wanita, justru kian bugar, baik karena cairannya yang tak keluar, juga percampuran cairannya dengan cairan sang pria, yakni ibarat perpaduan yin dan yang. Dalam tao, perbedaan ini dijelaskan dengan berbagai bahasa, yang mengambil posisi perubahan alam. Untuk orgasme wanita disebut gao-chao, yang secara harfiah diartikan "pasang naik", imaji grafis alam. Sedang untuk lelaki, ejakulasi disebut dengan kehilangan cairan, membuang cairan atau menyerah. Orang cina juga mengatakan bahwa seorang wanita telah "membunuh" pasangannya jika dia membuat pria itu orgasme lebih dahulu daripada dirinya. Ini juga yang disebut sebagai petit mort, kematian kecil, oleh orang Prancis.

Karena itulah, tao mengupayakan hubungan seksual perdasarkan prinsip langit dan bumi, mengikuti kaedah yin dan yang. Untuk diketahui, pria adalah milik yang, cepat naik dan cepat turun. Sedang wanita adalah milik yin, perlahan naik, tak pernah bosan dan jenuh. Tao melihat hubungan seks berdasaarkan prinsip keselarasan. Tao mengamati secara detil, bagaimana hewan berkelamin jantan, acap tak punya energi dan mati setelah berhubungan dengan betinanya, seperti serangga, yang bahkan, setelah si jantan mengintimi, akan segera menjadi sejenis "makanan kecil" paska orgasme betinanya.

Tao melihat wanita dengan potensi seksual yang hebat, memiliki teh, energi yang sangat besar. Jolah Chang, seorang taois dalam bukunya The Tao of The Loving Couple mengutip kesimpulan Mary Jane Sherfey mengatakan, dari tahun 12000 sampai 8000 SM, wanita Cina tak dapat mengontrol energi seksualnya, dan menikmati kebebasan seks secara penuh dengan berbagai lelaki. Inilah yang membuat siklus masa pertanian tak berkembang, karena energi pria yang habis untuk "menggarap" lahan wanita, dan secara spontan membuat sistem perkotaan meningkat, sampai kemudian wanita dapat mengendalikan dorongan seksualnya.

Dari sejarah itu juga dapat diketahui bahwa sebenarnya secara seksual, wanita memang lebih unggul. Namun, bagi pria yang cukup berdisiplin mempraktikkan tao, dan selaras mempelajari kosnep yin dan yang, akan mengakui tao menghilangkan ketimpangan potensi seksual itu. Dengan mempraktekkan tao, pria tak akan mengeluhkan seperti yang dikatakan Balzac, "hubungan seks semalam akan mengurangi satu halaman novelku," atau sinisme Miles Davis, musisi yang dalam Playboy April 1975 mengatakan, "Energi kita akan terkuras setelah orgseme." Tao akan membuat "penderitaan usai orgasme" dapat dihilangkan jika pria mau menahan memancarnya sperma. Seks para taois dilakukan dengan pengaturan barter antara yin dan yang; pria mengorbankan sedikit kesenangan jangka pendek untuk memperoleh manfaat kesehatan dan umur panjang, sementara wanita mendapatkan kesenangan yang tetap sempurna. Ingat, yang akan diajarkan tao adalah menahan ejakulasi, bukan mencegah orgasme. Ini artinya, sudah sejak ribuan tahun lalu tao menyadari bahwa orgasme berbeda dari ejakuasi. Hebat kan?!

Lalu bagaimana persebadanan yang cocok menurut tao? Bagi tao, sebagaimana yang dijelaskan kitab Huan Ti Nei Ching dan Su Nu Ching, esensi seks dengan unsur yin dan yang adalah keseimbangan, harmoni dan penyatuan hal-hal yang bertentangan:

"Bagi seorang pria yang ingin memelihara keperkasaannya, ia harus memperkaya esensi (cairan) yang-nya dengan cara menyerap cairan yin. Ketika pria dan wanita berhubungan seks, mereka saling menukar cairan tubuhnya dan saling menghirup napas pasangannya, yang ini seperti pertemuan api dan air dalam takaran yang pas, sehingga tak saling mengalahkan. Dalam berhubungan, pria dan wanita hendaknya menyurut dan mengapung, laksana gelombang dan arah angin laut. Sesekali ke arah yang satu, kemudian ke arah yang lain, tetapi harus selaras dengan "pasang besar". Dengan cara ini, keduanya dapat bertahan sepanjang malam, dan secara tetap menambah cairan vitalnya, menyembuhkan penyakit dan memperpanjang umur. Tanpa harmoni dasar yin dan yang, obat-obatan dan makanan yang baik tidak akan ada gunanya. Jika cairan vital ini mengering karena pemborosan yang berlebihan, tidak akan terisi kembali, hilang sama sekali."

Nah, begitulah seks menurut tao, persebadanan yang harmonis, memberikan kenyamanan tak mengalahkan. Tulisan berikutnya akan menuntut Anda untuk tak "tenggelam" dalam gelora hubungan intim dengan mempelajari teknik "mengapung", yang mengubah energi seksual menjadi kekuatan murni.

Teknik Pengiritan Mani

"Pengiritan" mani memang menjadi inti dalam seni di atas ranjang a la tao. Namun, banyak yang salah paham tentang hal ini, dan menganggap tao tak memperbolehkan pria orgasme. Padahal, orgasme adalah pengalaman psikis, dan ejakulasi adalah pengalaman badani. Keduanya bisa datang bersamaan, juga bisa tidak, orgasme tanpa ejakulasi.

Kesalahpahaman ini jugalah yang dialami Kaisar Kuning, yang ingin berhenti bersanggama dalam rangka pengiritan mani. Tapi, Gadis Sederhana Su Nu Ching, menjelaskan duduk soalnya. "Sebagai manusia, kita tak boleh melakukan sesuatu yang diatur alam. Menghentikan berhubungan intim adalah melawan kehendak alam. Jika yin dan yang tidak mengadakan kontak, keduanya tak dapat saling menyelaraskan dan melengkapi. Kita bernapas untuk menukar udara yang kotor dan menggantinya dengan yang segar. Jika tongkat giok (penis) tidak aktif, maka akan mengalami atrofi, penyusutan salah satu organ atau jaringan sel. Itulah sebabnya, gerbang permata (vagina) harus selalu dikunjungi, dilatih secara konsisten. Jika seorang pria dapat selalu mengendalikan ejakulasi, ia dapat memperoleh manfaat besar untuk kesehatannya."

Tapi, adakah kenikmatan seksual tanpa ejakulasi? Barangkali itulah yang ada di kepala Anda, yang juga menjadi kerisauan Kaisar Kuning, ketika akan mempraktekkan hal ini. Tapi, pertanyaan itu terjawab oleh penasihat kaisar, Peng-Tze yang ditanyakan Gadis pelangi, sebagaimana tersurat dalam Secrets of the Jade Bedroom : "Tak ada kenikmatan yang terganggu. Setelah ejakulasi, seorang pria akan merasa lelah, telinganya berdengung, mata mengantuk, dan ingin segera tidur. Ia juga merasa haus. lemas dan kaku. Ejakulasi memang memberikan kenikmatan tetapi cuma sesaat, selanjutnya diikuti penderitaan yang berkepanjangan. Ini kenikmatan yang artidisial, sementara. Tetapi, jika seorang pria mau mengatur ejakulasinya seminim mungkin dan menahan maninya, maka tubuhnya akan menjadi kuat dan pikirannya tak bercecababg, jernih. Dengan sesekali menghindari diri dari sensasi nikmat sesaat ejakulasi, cinta si pria terhadap pasangannya akan bertambahy besar, ia seakan tidak akan pernah cukup memasuki "gerbang permata". Bukankah ini akan menjadi kenikmatan seks yang tak ada taranya?"

Sebagai perbandingan, pakar seks David Rauben dalam bukunya Everything You Ever Wanted to Know about Sex mengatakan seorang pria, setelah ejakulasi kedua, otomatis tak akan bisa lagi mengadakan hubungan seksual, dan butuh waktu yang panjang. Ini karena energi yang telah habis. Sementara wanita tidak demikian. Nah, pria yang tak berejakulasi, akan dapat melakukan terus hubungan itu, semau dia suka, dua atau tiga, bukan masalah. "Api yang tetap panas meski telah mendidihkan air dua kali."

Bercinta menurut tao, bukan pada romantika semata, tapi teknik yang benar. Bukan seperti bermain bola, hanya mencari kemenangan, tapi harus tetap memperagakan teknik yang hebat dengan mengikuti aturan bermain. Tao menjelaskan ini dengan istilah "strategi di tempat tidur". Sebuah novel erotis di zaman Dinasti Ming, Player Mat of the Flesh karya Lee Yu menjelaskan: "Dalam hal seks, yang menjadi daya tarik utama pria bukankah gunung dan lembah wanita tapi keingintahuan tentang ukuran dan daya letus dan tahan tongkat giok. Siapa yang akan menang dan kalah di tempat tidur tak ubahnya seperti di medan perang, mengetahui kekuatan sendiri sama pentignnya dengan meneropong kekuatan musuh."

Nah, banyak pria yang merasa, hanya butuh waktu lima menit untuk menaklukkan "gerbang permata". Padahal, ternyata, sebelum waktu itu, tongkat gioknya sudah memuntahkan lahar, dan energinya terbuang sia-sia, karena "api" tak dapat memanaskah air. Untuk itu, tao mengajarjan teknik pengiritan mani, yang secara sederhana akan kami jelaskan lagi, bagaimana mempraktekkan "kontak tanpa kebocoran".

Mendidihkan Air Menjaga Api

Untuk mengetahui reaksi pasangan apakah sudah siap disusupi tongkat giok, pria harus memahami enam hal; pemanasan, empat pencapaian, lima tanda, lima hasrat, sepuluh petunjuk serta lima kebajikan. Ini hal yang sangat vital sebelum penetrasi agar orgasme wanita dapat cepat terjadi.

Pemanasan adalah usaha untuk merangsang pelumasan pada wanita maupun ereksi pada pria. Usaha ini dilakukan sebelum melakukan hubungan intim. Menurut Gadis sederhana, pelumasan atau lubrikasi pada "gerbang permata" dan ereksi atau pengerasan "tongkat giok" sebelum kedua alat itu bertemu, adalah pertanda saling pengaruh antara yin dan yang.

Pemanasan juga berguna untuk memancing sistem energi tubuh yang berhubungan dengan rangsangan hubungan seks. Dalam bahasa tao, pemanasan ini disebutkan sebagai mendidihkan air sembari menjaga api tetap kecil.

Pemanasan hendaknya dimulai dari kaki dan tangan, bukan pada alat kelamin. Mulai dengan memijat atau meremas pergelangan tangan, kaki dan merambar ke bahu menuju dada, dari kaki terus menuju paha dan pinggang. Bagaimana pemasanan itu, Gadis sederhana tidak menjelaskan secara detil, tapi dia memberikan ciri dalam "lima hasrat", reaksi yang didapatkan wanita saat menerima rangsangan dari pria. Jadi, dapat ditarik kesimpulan, teknik pemanasan ini adalah memanaskan si wanita agar siap untuk disusupi tongkat giok, dan supaya tak menunggu waktu terlalu lama agar mencapai orgasme atau awan pecah. Jadi, intinya, memanaskan dengan tenang dan menjaga agar yang memanaskan, si pria, tidak ikut terbakar, dengan api yang tetap kecil.

Rute utama energi dan juga letak tempat yang peka ini akan membangkitkan energi, yang menuju kepada organ seks. Bagi wanita, tekanan jari yang kuat di tempat "persimpangan tiga yin", san-yin-jiao, yang terletak tepat di belakang tulang garas, kira-kira tiga inci dari tulang pergelangan kaki sebelah dalam, biasanya sangat efektif dalam membangkitkan energi seksual. Punggun bawah, tulang belakang, dan bawah permukaan lengan dan kaki merupakan daerah sensitif, baik bagi pria maupun wanita.

Setelah pemanasan, Anda harus memperhatikan "empat pencapaian" organ pria sebelum menyusupi "gerbang permata". Petunjuk empat pencapaian ini dijelaskan Gadis Misterius pada Kaisar Kuning: "Jika "giok" itu tidak cukup panjang, emergi vital si pria akan terkuras saat menyusupi gerbang permata. Jika cukup panjang tapi tidak besar, energi ototnya kurang mencapai target. Jika cukup besar tapi tak keras, sendi dan urat daging tidak akan kuat, dan jika semua tercukupi tapi tidak panas, energinya tidak akan meledakkan "gerbang permata". Untuk mempersiapkan hubungan intim, pria harus punya energi, yang sudah tersimpan di dalam tubuh jika tidak membuang mani secara sembarangan."

bersambung sesi 2

Read More..

Macam ilmu Islam Kejawen

|

Sebelum membahas Ilmu Gaib Aliran Islam Kejawen, kita akan memperjelas dulu pengertian Ilmu Gaib yang kita pakai sebagai istilah di sini. Ilmu Gaib adalah kemampuan melakukan sesuatu yang tidak wajar melebihi kemampuan manusia biasa, sering juga disebut sebagai Ilmu Metafisika, Ilmu Supranatural atau Ilmu Kebatinan karena menyangkut hal-hal yang tidak nampak oleh mata. Beberapa kalangan menganggap Ilmu Gaib sebagai hal yang sakral, keramat dan terlalu memuliakan orang yang memilikinya, bahkan menganggap wali atau orang suci.
Perlu diterangkan, bahwa keajaiban atau karomah yang ada pada Wali (orang suci kekasih Tuhan) tidak sama dengan Ilmu Gaib yang sedang kita pelajari. Wali tidak pernah mengharap mempunyai keajaiban tersebut. Karomah itu datang atas kehendak Allah karena mereka adalah orang yang sangat saleh dan rendah hati. Sementara kita adalah orang yang meninta kepada Allah agar melimpahakan kekuasaan-Nya untuk keperluan kita.
Dalam hasanah perkembangan Ilmu Gaib di Indonesia, kita mengenal dua aliran utama yaitu Aliran Hikmah dan Aliran Kejawen. Aliran Hikmah berkembang di kalangan pesantren dengan ciri khas doa/mantra yang murni berbahasa Arab (kebanyakan bersumber dari Al-Quran). Sedangkan aliran Kejawen yang ada sekarang sebetulnya sudah tidak murni kejawen lagi, melainkan sudah bercampur dengan tradisi islam. Mantranya pun kebanyakan diawali dengan basmalah kemudian dilanjutkan dengan mantra jawa. Oleh kerena itu, saya menyebutnya Ilmu Gaib Aliran Islam Kejawen. Tradisi islam-kejawen inilah yang lebih banyak mewarnai keilmuan Silat Rohani.

Aliran Islam Kejawen

Ilmu Gaib Aliran Islam Kejawen bersumber dari alkulturasi (penggabungan) budaya jawa dan nilai-nilai agama islam. Ciri khas aliran ini adalah doa-doa yang diawali basmalah dan dilanjutkan kalimat bahasa jawa, kemudian diakhiri dengan dua kalimat sahadad. Aliran Islam Jawa tumbuh syubur di desa-desa yang kental dengan kegiatan keagamaan (pesantren yang masih tradisional).
Awal mula aliran ini adalah budaya masyarakat jawa sebelum islam datang yang memang menyukai kegiatan mistik dan melakukan ritual untuk mendapatkan kemampuan suparantural. Para pengembang ajaran islam di Pulau Jawa (Wali Songo) tidak menolak tradisi jawa tersebut, melainkan memanfaatkannya sebagi senjata dakwah.
Para Wali menyusun ilmu-ilmu Gaib dengan tatacara lelaku yang lebih islami, misalnya puasa, wirid mantra bahasa campuran arab-jawa yang intinya adalah do’a kepada Allah. Mungkin alasan mengapa tidak disusun mantra yang seluruhnya berbahasa Arab adalah agar orang jawa tidak merasa asing dengan ajaran-ajaran yang baru mereka kenal.
Di Indonesia, khususnya orang jawa, pasti mengenal Sunan Kali Jaga (Raden Said). Beliau inilah yang paling banyak mewarnai paham islam-kejawen yang dianut orang-orang jawa saat ini. Sunan Kali jaga menjadikan kesenian dan budaya sebagai kendaraan dakwahnya. Salah satu kendaran Sunan Kali Jaga dalam penyebaran ajarannya adalah melalu tembang / kidung. Kidung-kidung yang diciptakannya mengandung ajaran ketuhanan dan tasawuf yang sangat berharga. Ajaran islam yang luwes dan menerima berbagai perbedaan.
Bahkan Sunan Kali Jaga juga menciptakan satu kidung “Rumeksa Ing Wengi” yang menurut saya bisa disebut sebagai Ilmu Gaib atau Ilmu Supranatural, karena ternyata orang yang mengamalkan kidung ini memiliki berbagai kemampuan supranatural.

Konsep Aliran Islam Kejawen

Setiap perilaku manusia akan menimbulkan bekas pada jiwa maupun badan seseorang. Perilaku-perilaku tertentu yang khas akan menimbulkan bekas yang sangat dasyat sehingga seseorang bisa melakukan sesuatu yang melebihi kemampuan manusia biasa. Perilaku tertentu ini disebut dengan tirakat, ritual, atau olah rohani. Tirakat bisa diartikan sebagai syarat yang harus dipebuhi untuk mendapatkan suatu ilmu.
Penabungan Energi. Karena setiap perilaku akan menimbulkan bekas pada seseorang maka ada suatu konsep yang khas dari ilmu Gaib Aliran Islam Jawa yaitu Penabungan Energi. Jika bandan fisik anda memerlukan pengisian 3 kali sehari melalui makan agar anda tetap bisa beraktivitas dengan baik, begitu juga untuk memperoleh kekuatan supranatural, Anda perlu mengisi energi. Hanya saja dalam Ilmu Gaib pengisian ernergi cukup dilakukan satu kali untuk seumur hidup. Penabungan energi ini dapat dilakukan dengan cara bermacam-macam tergantung jenis ilmu yang ingin dikuasai. Cara-cara penabunganenergi lazim disebut Tirakat.
Tirakat. Aliran Islam Kejawen mengenal tirakat (syarat mendapatkan ilmu) yang kadang dianggap kontroversial oleh kalangan tertentu. Tirakat tersebut bisa berupa bacaan doa. wirid tertentu, mantra, pantangan, puasa atau penggabungan dari kelima unsur tersebut. Ada puasa yang disebut patigeni (tidak makan, minum, tidur dan tidak boleh kena cahaya), nglowong, ngebleng dan lain-lain. Biasanya beratnya tirakat sesuai dengan tingkat kesaktian suatu ilmu. Seseorang harus banyak melakukan kebajikan dan menjaga bersihnya hati ketika sedang melakukan tirakat.
Khodam. Setiap Ilmu Gaib memiliki khodam. Khodam adalah mahluk ghaib yang menjadi “roh” suatu ilmu. Khodam itu akan selalu mengikuti pemilik ilmu. Khodam disebut juga Qorin, ialah mahluk ghaib yang tidak berjenis kelamin artinya bukan pria dan bukan wanita, tapi juga bukan banci. Dia memang diciptakan semacam itu oleh Allah dan dia juga tidak berhasrat kepada manusia. Hal ini berbeda dengan Jin yang selain berhasrat kepada kaum jin sendiri kadang juga ada yang “suka” pada manusia.

Macam-macam Ilmu Aliran Islam Kejawen

Berikut adalah klasifikasi ilmu gaib bedasarkan fungsinya menurut Erlangga. Mungkin orang lain membuat klasifikasi yang berbeda dengan klasifikasi menurut Erlangga. Hal tersebut bukan masalah karena memang tidak ada rumusan baku tentang klasifikasi ilmu Gaib.

1. Ilmu Kanuragan atau Ilmu Kebal
Ilmu kanuragan adalah ilmu yang berfungsi untuk bela diri secara supranatural. Ilmu ini mencakup kemampuan bertahan (kebal) terhadap serangan dan kemampuan untuk menyerang dengan kekuatan yang luar biasa. Contohnya ilmu Asma’ Malaikat, Hizib Kekuatan Batin, Sahadad Pamungkas dll.

2. Ilmu Kawibaan dan Ilmu Pengasihan
Inilah ilmu supranatural yang fungsinya mempengaruhi kejiwaan dan perasaan orang lain. lmu Kewibaan dimanfaatkan untuk menambah daya kepemimpinan dan menguatkan kata-kata yang diucapkan. Orang yang menguasai Ilmu Kewibawaan dengan sempurna akan disegani masyarakat dan tidak satupun orang yang mampu melawan perintahnya apalagi berdebat. Bisa dikatakan bila Anda memiliki ilmu ini Anda akan mudah mempengaruhi dan membuat orang lain nurut perintah Anda tanpa berpikir panjang.
Sedangkan Ilmu Pengasihan atau ilmu pelet adalah ilmu yang berkaitan dengan maslah cinta, yakni membuat hati seseorang yang Anda tuju menjadi simpati dan sayang. Ilmu ini banyak dimanfaatkan pemuda untuk membuat pujaan hati jatuh cinta padanya. Ilmu ini juga dapat dimanfaatkan untuk membuat lawan yang berhati keras menjadi kawan yang mudah diajak berunding dan memulangkan orang yang minggat.

3. Ilmu Trawangan dan Ngrogosukmo
Jika Anda ingin tahu banyak hal dan bisa melihat kemana-mana tanpa keluar rumah, maka kuasailah ilmu trawangan. Ilmu trawangan berfungsi untuk menajamkan mata batin hingga dapat menangkap isyarat yang halus, melihat jarak jauh, tembus pandang dan lain-lain. Sedangkan Ilmu Ngrogosukmo adalah kelanjutan dari Ilmu Trawagan. Dalam ilmu trawangan hanya mata batin saja yang berkeliaran kemana-mana, sedangkan jika sudah menguasai ilmu ngrogosukmo seseorang bisa melepaskan roh untuk melakukan perjalanan kemanapun dia mau. Baik Ilmu Trawangan maupaun Ngrogosukmo adalah ilmu yang tergolong sulit dipelajari karena membutuhkan keteguhan dan kebersihan hati. Biasanya hanya dikuasi oleh orang yang sudah tua dan sudah tenang jiwanya.

4. Ilmu Khodam
Seseorang disebut menguasai ilmu khodam bila orang yang tersebut bisa berkomunikasi secara aktif dengan khodam yang dimiliki. Khodam adalah makhluk pendamping yang selalu mengikuti tuannya dan bersedia melakukan perintah-perintah tuannya. Khodam sesungguhnya berbeda dengan Jin / Setan, meskipun sama-sama berbadan ghaib. Khodam tidak bernafsu dan tidak berjenis kelamin.
5. Ilmu Permainan (Atraksi)
Ada ilmu supranatural yang hanya bisa digunakan untuk pertunjukan di panggung. Sepintas ilmu ini mirip dengan ilmu kanuragan karena bisa memperlihatkan kekebalan tubuh terhadap benda tajam, minyak panas dan air keras. Namun ilmu ini tidak bisa digunakan untuk bertaruang pada keadaan sesungguhnya. Contoh yang sering kita lihat adalah ilmunya para pemain Debus.

6. Ilmu Kesehatan
Masuk dalam kelompok ini adalah ilmu gurah (membersihkan saluran pernafasan), Ilmu-ilmu pengobatan, ilmu kuat seks, dan ilmu-ilmu supranatural lain yang berhubungan dengan fungsi bilologis tubuh manusia.

Tiga Cara Penurunan Ilmu Ghaib

Ada tiga hal yang menyebebkan seseorang memiliki kemampuan supranatural. Yaitu:

1.
Menjalankan Tirakat. Tirakat adalah bentuk olah rohani khas jawa yang tujuannya untuk memperoleh energi supranatural atau tercapainya suatu keinginan. Tirakat tersebut bisa berupa bacaan doa, mantra, pantangan, puasa atau gabungan dari kelima unsur tersebut. Inilah yang disebut belajar ilmu gaib sesungguhnya, karena berhasi atau tidaknya murid menjalankan tirakat hingga menguasai ilmu, tergantung sepenuhnya pada dirinya sendiri. Dalam hal ini guru hanya memberi bimbingan.

2.
Pengisian. Seseorang yang tidak mau susah payah juga bisa mempunyai kemampuan supranatural, yaitu dengan cara pengisian. Pengisian adalah pemindahan energi supranatural dari Guru kepada Murid. Dengan begitu murid langsung memiliki kemampuan sama seperti gurunya. Pengisian (transfer ilmu) hanya bisa dilakukan oleh Guru yang sudah mencapai tingkatan spiritual yang tinggi.

3.
Warisan Keturunan. Seseorang bisa mewarisi ilmu kakek-buyutnya yang tidak ia kenal atau ilmu orang yang tidak dikenal secara otomatis tanpa belajar dan tanpa sepengetahuannya. Maka ada yang menyebutnya “ilmu tiban” yang artinya datang tanpa disangka-sangka.

Mitos Tentang Efek Samping

Beberapa orang masih menyakini bahwa pemilik Ilmu Gaib akan mengalami kesulitan hidup dan mati, susah dapat rezeki, bisa sakit jiwa (gila), menderita saat akan mati dll. Saya membantah mentah-mentah argument tersebut. Bukankah masalah rizqi dan nasib adalah Allah SWT yang menentukan.
Memang ada banyak pemilik ilmu gaib adalah orang yang tak punya uang alias miskin, tapi saya yakin itu bukan disebabkan oleh ilmunya, melainkan karena dia malas bekerja dan bodoh. Kebanyakan orang yang memiliki ilmu gaib menjadi sombong dan malas bekerja, hanya mengharapkan orang datang meminta pertolongannya lalu menyelipkan beberapa lembar rupiah ketika bersalaman. Jadi bukan karena Ilmunya.
Sebetulnya baik buruk efek Ilmu Gaib tergantung pemiliknya. Bisa saja Allah menghukum dengan cara menyulitkan rezeki, menyiksa saat datangnya ajal atau hukuman lain karena orang tersebut sombong dan suka menindas orang lain dengan ilmunya, bukankah kita selalu dalam kekuasaan Allah.



Read More..

Kontroversi Serat Darmo Gandhul

|

Masuknya Islam ke Tanah Jawa ternyata menyimpan cerita yang sungguh luar biasa. Salah satunya terekam dalam Serat Darmo Gandhul yang kontroversial itu. Dalam serat yang aslinya berbahasa Jawa Kuno itu dipaparkan perjalanan beberapa wali, juga hambatan dan benturan dengan budaya dan kepercayaan lokal
Penulis serat ini tak menunjukkan jati diri aslinya. Ada yang menafsirkan, pengarangnya adalah Ronggo Warsito. Ia pakai nama samaran Ki Kalam Wadi, yang berarti rahasia atau kabar yang dirahasiakan. Ditulis dalam bentuk prosa dengan pengkisahan yang menarik. Isi Darmo Gandhul tentu saja mengagetkan kita yang selama ini mengira bahwa masuknya agama Islam di Indonesia dilakukan dengan cara damai tanpa muncratan darah, terpenggalnya kepala dan tetesan air mata. Kaburnya para pemeluk Hindu dan Budha ke berbagai wilayah, misalnya ke Pulau Bali, ke kawasan pegunungan dan hutan rimba, adalah salah satu pertanda bahwa mereka menghindari tindakan pembantaian massal oleh sekelompok orang yang ingin menggulingkan kekuasaan berkedokkan agama.

Terkait dengan kisah Wali Songo yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Ini adalah versi yang tidak lengkap, bersumber dari Tabloid Posmo terbitan Surabaya. Anda bisa baca dan menilai sendiri. Hanya agar lebih enak untuk dibaca, Posmo menyuntingnya disana-sini. Yang perlu dicatat, pembaca sendiri harus kritis menyikapi isi cerita yang mungin amat tendensius ini.

Serat Darmo Gandhul pernah diterbitkan oleh Dahara Prize – Semarang berukuran 15 cm x 15 cm. Berikut ini adalah tulisan tentang Serat Darmo Gandhul yang dimuat berseri di Tabloid Posmo terbitan Surabaya. Isi dari serat ini rasanya masih relevan dikaitkan dengan zaman sekarang, dimana mulai bermunculan kelompok fundamentalis Islam, terorisme yang mengatas namakan agama, dan juga kelompok-kelompok yang bermimpi untuk mendirikan kekhalifahan Islam di negeri ini, dan juga di negara-negara Asia Tenggara lainnya.


Tokoh terkait:
- Darmo Gandhul - murid Ki Kalam Wadi
- Ki Kalam Wadi - penulis serat
- Raden Budi - guru Ki Kalam Wadi
- Prabu Brawijaya - Raja Majalengka (Majapahit)
- Putri Campa (Dwarawati? Dara Petak?) - permaisuri Prabu Brawijaya
- Sayid Rahmad - kemenakan Putri Campa (Sunan Ampel)
- Sayid Kramat - Sunang Bonang
- Raden Patah (Babah) - putra Prabu Brawijaya/Adipati Demak/Senapati Jimbuningrat/
Sultan Syah Alam Akbar Khalifaturrasul Amirilmukminin Tajudil Abdulhamid Khak/Sultan Adi Surya Alam di Bintoro.
- Raden Kusen (Raden Husen/Raden Arya Pecattanda) - saudara kandung Raden Patah (lain ayah)
- Ki Bandar - sahabat Sunan Bonang
- Bandung Bondowoso
- Nyai Plencing - dedemit
- Buta Locaya - raja dedemit (mantan Patih Sri Jayabaya)
- Ni Mas Ratu Pagedongan (Ni Mas Ratu Angin-Angin)
- Kyai Tunggul Wulung
- Kyai Patih
- Syech Siti Jenar
- Tumenggung Kertosono
- Sunan Giri
- Arya Damar - Bupati Palembang
- Patih Mangkurat
- Setyasena - komandan pasukan Cina Islam
- Bupati Pati
- Adipati Pengging
- Adipati Pranaraga
- Sabdo Palon
- Naya Genggong

Sunan kali jogo kemudian mengucapkan sahadat: ashadualla illa hailallah wa ashadu anna muhamadarosulullah .yang artinya : tiada tuhan melainkan allah dan muhammat adalah rosul Allah , kemudian sunan kali jogo menjelaskan arti dari kalimat itu kepada parabu browijoyo terakhir : “Orang yang menyembah kepada arah dan tidak tau wujut itu sama artinya dengan kapir , selain itu orang yang menyembah pada puji yang ber sifat wujut di alam itu namanya menyembah berhala , makanya orng itu harus mengetahui lahir dan batinnya , makanya orng berucap harus tau apa yang di ucapkan .
Kemudian apa arti Nabi Muhamat rosullah : Muhamat itu adalah keadaan kubur , jadi badan manusia itu semuanya adalah keadaan kubur dari roso pangroso , atau sama artinya kita memuji badan kita sendiri bukannya memuji Nabi Mohamay di arab , raga manusia itu adalah wakil Allah / bayangan Allah yang ber wujut roso pangroso , rosul artinya Roso kang nusuli / rasa yang terlahir , rasa yaitu makanan yang berada di lisan .
Nusuli yaitu naik ke surga , Lullah yaitu artinya luluh jadi Lumpur , kemudian di sebut rosullullah yaitu rasa yang tidak baik ber bau salah , kemudian di jadikan satu Muhamad rosululloh artinya yaitu 1.merasakan badan 2.merasakan makanan , sudah jamaknya manusia itu mengagung agungkan rasa dan makanan makanya di sebut Muhamat Rosulullah .
Sebab dari itu kenapa apabila kita sembahyang mengucapkan “usolli” itu artinya melihat asal muasal dari diri kita sediri yang berasal dari roh idlofi / roh suci / rohnya Muhammad Rosul . artinya rosul itu rasa . yaitu kularnya rasa kehidupan yang keluar dari anggota badan yang terbuka karena ashaduala , apa bila tidak mengerti artinya sahadat maka tidak tau rukun islam dan tidak akan tahu porwaning dumadi / awal mula kejadian”. Demikian penuturan sunan kali jogo panjang lebar sehingga sang Prabu Browijoyo pamungkas mau masuk islam .

Kemudian parabu Browijaoyo minta di cukur raambutnya oleh sunan kali jogo akan tetapi rambutnya tidak mempan di potong , makanya sunan kali jogo kemudian matur kepada sang prabu browijoyo supaya masuk islam secara lahir batin karena apabila Cuma
Islam lahirnya saja rambutnya tidak mempan di potong .Kemudian sang prabu Browijoyo berkata bahwa islam nya lahir batin , barulah rambutnya bias di potong .
Setelah memotong rambutnya kemudian prabu Browijoyo menemui abdi kinasih nya Sabdo Palon dan Noyo Genggong dan berkata : “ kamu berdua sekarang aku beri tahu bahwa sejak hari ini aku meninggalkan agama budha dan berganti menjadi agama islam dan menyebut asma Allah yang sejati dan kamu sekalian aku ajak berganti agama Rosul dan meninggalakan agama budha .Sabdopalon berkata dengan sedih “Saya ini ratu dahhyang yang rumekso tanah Jawa , siapapun yang jadi raja menjadi momongan ku semenjak dari leluhur paduka dahulu Sang wiku Manu manusa , Sakutrem dan bambang Sakri turun temurun sampai sekarang saya mengasuh wiji tanah jawa , saya kalo tidur sampai 200 tahun selama saya tidur pasti ada peperangan sodara musuh sodara dan yang nakal pada makan manusia , makan bangsanya sendiri , sampai sekarang usiaku sudah 2000 lebih 3 tahun mengasuh wiji tanah jawa tidak ada yang bersalin agamanya patuh / netepi agama budha , baru paduka yang mau meninggalkan pikukuh / ajaran luhur jawa.
Jawa itu artinya mengetahui , narimo / berserah diri kemudian di sebut jawan .Suka numpang numpang nanti akibatnya menyulitkan kematian paduka besok , Sabda wiku utama di jawab oleh alam yang bergetar Sang Prabu Browijoyo di marahi oleh jawoto karena mau masuk agama rosul yang di tandai oleh di tambahnya 3 jenis mahluk di dunia yaitu 1 . yang bernama rumput jawan 2. padi Rondonunut 3. padi Mriyi.
Sang prabu kemudian bertanya lagi bagai manakah yang menjadi kemantapanmu mau atau tidak meninggalkan agama budha dan berganti agama rasul , menyebut nabi muhamad Rosulullah sebagai panutan para nabi lan menyebut asma Allah pangeran Yang Sejati.

Sabdopalon berkata dengan sendu “ paduka masuk sendiri , saya tidak tega melihat watak yang aniyaya seperti orang – orang Arab. Aniyaya itu artinya suka meng hukum dan lagi suka meng aniyaya raga , apabila saya berganti agama pasti akan menyulitkan kematian saya , yang mengatakan mulya itu kan orang Arab dan orang islam semua yang memuji agamanya sendiri , saya setia kepada agama lama , menyebut Dewo Ingkang Linangkung
Jagad ini adalah raganya dewo yang bersipat budi dan hawa , sudah menjadi jamaknya manusia itu patuh kepada eling dan budi keinginan jadi tiak menyulitkan .Apabila menyebut nabi Muhamad Rosullulloh , artinya Muhamad itu keadaan di kubur yaitu keadaan rasa yang salah hanya mengagungkan rasa badan tempat kotoran , sukanya makan enak tidak tau akibat yang di rasakan nanti . makanya di sebut Muhamad yaitu tempatnya rasa selurauh badan . Roh idlofi itu artinya roh awal / roh asal / roh suci apabila sudah rusak akan kembali ke asalnya kemmudian paduka Sang Prabu Browijoyo mau pulang ke mana . Adam itu menjadi satu dengan hyang Brahim yang artinya kebrahen / tertipu di dalam hidupnya , tidak menemuka rasa yang sejati , tetapi lahirnya rasa wujut badan . di sebut Muhamadun , tempat bersemayamnya rasa jasatnya budi jadi wujut manusia dan rasa. Apabila sudah di ambil oleh yang maha Kuasa Paduka menjadi manusia seutuhnya itu terjadi dengan sendirinya lantaran menahan keburukan , jadi bapak dan ibu tidak membuat , makanya di sebut anak karena (wontenipon wujut piyambak ) / adanya dengan sendirinya terjadinya dari gaib yang samar dari kehendak Lotowalhujwa yang menyelimutu segala wujut , terjadi dengan sendirinya dan rusak dengan sendirinya pula , Apabila telah di ambil yang Maha Kuasa hanya tinggal rasa dan perasaan yang paduka bawa , apabila menjadi Demit penunggu tanah itulah yang nista , hanya menunggui daging yang amis yang telah luluh jadi tanah.Semuanya itu tetap tidak ada gunanya di karenakan hanya kurangnya pengetahuan nya . Dikala hidupnya tidak memakan buah pohon Budhi dan buak pohon pengetahuan

hanya nrimo mati sebagai setan , makan tanah dan mengharap kiriman sesaji di kemudian hari memberi kiamat kepada anak cucu nya . Orang mati tidak terikat oleh peraturan lahiriah sudah pasti sukma berpisah dengan budi apabila tekatnya baik maka akan menerima kemuliaan akan tetapi apa bila tekatnya nyasar maka akan menerima siksanya .
Sekarang coba paduka jawab pertanyaan saya ? “ Aku mau pulang kepada asal , asal nor kembali ke nor” jawab prabu browijoyo.Sabdopalon bertutur lagi “ itulah pengetahuan orang yang bingung dikala hidupnya merugi tidak punya pengetahuan budhi , belum makan buah pengetahuan dan buah dari pohon budhi , berasal dari satu pulang satu itu bukan mati yang utama . Sedangkan mati yang utama adalah satus telung puluh : yang di sebut satus itu putus , telu itu tilas / bekas , puloh itu pulih mawujut lagi , wujutnya rusak tetapi yang rusak hanya yang berasal dari roh idofi saja , hidupnya langgeng akan tetapi raga telah pisah dengan sekma , itulah yang di sebut sahadat tanpa ashadu , berganti dengan roh suci / roh asal , sasi surup / rembulan terbenam pasti dari mana awalnya , yaitu berawal dari semenjak jadi manusia .surup artinya sumurup / mengetahi awal tengah sampai akhir , teguhlah jangan sampe goyah dari pusatnya membawa sir cipta awal “.Sang prabu berkata “ cipta saya akan ikut / nempel kepada orang linuwih “
Sabdopalon menjawab “ itu adalah orng yang kesasar seperti benalu yang menempel pada pepohonan yang besar tidak mandiri kemuliaannya hanya dari pemberian orang lain , itu bukan mati yang utama itu adalah matinya orang nista sukanya numpang – numpang tidak mandiri apabila telah di uasir kemudian nglambarang / pergi tanpa tujuan jadi berkasaan dan kemudian menempel kepada yang laen “.
Sang prabu berkata lagi : “ aku berasal dari kosong dan akan kembali kepada kosong , seperti sebelum aku terlahir belum ada apa – apa jadi matiku nanti akan seperti itu”.
Sabdopalon menjawab : “Itu adalah orang yang mati karena bunuh diri , tidak percaya ilmu ketika hidupnya seperti binatang , hanya makan , minum dan tidur , yang demikian itu hanya akan gemuk kebanyakan daging jadi bisa dikatakan hanya nrimo minum air kencing saja , hilang lah hidupnya di alam kematian “ .
Sang prabu berkata : “ aku akan menunggui makam apa bila telah luluh jadi debu “.
Sabdopalon mhnjawab:”itulah matinya orng bodoh matinya jadi setan kuburan , menunggui daging yang telah luluh jadi tanah , tidak tahu apabila biasa berganti roh idofi baru . jangankan itu non saja belum tentu tau”.
Sang prabu berkata : “ aku akan Mokso sampai dengan ragaku “
Sabdopalon menjawab: “ apa bila orang yang ber agama rosul dapat di pastikan tidak akan bisa mokso , tidak akan kuwat menelan raganya karena gemuk kebanyakn daging , orang yang mati mokso itu celaka , karena mati tetapi tidak meninggalkan jasad , itu namanya tidak sahadat tidak hidup dan tidak mati , tidak akan bisa kembali menjadi roh idofi baru dan hanya akan menjadi gunungan demit saja “.
Sang prabu berkata : “Aku tidak ingin apa – apa , tidak ber ihtiar menolak atau memilih , hanya terserah yang maha kuasa saja “.
Sabdopalon menjawab :”Paduka meninggalkan sifat , tidak merasa apa bila tercipta mempunyai suatu kelebihan , meninggalkan kewajiban sebagai manusia , manusia itu berhak menolak dan memilih , apabila sudah pasrah menjadi batu apa perlunya mencari ilmu kamulyaning pati “.
Sang prabu berkata : “ ciptaku akan pulang ke ahirat naik sorga menghadap Hyang Maha Kuasa”.
Sabdopalon menjawab:”Aherat , suwargo sudah paduka bawa ke mana – mana , jagatnya manusia itu sudah lengkap alam sahir dan kabir , ketika semenjak berujut adam sudah lengkap ahirat , suwargo , neroko , arsy , kursy kemudian Paduka mau pergi ke ahirat mana , nanti kalo kesasar looo.., padaha yang namanya ahirat itu artinya mlarat , di manapun ada aherat , kalo bisa malah saya hindari , jangan sampai saya pulang kepada kemlaratan naik ke ahirat adil negari , apa bila salah dalam menjawab pasti di hukum , di ikat dan di paksa untuk bekerja berat dan lagi tidak di upah . Masuk aherat Nusa Srenggi
Nuso artinya manuso sreng artinya pekerjaan yang berat sekali enggi artinya pekerjaan , jadi atrinya manusia dipaksa bekerja kepada ratu nuso srenggi , apa tidak ciloko manusia hidup di dunia seperti itu tadi , seluruh keluarganya hanya makan beras sejimpit , tanpa ikan , sambal maupun sayur,itu adalah ahirat yang kelihatan di toto lahir, apabila ahiratnya orang mati melebihi itu , paduka jangan sampae pulang ke aherat , jangan sampae naik ke sorga , nanti kalo kesasar, banyak rojo koyo yang berada di situ, semua Cuma nrimo berselimutkan tanah , hidupnya bekerja dengan pak saan , tidak salah di cambuk, paduka jangan sampe menghadap gosti Allah , karena gosti Allah itu tidak ber warna dan tidak ber rupa , wujutnya hanya Asmo yang meliputi dunia dan aherat , paduka belum kenal , kenalnya hanya kenal seperti cahaya lintang dan rembulan , bertemunya cahaya bersinar menjadi satu , tidak pisah dan tidak menjadi satu , jauhnya tidak terkira , dekat tapi tidak bersinggungan , saya saja tidak bisa dekat apalagi paduka , Kanjeng Nabi Musa saja tidak kuat melihat cahayanya , maka Allah tidak kelihatan , hanya Dzatnya yang meliputi seluruh wujut , paduka wiji rohani bukan dari golongan malekat , manusia raganya berasal dari nutfah , menghadap Hyang Lotowalhujwa , apabila tempatnya sudah tua minta yang baru jadi tidak bolak balek , yang di sebut mati dan hidup, yang hidup napasnya masih berjalan , artinya hidup yang langgeng tidak berubah dan tidak menjadi tua , yang mati hanya raganya , tidak merasakan kenikmatan , makanya bagi orang yang ber agama budha , apabila jasatnya sudah tua , sukmanya keluar minta ganti jasat yang bagus

agatnya manusia itu langgeng tidak berubah yang berubah itu keadaan rasa , yaitu raga / wadak yang berasal dari roh idlofi.
Prabu Browijoyo tidak lah muda dan tidaklah tua , tetapi langgeng ditengah tengah jagat paduka , berjalan tidak bergerak dari tempatnya , berada di dalam gua sir cipta yang hening . Bawalah bawaanmu , membawa dan memakan raga , asksara telah leyab , hitungan jumlahnya telah terkumpul , melesat dengan utuh . Melihat jantung katub kiri , surut karena sir cipta , bertujuan di cetho cethik cethak (lidah menempel di atas langit – langit) itulah puncak dari pengetahuan , pengetahuannya orang budha , masuk nya roh berjalan melalui cethak , berhenti lagi di cethik , keluar di kalamwadi , gila lautan rahmat kemudian masuk di guwa garba / rahim perempuan , jatuhnya kenikmatan berada di dasarnya bumi rahmat , disitulah budi membuat istana baitullah yang mulia , kejadiannya dari sabda Kun , jadi berada di tengah – tengahnya jagat sorganya ibu , oleh sebab itulah manusia keblatnya derada di tengahnya jagad , jagadnya manusia itu Gua Sir Cipta namanya , di bawa ke mana – mana tidak berubah , umurnya sudah di tentukan , tidak bisa diajukan dan di undurkan , sudah tertulis di dalam lauhful mahfudz , bejo dan celakanya tergantung dari budi nalar dan pengetahuannya , yang kurang dalam ihtiarnya maka bekuranglah bejo / keberuntungannya , inilah asal muasal dari keblat papat / 4 penjuru mata angin yaitu : wetan , kilen , kidul , ler / timur , barat , selatan , utara .Artinya Wetan :yaitu wiwitan manusia maujut , artinya Kilen / kulon : orang tuwa kita kelon / kelonan / berhubungan intim , artinya Kidul : seorang istri di dudul / di masuki organ intimnya , kemudian artinya Lor : lahir / lahirlah jabang bayi , tanggal sepisan kapurnaman , Por itu artinya : jumbuh , Na itu artinya : ana / ada , Ma artinya : maujut /madep dating ujut / berujut , Jumbuh itu artinya pepak / lengkap , serba ada melingkupi alam sahir dan kabir . Tanggal sepisan /awal waktu manusia terlahir dari seorang ibu bersamaan dengan kakang mbarep adi ragil , Kakang Mbarep Itu kawah / air ketuban , Adi Ragil itu ari – ari , saudara yang terlahir bersamaan tanggal gaib nya , menjaga hidup dan kesadarannya , penjelmaan cahaya , ber ujud cahaya , pintu semua eling / kesadaran , siang dan malam janganlah takut dengan semua kejadian , ingatlah semuanya , terbit dan tengelamnya jangan sampai samar / ragu , dulu sekarang dan besok inilah pengetahuan orang Jawi yang ber agama budha .
Raga itu di ibaratkan kapal , sedangkan sukma adalah nahkodanya sebagai penunjuk arah , apabila kapal berjalan ke arah yang salah karena sang nahkoda maka akan menemui celaka , kapal akan pecah , orangnya rebah . Oleh karena itu harus mapan / teratur dan
terarah selagi kapal masih berjalan , apabila tidak mapan hidupnya , konon lagi matinya pasti juga tidak akan bisa mapan netepi sebagai titah manusia , apabila kapalnya pecah maka pisah dengan nahkodanya , artinya sukma berpisah dengan budi ,itulah yang di sebut sahadat , yaitu pisahnya kawulo dan gosti , Sah artinya pisah , Dat artinya dzatnya Gosti , apabila telah pisah antara raga dan sokma Budinya berganti baittullah , napas tali memuji kepada gosti , apabila telah terpisah raga , sukma dan budi , dalam keadaan mertitis / berangan angan yang tidak – tidak maka matinya akan salah selamanya , ini harus lah sangat berhati hati , ingatlah kepada asal dari kawulo , kawulo / seorang hamba juga wajib dan wenang matur dateng Gosti , meminta baitullah yang baru melebihi dari yang lama , raga dari manusia inilah yang disebut baitullah atau perahu buatan Allah , kejadiannya dari sabda Kun , apabila bitullah nya orang Jawi bisa manitis kepada baitullah lagi yang lebih bagus , sedangkan orang islam baitullah nya tinggal pangroso sedangkan kapalnya telah remuk .Apabila sukma itu mati alam dunia ini nati akan suwong / kosong , tidak ada manusia dan apabila manusia itu terus hidup maka dunia ini akan penuh sesak dengan manusia , berjalannya dari urutan yang tua kemudian yang muda demikian sampai ke pada roh lapisan / roh awal / roh sejati , walaupun sukmanya manusia apabila tekatnya nasar / tidak benar maka akan menjelma menjadi kuwuk / demit
, dan walaupun sukmanya hewan bisa juga menjalma jadi manusia , ( sesuai kehendak dan keadilan yang maha kuasa manusia itu ngunduh wohing pakarti / menuai sesuai apa yang di tanamnya . Ketika batara Wisnu memerintah di kerajaan Medang Kasapto , hewan hewan serta lelembut di cipta menjadi manusia menjadi bala tentaranya , Oleh sebab itu ketika eyang Paduka menjadi raja di kerajaan Gajah Oya bau badan dari orang satu dan yang lainnya berbeda beda sesuai dengan dahulunya ketika masih menjadi hewan .Serat tapak Hyang atau yang sering di sebut Sastrojendro Hayuningrat , terjadi karena darisabda kun , yang di namakan Jithok / punuk / buhul artinya puji thok / pujian saja , dewa yang membuat cahya menyelimuti seluruh badan , artinya incengen aneng cengelmu atau lihatlah pada dirimu sendiri

Read More..

Perencanaan Untuk Usaha

|

Suatu misal, kita memiliki modal dan kepengen diinvestasikan untuk usaha yang potensial hanya saja sumber daya yang dimiliki sangat terbatas, dan masalahnya sekarang adalah: Proyek usaha manakah yang akan memberikan nilai keuntungan terhadap investasi yang terbaik Jangan lah pernah menghamburkan dana dan waktu terhadap suatu usaha yang tidak memberikan hasil yang diharapkan.

Ada lebih dari 60 faktor yang sangat penting yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan potensi kesuksesan sebuah usaha.Bikin suatu pertanyaan-pertanyaan yang terstruktur, yang mungkin selama ini lupa ditanyakan kepada diri sendiri, itu akan dapat membuka tabir yang selama ini menutupi pikiran, dan akhirnya akan dapat menciptakan formulasi analisa yang berbobot.

Hidupkan Kembali Produk Yang Telah Gagal Sangat Memungkinkan
Banyak sekali produk, baik berupa barang atau pun jasa yang gagal dipasaran karena jeleknya strategi yang digunakan.Tinjau Ulang letak kegagalannya, disitu akan dapat secara cepat mengenali berbagai hal yang perlu di lakukan untuk dapat mengubah semua itu.Sangat disarankan untuk meninjau ulang produk mereka yang telah gagal tersebut dan memperbaharuinya .

Mampu Mengenali Masalah Dan Memanfaatkan Kekuatan
Belajar terus untuk dapat mengenali berbagai hal dari bisnis yang mungkin menjadi penyebab terjadinya kegagalan. Tidak hanya ini saja melainkan juga bagaimana merubah semua kelemahan itu menjadi suatu kekuatan dan memanfaatkan kekuatan tersebut untuk memenangkan persaingan. Pahamilah kekuatan usaha dan produknya, ini merupakan kunci untuk menang dalam persaingan.

Utama harus mampu untuk memberikan informasi yang mendalam mengenai berbagai hal yang penting, yaitu:

a.Lingkungan Pasar
b.Kekuatan-Kekuatan Pasar
c.Berbagai Karakteristik Pasar
d.Pengaruh Persaingan
e.Potensi Barang Atau Jasa
f.Penetapan Harga
g.Langkah-Langkah Promosi

Hargai Waktu

Hemat dana
Jangan berinvestasi di bidang yang jelek , Hindari Strategi yang salah ; Hasilkan Keutungan ; Komitmen penuh terhadap ide yang baik ; Terapkan strategi yang benar untuk produk barang/jasa yang sedang dikembangkan

Analisa-analisa yang penting, meliputi:

1. Tempat-tempat area penting dari usaha

2. Berbagai ragam observasi dan kesimpulan yang dihasilkan dari suatu proses menjawab berbagai pertanyaan.

3. Penyajian lebih dari 35 macam charts yang relevan dan berpengaruh terhadap sistem usaha.

Observasi Usaha yang Mendalam
harus dapat memahami lebih jauh mengenai strategi pemasaran dan bagaimana pengaruh berbagai keputusan penting dari strategi pemasaran tersebut terhadap suksesnya usaha yang sedang di rintis. Beberapa contoh yaitu:

1. Observasi Kekuatan Penawaran Pembeli. Salah satu faktor yang input yang digunakan adalah Ancaman Timbulnya Pesaing baru.

2. Mengukur pengaruh dari Ancaman Pesaing baru tidak hanya didasarkan atas satu faktor saja.

3. Faktor Input lainnya adalah pengaruh dari tingkat Persaingan Usaha

Dan untuk menilai seberapa besar tingkat persaingan usaha, Kesetiaan pelanggan adalah salah satu faktor yang penting untuk dipertimbangkan

Salah satu keuntungan yang teramat nyata yang akan dapat di peroleh melalui adalah mampu untuk menilai secara tepat pengaruh dari berbagai situasi internal dan eksternal terhadap suksesnya proyek yang sedang dikerjakan.

Pahamilah Kekuatan Kompetitif usaha, itu kunci agar dapat memenangkan persaingan.

STRATEGIC MARKETING PLANNER
Begitu banyaknya hal yang sangat penting untuk dipertimbangkan untuk dapat majunya sebuah usaha, yang bahkan kadang-kadang kita lupa untuk mempertimbangkannya, mungkin karena terlalu focus kepada ide baru tersebut.

Langkah paling awal untuk dapat membuat Rencana Usaha yang menjanjikan kemenangan adalah kemampuan anda untuk memahami pasar dan bagaimana anda memanfaatkan pengetahuan mengenai pasar tersebut untuk keuntungan anda dan perusahaan.Hal-hal yang harus diketahui, yaitu:

a.Analisa Pemasaran (Marketing Analysis)

b.Faktor-faktor Lingkungan (Environmental Factors)

c.Karakter Calon Pembeli dan pelanggan (Prospect/Customer Characteristics)

d.Positioning Barang/Jasa (Product/Service Positioning)

e.Strategi Penetapan (Harga Pricing Strategy)

f.Promosi dan Iklan yang terkait dengan strategi usaha

Banyak produk barang atau jasa yang kelihatannya sangat baik tapi ternyata sangat sulit untuk bisa memberikan keuntungan. Apakah sebuah ide baik untuk dilaksanakan atau tidak.Dengan semua direncanakan tentunya diharapkan tidak menyia-nyiakan dana, waktu dan tenaga secara sia-sia. Kalau Rencana Usaha yang di buat buruk, maka implementasinya pun akan buruk, apakah anda akan mengambil resiko ini, dan mengakibatkan hilangnya keuntungan bagi anda dan perusahaan?

Read More..

Suluk-suluk Sunan Bonang 3

|

Tasawuf dan Pengetahuan Diri
Secara keseluruhan jalan tasawuf merupakan metode-metode untuk mencapai pengetahuan diri dan hakikat wujud tertinggi, melalui apa yang disebut sebagai jalan Cinta dan penyucian diri. Cinta yang dimaksudkan para sufi ialah kecenderungan kuat dari kalbu kepada Yang Satu, karena pengetahuan tentang hakikat ketuhanan hanya dicapai tersingkapnya cahaya penglihatan batin (kasyf) dari dalam kalbu manusia (Taftazani 1985:56). Tahapan-tahapan jalan tasawuf dimulai dengan‘penyucian diri’, yang oleh Mir Valiuddin (1980;1-3) dibagi tiga: Pertama, penyucian jiwa atau nafs (thadkiya al-nafs); kedua, pemurnian kalbu (tashfiya al-qalb); ketiga, pengosongan pikiran dan ruh dari selain Tuhan (takhliya al-sirr).
Istilah lain untuk metode penyucian diri ialah mujahadah, yaitu perjuangan batin untuk mengalah hawa nafsu dan kecenderungan-kecenderungan buruknya. Hawa nafsu merupakan representasi dari jiwa yang menguasai jasmani manusia (‘diri jasmani’). Hasil dari mujahadah ialah musyahadah dan mukasyafah. Musyahadah ialah mantapnya keadaan hati manusia sehingga dapat memusatkan penglihatannya kepada Yang Satu, sehingga pada akhirnya dapat menyaksikan kehadiran rahasia-Nya dalam hati. Mukasyafah ialah tercapainya kasyf, yaitu tersingkapnya tirai yang menutupi cahaya penglihatan batin di dalam kalbu.
Penyucian jiwa dicapai dengan memperbanyak ibadah dan amal saleh. Termasuk ke dalam ibadah ialah melaksanakan salat sunnah, wirid, zikir, mengurangi makan dan tidur untuk melatih ketangguhan jiwa. Semua itu dikemukakan oleh Sunan Bonang dalam risalahnya Pitutur Seh Bari dan juga oleh Hamzah Fansuri dalam Syarab al-`Asyiqin (“Minuman Orang Berahi”). Sedangkan pemurnian kalbu ialah dengan membersihkan niat buruk yang dapat memalingkan hati dari Tuhan dan melatih kalbu dengan keinginan-keinginan yang suci. Sedangkan pengosongan pikiran dilakukan dengan tafakkur atau meditasi, pemusatan pikiran kepada Yang Satu. Dalam sejarah tasawuf ini telah sejak lama ditekankan, terutama oleh Sana’i, seorang penyair sufi Persia abad ke-12 M. Dengan tafakkur, menurut Sana’i, maka pikiran seseorang dibebaskan dari kecenderungan untuk menyekutuhan Tuhan dan sesembahan yang lain (Smith 1972:76-7).
Dalam Suluk Wujil juga disebutkan bahwa murid-muridnya menyebut Sunan Bonang sebagai Ratu Wahdat. Istilah ‘wahdat’ merujuk pada konsep sufi tentang martabat (tingkatan) pertama dari tajalli Tuhan atau pemanifestasian ilmu Tuhan atau perbendaharaan tersembunyi-Nya (kanz makhfiy) secara bertahap dari ciptaan paling esensial dan bersifat ruhani sampai ciptaan yang bersifat jasmani. Martabat wahdat ialah martabat keesaan Tuhan, yaitu ketika Tuhan menampakkan keesaan-Nya di antara ciptaan-ciptaan-Nya yang banyak dan aneka ragam. Pada peringkat ini Allah menciptakan esensi segala sesuatu (a’yan tsabitah) atau hakikat segala sesuatu (haqiqat al-ashya). Esensi segala sesuatu juga disebut ‘bayangan pengetahuan Tuhan’ (suwar al-ilmiyah) atau hakikat Muhammad yang berkilau-kilauan (nur muhammad). Ibn `Arabi menyebut gerak penciptaaan ini sebagai gerakan Cinta dari Tuhan, berdasar hadis qudsi yang berbunyi, “Aku adalah perbendaharaan tersembunyi, Aku cinta (ahbabtu) untuk dikenal, maka aku mencipta hingga Aku dikenal” (Abdul Hadi W. M. 2002:55-60). Maka sebutan Ratu Wahdat dalam suluk ini dapat diartikan sebagai orang yang mencapai martabat tinggi di jalan Cinta, yaitu memperoleh makrifat dan telah menikmati lezatnya persatuan ruhani dengan Yang Haqq.

Pengetahuan Diri, Cermin dan Ka’bah

Secara keseluruhan bait-bait dalam Suluk Wujil adalah serangkaian jawaban Sunan Bonang terhadap pertanyaan-pertanyaan Wujil tentang akal yang disebut Ada dan Tiada, mana ujung utara dan selatan, apa hakikat kesatuan huruf dan lain-lain. Secara berurutan jawaban yang diberikan Sunan Bonang berkenaan dengan soal: (1) Pengetahuan diri, meliputi pentingnya pengetahuan ini dan hubungannya dengan hakikat salat atau memuja Tuhan. Simbol burung dan cermin digunakan untuk menerangkan masalah ini; (2) Hakikat diam dan bicara; (3) Kemauan murni sebagai sumber kebahagiaan ruhani; (4) Hubungan antara pikiran dan perbuatan manusia dengan kejadian di dunia; (5) Falsafah Nafi Isbat serta kaitannya dengan makna simbolik pertunjukan wayang, khususnya lakon perang besar antara Kurawa dan Pandawa dari epik Mahabharata; (6) Gambaran tentang Mekkah Metafisisik yang merupakan pusat jagat raya, bukan hanya di alam kabir (macrocosmos) tetapi juga di alam saghir (microcosmos), yaitu dalam diri manusia yang terdalam; (7) Perbedaan jalan asketisme atau zuhud dalam agama Hindu dan Islam.
Sunan Bonang menghubungkan hakikat salat berkaitan dengan pengenalan diri, sebab dengan melakukan salat seseorang sebenarnya berusaha mengenal dirinya sebagai ‘yang menyembah’, dan sekaligus berusaha mengenal Tuhan sebagai ‘Yang Disembah’. Pada bait ke-12 dan selanjutnya Sunan Bonang menulis:

12
Kebajikan utama (seorang Muslim)
Ialah mengetahui hakikat salat
Hakikat memuja dan memuji
Salat yang sebenarnya
Tidak hanya pada waktu isya dan maghrib
Tetapi juga ketika tafakur
Dan salat tahajud dalam keheningan
Buahnya ialah mnyerahkan diri senantiasa
Dan termasuk akhlaq mulia
13
Apakah salat yang sebenar-benar salat?
Renungkan ini: Jangan lakukan salat
Andai tiada tahu siapa dipuja
Bilamana kaulakukan juga
Kau seperti memanah burung
Tanpa melepas anak panah dari busurnya
Jika kaulakukan sia-sia
Karena yang dipuja wujud khayalmu semata
14
Lalu apa pula zikir yang sebenarnya?
Dengar: Walau siang malam berzikir
Jika tidak dibimbing petunjuk Tuhan
Zikirmu tidak sempurna
Zikir sejati tahu bagaimana
Datang dan perginya nafas
Di situlah Yang Ada, memperlihatkan
Hayat melalui yang empat

15
Yang empat ialah tanah atau bumi
Lalu api, udara dan air
Ketika Allah mencipta Adam
Ke dalamnya dilengkapi
Anasir ruhani yang empat:
Kahar, jalal, jamal dan kamal
Di dalamnya delapan sifat-sifat-Nya
Begitulah kaitan ruh dan badan
Dapat dikenal bagaimana
Sifat-sifat ini datang dan pergi, serta ke mana
16
Anasir tanah melahirkan
Kedewasaan dan keremajaan
Apa dan di mana kedewasaan
Dan keremajaan? Dimana letak
Kedewasaan dalam keremajaan?
Api melahirkan kekuatan
Juga kelemahan
Namun di mana letak
Kekuatan dalam kelemahan?
Ketahuilah ini

17
Sifat udara meliputi ada dan tiada
Di dalam tiada, di mana letak ada?
Di dalam ada, di mana tempat tiada?
Air dua sifatnya: mati dan hidup
Di mana letak mati dalam hidup?
Dan letak hidup dalam mati?
Kemana hidup pergi
Ketika mati datang?
Jika kau tidak mengetahuinya
Kau akan sesat jalan
18
Pedoman hidup sejati
Ialah mengenal hakikat diri
Tidak boleh melalaikan shalat yang khusyuk
Oleh karena itu ketahuilah
Tempat datangnya yang menyembah
Dan Yang Disembah
Pribadi besar mencari hakikat diri
Dengan tujuan ingin mengetahui
Makna sejati hidup
Dan arti keberadaannya di dunia

19
Kenalilah hidup sebenar-benar hidup
Tubuh kita sangkar tertutup
Ketahuilah burung yang ada di dalamnya
Jika kau tidak mengenalnya
Akan malang jadinya kau
Dan seluruh amal perbuatanmu, Wujil
Sia-sia semata
Jika kau tak mengenalnya.
Karena itu sucikan dirimu
Tinggalah dalam kesunyian
Hindari kekeruhan hiruk pikuk dunia
Pertanyaan-pertanyaan itu tidak diberi jawaban langsung, melainkan dengan isyarat-isyarat yang mendorong Wujil melakukan perenungan lebih jauh dan dalam. Sunan Bonang kemudian berkata dan perkatannya semakin memasuki inti persoalan:
20
Keindahan, jangan di tempat jauh dicari
Ia ada dalam dirimu sendiri
Seluruh isi jagat ada di sana
Agar dunia ini terang bagi pandangmu
Jadikan sepenuh dirimu Cinta
Tumpukan pikiran, heningkan cipta
Jangan bercerai siang malam
Yang kaulihat di sekelilingmu
Pahami, adalah akibat dari laku jiwamu!
21
Dunia ini Wujil, luluh lantak
Disebabkan oleh keinginanmu
Kini, ketahui yang tidak mudah rusak
Inilah yang dikandung pengetahuan sempurna
Di dalamnya kaujumpai Yang Abadi
Bentangan pengetahuan ini luas
Dari lubuk bumi hingga singgasana-Nya
Orang yang mengenal hakikat
Dapat memuja dengan benar
Selain yang mendapat petunjuk ilahi
Sangat sedikit orang mengetahui rahasia ini

22
Karena itu, Wujil, kenali dirimu
Kenali dirimu yang sejati
Ingkari benda
Agar nafsumu tidur terlena
Dia yang mengenal diri
Nafsunya akan terkendali
Dan terlindung dari jalan
Sesat dan kebingungan
Kenal diri, tahu kelemahan diri
Selalu awas terhadap tindak tanduknya
23
Bila kau mengenal dirimu
Kau akan mengenal Tuhanmu
Orang yang mengenal Tuhan
Bicara tidak sembarangan
Ada yang menempuh jalan panjang
Dan penuh kesukaran
Sebelum akhirnya menemukan dirinya
Dia tak pernah membiarkan dirinya
Sesat di jalan kesalahan
Jalan yang ditempuhnya benar
24
Wujud Tuhan itu nyata
Mahasuci, lihat dalam keheningan
Ia yang mengaku tahu jalan
Sering tindakannya menyimpang
Syariat agama tidak dijalankan
Kesalehan dicampakkan ke samping
Padahal orang yang mengenal Tuhan
Dapat mengendalikan hawa nafsu
Siang malam penglihatannya terang
Tidak disesatkan oleh khayalan

Selanjutnya dikatakan bahwa diam yang hakiki ialah ketika seseorang melaksanakan salat tahajud, yaitu salat sunnah tengah malam setelah tidur. Salat semacam ini merupakan cara terbaik mengatasi berbagai persoalan hidup. Inti salat ialah bertemu muka dengan Tuhan tanpa perantara. Jika seseorang memuja tidak mengetahui benar-benar siapa yang dipuja, maka yang dilakukannya tidak bermanfaat. Salat yang sejati mestilah dilakukan dengan makrifat. Ketika melakukan salat, semestinya seseorang mampu membayangkan kehadiran dirinya bersama kehadiran Tuhan. Keadaan dirinya lebih jauh harus dibayangkan sebagai ’tidak ada’, sebab yang sebenar-benar Ada hanyalah Tuhan, Wujud Mutlak dan Tunggal yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Sedangkan adanya makhluq-makhluq, termasuk manusia, sangat tergantung kepada Adanya Tuhan.
35
Diam dalam tafakur, Wujil
Adalah jalan utama (mengenal Tuhan)
Memuja tanpa selang waktu
Yang mengerjakan sempurna (ibadahnya)
Disebabkan oleh makrifat
Tubuhnya akan bersih dari noda
Pelajari kaedah pencerahan kalbu ini
Dari orang arif yang tahu
Agar kau mencapai hakikat
Yang merupakan sumber hayat
36
Wujil, jangan memuja
Jika tidak menyaksikan Yang Dipuja
Juga sia-sia orang memuja
Tanpa kehadiran Yang Dipuja
Walau Tuhan tidak di depan kita
Pandanglah adamu
Sebagai isyarat ada-Nya
Inilah makna diam dalam tafakur
Asal mula segala kejadian menjadi nyata

Setelah itu Sunan Bonang lebih jauh berbicara tentang hakikat murni ‘kemauan’. Kemauan yang sejati tidak boleh dibatasi pada apa yang dipikirkan. Memikirkan atau menyebut sesuatu memang merupakan kemauan murni. Tetapi kemauan murni lebih luas dari itu.
38
Renungi pula, Wujil!
Hakikat sejati kemauan
Hakikatnya tidak dibatasi pikiran kita
Berpikir dan menyebut suatu perkara
Bukan kemauan murni
Kemauan itu sukar dipahami
Seperti halnya memuja Tuhan
Ia tidak terpaut pada hal-hal yang tampak
Pun tidak membuatmu membenci orang
Yang dihukum dan dizalimi
Serta orang yang berselisih paham
39
Orang berilmu
Beribadah tanpa kenal waktu
Seluruh gerak hidupnya
Ialah beribadah
Diamnya, bicaranya
Dan tindak tanduknya
Malahan getaran bulu roma tubuhnya
Seluruh anggota badannya
Digerakkan untuk beribadah
Inilah kemauan murni
40
Kemauan itu, Wujil!
Lebih penting dari pikiran
Untuk diungkapkan dalam kata
Dan suara sangatlah sukar
Kemauan bertindak
Merupakan ungkapan pikiran
Niat melakukan perbuatan
Adalah ungkapan perbuatan
Melakukan shalat atau berbuat kejahatan
Keduanya buah dari kemauan

Di sini Sunan Bonang agaknya berpendapat bahwa kemauan atau kehendak (iradat) , yaitu niat dan iktiqad, mestilah diperbaiki sebelum seseorang melaksanakan sesuatu perbuatan yang baik. Perbuatan yang baik datang dari kemauan baik, dan sebaliknya kehendak yang tidak baik melahirkan tindakan yang tidak baik pula. Apa yang dikatakan oleh Sunan Bonang dapat dirujuk pada pernyataan seorang penyair Melayu (anonim) dalam Syair Perahu, seperti berikut:
Inilah gerangan suatu madah
Mengarangkan syair terlalu indah
Membetulkan jalan tempat berpindah
Di sanalah iktiqad diperbaiki sudah
Wahai muda kenali dirimu
Ialah perahu tamsil tubuhmu
Tiada berapa lama hidupmu
Ke akhirat jua kekal diammu
Hai muda arif budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan
Itulah jalan membetuli insan

La ilaha illa Allah tempat mengintai
Medan yang qadim tempat berdamai
Wujud Allah terlalu bitai
Siang malam jangan bercerai
(Doorenbos 1933:33)

Tamsil Islam universal lain yang menonjol dalam Suluk Wujil ialah cermin beserta pasangannya gambar atau bayang-bayang yang terpantul dalam cermin, serta Mekkah. Para sufi biasa menggunakan tamsil cermin, misalnya Ibn `Arabi. Sufi abad ke-12 M dari Andalusia ini menggunakannya untuk menerangkan falsafahnya bahwa Yang Satu meletakkan cermin dalam hati manusia agar Dia dapat melihat sebagian dari gambaran Diri-Nya (kekayaan ilmu-Nya atau perbendaharaan-Nya yang tersembunyi) dalam ciptaan-Nya yang banyak dan aneka ragam. Yang banyak di alam kejadian (alam al-khalq) merupakan gambar atau bayangan dari Pelaku Tunggal yang berada di tempat rahasia dekat cermin (Abu al-Ala Affifi 1964:15-7).

Pada pupuh atau bait ke-74 diceritakan Sunan Bonang menyuruh muridnya Ken Satpada mengambil cermin dan menaruhnya di pohon Wungu. Kemudian dia dan Wujil disuruh berdiri di muka cermin. Mereka menyaksikan dua bayangan dalam cermin. Kemudian Sunan Bonang menyuruh salah seorang dari mereka menjauh dari cermin, sehingga yang tampak hanya bayangan satu orang. Maka Sunan Bonang bertanya: ”Bagaimana bayang-bayang datang/Dan kemana dia menghilang?” (bait 81). Melalui contoh datang dan perginya bayangan dari cermin, Wujil kini tahu bahwa ”Dalam Ada terkandung tiada, dan dalam tiada terkandung ada” Sang Guru membenarkan jawaban sang murid. Lantas Sunan Bonang menerangkan aspek nafi (penidakan) dan isbat (pengiyaan) yang terkandung dalam kalimah La ilaha illa Allah (Tiada tuhan selain Allah). Yang dinafikan ialah selain dari Allah, dan yang diisbatkan sebagai satu-satunya Tuhan ialah Allah.

Pada bait atau pupuh 91-95 diceritakan perjalanan seorang ahli tasawuf ke pusat renungan yang bernama Mekkah, yang di dalamnya terdapat rumah Tuhan atau Baitullah. Mekkah yang dimaksud di sini bukan semata Mekkah di bumi, tetapi Mekkah spiritual yang bersifat metafisik. Ka’bah yang ada di dalamnya merupakan tamsil bagi kalbu orang yang imannya telah kokoh. Abdullah Anshari, sufi abad ke-12 M, misalnya berpandapat bahwa Ka’bah yang di Mekkah, Hejaz, dibangun oleh Nabi Ibrahim a.s. Sedangkan Ka’bah dalam kalbu insan dibangun oleh Tuhan sebagai pusat perenungan terhadap keesaan Wujud-Nya (Rizvi 1978:78).

Sufi Persia lain abad ke-11 M, Ali Utsman al-Hujwiri dalam kitabnya menyatakan bahwa rumah Tuhan itu ada dalam pusat perenungan orang yang telah mencapai musyahadah. Kalau seluruh alam semesta bukan tempat pertemuan manusia dengan Tuhan, dan juga bukan tempat manusia menikmati hiburan berupa kedekatan dengan Tuhan, maka tidak ada orang yang mengetahui makna cinta ilahi. Tetapi apabila orang memiliki penglihatan batin, maka seluruh alam semesta ini akan merupakan tempat sucinya atau rumah Tuhan. Langkah sufi sejati sebenarnya merupakan tamsil perjalanan menuju Mekkah. Tujuan perjalanan itu bukan tempat suci itu sendiri, tetapi perenungan keesaan Tuhan (musyahadah), dan perenungan dilakukan disebabkan kerinduan yang mendalam dan luluhnya diri seseorang (fana’) dalam cinta tanpa akhir (Kasyful Mahjub 293-5).

Berdasarkan uraian tersebut, dapatlah dipahami apabila dalam Suluk Wujil dikatakan, “Tidak ada orang tahu di mana Mekkah yang hakiki itu berada, sekalipun mereka melakukan perjalanan sejak muda sehingga tua renta. Mereka tidak akan sampai ke tujuan. Kecuali apabila seseorang mempunyai bekal ilmu yang cukup, ia akan dapat sampai di Mekkah dan malahan sesudah itu akan menjadi seorang wali. Tetapi ilmu semacam itu diliputi rahasia dan sukar diperoleh. Bekalnya bukan uang dan kekayaan, tetapi keberanian dan kesanggupan untuk mati dan berjihad lahir batin, serta memiliki kehalusan budi pekerti dan menjauhi kesenangan duniawi.
Di dalam masjid di Mekkah itu terdapat singgasana Tuhan, yang berada di tengah-tengah. Singgasana ini menggantung di atas tanpa tali. Dan jika orang melihatnya dari bawah, maka tampak bumi di atasnya. Jika orang melihat ke barat, ia akan melihat timur, dan jika melihat timur ia akan menyaksikan barat. Di situ pemandangan terbalik. Jika orang melihat ke selatan yang tampak ialah utara, sangat indah pemandangannya. Dan jika ia melihat ke utara akan tampak selatan, gemerlapan seperti ekor burung merak. Apabila satu orang shalat di sana, maka hanya ada ruangan untuk satu orang saja. Jika ada dua atau tiga orang shalat, maka ruangan itu juga akan cukup untuk dua tiga orang. Apabila ada 10.000 orang melakukan shalat di sana, maka Ka`bah dapat menampung mereka semua. Bahkan seandainya seluruh dunia dimasukkan ke dalamnya, seluruh dunia pun akan tertampung juga”.

Wujil menjadi tenang setelah mendengarkan pitutur gurunya. Akan tetapi dia tetap merasa asing dengan lingkungan kehidupan keagamaan yang dijumpainya di Bonang.
Berbeda dengan di Majapahit dahulu, untuk mencapai rahasia Yang Satu orang harus melakukan tapa brata dan yoga, pergi jauh ke hutan, menyepi dan melakukan kekerasan ragawi. Di Pesantren Bonang kehidupan sehari-hari berjalan seperti biasa. Shalat fardu lima waktu dijalankan dengan tertib. Majlis-majlis untuk membicarakan pengalaman kerohanian dan penghayatan keagamaan senantiasa diadakan. Di sela-sela itu para santri mengerjakan pekerjaan sehari-hari, di samping mengadakan pentas-pentas seni dan pembacaan tembang Sunan Bonang menjelaskan bahwa seperti ibadat dalam agama Hindu yang dilakukan secara lahir dan batin, demikian juga di dalam Islam. Malahan di dalam agama Islam, ibadat ini diatur dengan jelas di dalam syariat. Bedanya di dalam Islam kewajiban-kewajiban agama tidak hanya dilakukan oleh ulama dan pendeta, tetapi oleh seluruh pemeluk agama Islam. Sunan bonang mengajarkan tentang egaliterianissme dalam Islam. Sunan bonang mengajarkan tentang egaliterisme di dalam Islam. Jika ibadat zahir dilakukan dengan mengerjakan rukun Islam yang lima, ibadat batin ditempuh melalui tariqat atau ilmu suluk, dengan memperbanyak ibadah seperti sembahyang sunnah, tahajud, taubat nasuha, wirid dan zikir. Zikir berarti mengingat Tuhan tanpa henti. Di antara cara berzikir itu ialah dengan mengucapkan kalimah La ilaha illa Allah. Di dalamnya terkandung rahasia keesaan Tuhan, alam semesta dan kejadian manusia.

Berbeda dengan dalam agama Hindu, di dalam agama Islam disiplin kerohanian dan ibadah dapat dilakukan di tengah keramaian, sebab perkara yang bersifat transendental tidak terpisah dari perkara yang bersifat kemasyarakatan. Di dalam agama Islam tidak ada garis pemisah yang tegas antara dimensi transendental dan dimensi sosial. Dikatakan pula bahwa manusia terdiri daripada tiga hal yang pemiliknya berbeda. Jasmaninya milik ulat dan cacing, rohnya milik Tuhan dan milik manusia itu sendiri hanyalah amal pebuatannya di dunia.

Falsafah Wayang

Tamsil paling menonjol yang dekat dengan budaya lokal ialah wayang dan lakon perang Bala Kurawa dan Pandawa yang sering dipertunjukkan dalam pagelaran wayang.. Penyair-penyair sufi Arab dan Persia seperti Fariduddin `Attar dan Ibn Fariedh menggunakan tamsil wayang untuk menggambarkan persatuan mistis yang dicapai seorang ahli makrifat dengan Tuhannya. Pada abad ke-11 dan 12 M di Persia pertunjukan wayang Cina memang sangat populer (Abdul Hadi W.M. 1999:153). Makna simbolik wayang dan layar tempat wayang dipertunjukkan, berkaitan pula dengan bayang-bayang dan cermin. Dengan menggunakan tamsil wayang dalam suluknya Sunan Bonang seakan-akan ingin mengatakan kepada pembacanya bahwa apa yang dilakukan melalui karyanya merupakan kelanjutan dari tradisi sastra sebelumnya, meskipun terdapat pembaharuan di dalamnya.
Ketika ditanya oleh Sunan Kalijaga mengenai falsafah yang dikandung pertunjukan wayang dan hubungannya dengan ajaran tasawuf, Sunang Bonang menunjukkan kisah Baratayudha (Perang Barata), perang besar antara Kurawa dan Pandawa. Di dalam pertunjukkan wayang kulit Kurawa diletakkan di sebelah kiri, mewakili golongan kiri. Sedangkan Pandawa di sebelah kanan layar mewakili golongan kanan. Kurawa mewakili nafi dan Pandawa mewakili isbat. Perang Nafi Isbat juga berlangsung dalam jiwa manusia dan disebut jihad besar. Jihad besar dilakukan untuk mencapai pencerahan dan pembebasan dari kungkungan dunia material.

Sunan Bonang berkata kepada Wujil: “Ketahuilah Wujil, bahwa pemahaman yang sempruna dapat dikiaskan dengan makna hakiki pertunjukan Wayang. Manusia sempurna menggunakan ini untuk memahami dan mengenal Yang. Dalang dan wayang ditempatkan sebagai lambang dari tajalli (pengejawantahan ilmu) Yang Maha Agung di alam kepelbagaian. Inilah maknanya: Layar atau kelir merupakan alam inderawi. Wayang di sebelah kanan dan kiri merupakan makhluq ilahi. Batang pokok pisang tempat wayang diletakkan ialah tanah tempat berpijak. Blencong atau lampu minyak adalah nyala hidup. Gamelan memberi irama dan keselarasan bagi segala kejadian. Ciptaan Tuhan tumbuh tak tehitung. Bagi mereka yang tidak mendapat tuntunan ilahi ciptaan yang banyak itu akan merupakan tabir yang menghalangi penglihatannya. Mereka akan berhenti pada wujud zahir. Pandangannya kabur dan kacau. Dia hilang di dalam ketiadaan, karena tidak melihat hakekat di sebalik ciptaan itu.”
Selanjutnya kata Sunan Bonang “Suratan segala ciptaan ini ialah menumbuhkan rasa cinta dan kasih. Ini merupakan suratan hati, perwujudan kuasa-kehendak yang mirip dengan-Nya, walaupun kita pergi ke Timur-Barat, Utara-Selatan atau atas ke bawah. Demikianlah kehidupan di dunia ini merupakan kesatuan Jagad besar dan Jagad kecil. Seperti wayang sajalah wujud kita ini. Segala tindakan, tingkah laku dan gerak gerik kita sebenarnya secara diam-diam digerakkan oleh Sang Dalang.”
Mendengar itu Wujil kini paham. Dia menyadari bahwa di dalam dasar-dasarnya yang hakiki terdapat persamaan antara mistisisme Hindu dan tasawuf Islam. Di dalam Kakawin Arjunawiwaha karya Mpu Kanwa, penyair Jawa Kuno abad ke-12 dari Kediri, falsafah wayang juga dikemukakan. Mpu Kanwa menuturkan bahwa ketika dunia mengalami kekacauan akibat perbuatan raksasa Niwatakawaca, dewa-dewa bersidang dan memilih Arjuna sebagai kesatria yang pantas dijadikan pahlawan menentang Niwatakawaca. Batara Guru turun ke dunia menjelma seorang pendeta tua dan menemui Arujuna yang baru saja selesai menjalankan tapabrata di Gunung Indrakila sehingga mencapai kelepasan (moksa)
Di dalam wejangannya Batara guru berkata kepada Arjuna: “Sesunguhnya jikalau direnungkan baik-baik, hidup di dunia ini seperti permainan belaka. Ia serupa sandiwara. Orang mencari kesenangan, kebahagiaan, namun hanya kesengsaraan yang didapat. Memang sangat sukar memanfaatkan lima indra kita. Manusia senantiasa tergoda oleh kegiatan indranya dan akibatnya susah. Manusia tidak akan mengenal diri peribadinya jika buta oleh kekuasaan, hawa nafsu dan kesenangan sensual dan duniawi. Seperti orang melihat pertunjukan wayang ia ditimpa perasaan sedih dan menangis tersedu-sedu. Itulah sikap orang yang tidak dewasa jiwanya. Dia tahu benar bahwa wayang hanya merupakan sehelai kulit yang diukir, yang digerak-gerakkan oleh dalang dan dibuat seperti berbicara. Inilah kias seseorang yang terikat pada kesenangan indrawi. Betapa besar kebodohannya.” (Abdullah Ciptoprawiro 1984)
Selanjutnya Batara Guru berkata, “Demikianlah Arjuna! Sebenarnya dunia ini adalah maya. Semua ini sebenarnya dunia peri dan mambang, dunia bayang-bayang! Kau harus mampu melihat Yang Satu di balik alam maya yang dipenuhi bayang-bayang ini.” Arjuna mengerti. Kemudian dia bersujud di hadapan Yang Satu, menyerahkan diri, diam dalam hening. Baru setelah mengheningkan cipta atau tafakur dia merasakan kehadiran Yang Tunggal dalam batinnya. . Kata Arjuna:
Sang Batara memancar ke dalam segala sesuatu
Menjadi hakekat seluruh Ada, sukar dijangkau
Bersemayam di dalam Ada dan Tiada,
Di dalam yang besar dan yang kecil, yang baik dan yang jahat
Penyebab alam semesta, pencipta dan pemusnah
Sang Sangkan Paran (Asal-usul) jagad raya
Bersifat Ada dan Tiada, zakhir dan batin
(Ibid)

Demikianlah, dengan menggunakan tamsil wayang, Sunan Bonang berhasil meyakinkan Wujil bahwa peralihan dari zaman Hindu ke zaman Islam bukanlah suatu lompatan mendadak bagi kehidupan orang Jawa. Setidak-tidaknya secara spiritual terdapat kesinambungan yang menjamin tidak terjadi kegoncangan. Memang secara lahir kedua agama tersebut menunjukkan perbedaan besar, tetapi seorang arif harus tembus pandang dan mampu melihat hakikat sehingga penglihatan kalbunya tercerahkan dan jiwanya terbebaskan dari kungkungan dunia benda dan bentuk-bentuk. Itulah inti ajaran Sunan Bonang dalam Suluk Wujil.

original post by Dr.Abdul Hadi W. M. ( Sastrawan-Budayawan, Dosen ICAS-Jakarta, Universitas Paramadina & Univ.Indonesia )

Read More..

Suluk-suluk Sunan Bonang 2

|

Lanjutan dari Suluk-suluk Sunan Bonang 1, hanya dibahas 2 saja, yaitu suluk Jebeng dan suluk wujil

Suluk Jebeng
Ditulis dalam tembang Dhandhanggula dan dimulai dengan perbincangan mengenai wujud manusia sebagai khalifah Tuhan di bumi dan bahawasanya manusia itu dicipta menyerupai gambaran-Nya (mehjumbh dinulu). Hakekat diri yang sejati ini mesti dikenal supaya perilaku dan amal perubuatan seseorang di dunia mencerminkan kebenaran. Persatuan manusia dengan Tuhan diumpamakan sebagai gema dengan suara. Manusia harus mengenal suksma (ruh) yang berada di dalam tubuhnya. Ruh di dalam tubuh seperti api yang tak kelihatan. Yang nampak hanyalah bara, sinar, nyala, panas dan asapnya. Ruh dihubungkan dengan wujud tersembunyi, yang pemunculan dan kelenyapannya tidak mudah diketahui. Ujar Sunan Bonang:

Puncak ilmu yang sempurna
Seperti api berkobar
Hanya bara dan nyalanya
Hanya kilatan cahaya
Hanya asapnya kelihatan
Ketauilah wujud sebelum api menyala
Dan sesudah api padam
Karena serba diliputi rahasia
Adakah kata-kata yang bisa menyebutkan?
Jangan tinggikan diri melampaui ukuran
Berlindunglah semata kepada-Nya
Ketahui, rumah sebenarnya jasad ialah ruh
Jangan bertanya
Jangan memuja nabi dan wali-wali
Jangan mengaku Tuhan
Jangan mengira tidak ada padahal ada
Sebaiknya diam
Jangan sampai digoncang
Oleh kebingungan
Pencapaian sempurna
Bagaikan orang yang sedang tidur
Dengan seorang perempuan, kala bercinta
Mereka karam dalam asyik, terlena
Hanyut dalam berahi
Anakku, terimalah
Dan pahami dengan baik
Ilmu ini memang sukar dicerna

Satu-satunya karangan prosa Sunan Bonang yang dapat diidentifikasi sampai sekarang ialah Pitutur Seh Bari. Salah satu naskah yang memuat teks karangan prosa Sunan Bonang ini ialah MS Leiden Cod. Or. 1928. Naskah teks ini telah ditransliterasi ke dalam tulisan Latin, serta diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda oleh Schrieke dalam disertasi doktornya Het Boek van Bonang (1911). Hoesein Djajadiningrat juga pernah meneliti dan mengulasnya dalam tulisannya ”Critische Beschouwing van de Sedjarah Banten” (1913). Terakhir naskah teks ini ditransliterasi dan disunting oleh Drewes, dalam bukunya The Admonotions of Seh Bari (1978), disertai ulasan dan terjemahannya dalam bahasa Inggris.
Kitab ini ditulis dalam bentuk dialog atau tanya-jawab antara seorang penuntut ilmu suluk, Syaful Rijal, dan gurunya Syekh Bari. Nama Syaiful Rijal, yang artinya pedang yang tajam, biasa dipakai sebagai julukan kepada seorang murid yang tekun mempelajari tasawuf (al-Attas 1972). Mungkin ini adalah sebutan untuk Sunan Bonang sendiri ketika menjadi seorang penuntut ilmu suluk. Syekh Bari diduga adalah guru Sunan Bonang di Pasai dan berasal dari Bar, Khurasan, Persia Timur Daya (Drewes 1968:12). Secara umum ajaran tasawuf yang dikemukakan dekat dengan ajaran dua tokoh tasawuf besar dari Persia, Imam al-Ghazali (w. 1111 M) dan Jalaluddin al-Rumi (1207-1273 M). Nama-nama ahli tasawuf lain dari Persia yang disebut ialah Syekh Sufi (mungkin Harits al-Muhasibi), Nuri (mungkin Hasan al-Nuri) dan Jaddin (mungkin Junaid al-Baghdadi). Ajaran ketiga tokoh tersebut merupakan sumber utama ajaran Imam al-Ghazali (al-Taftazani 1985:6). Istilah yang digunakan dalam kitab ini, yaitu ”wirasaning ilmu suluk” (jiwa atau inti ajaran tasawuf) mengingatkan pada pernyataan Imam al-Ghazali bahwa tasawuf merupakan jiwa ilmu-ilmu agama.

Suluk Wujil
Di antara suluk karya Sunan Bonang yang paling dikenal dan relevan bagi kajian ini ialah Suluk Wujil (SW). Dari segi bahasa dan puitika yang digunakan, serta konteks sejarahnya dengan perkembangan awal sastra Pesisir, SW benar-benar mencerminkan zaman peralihan Hindu ke Islam (abad ke-15 dan 16 M) yang sangat penting dalam sejarah Jawa Timur. Teks SW dijumpai antara lain dalam MS Bataviasche Genotschaft 54 (setelah RI merdeka disimpan di Museum Nasional, kini di Perpustakaan Nasional Jakarta) dan transliterasinya ke dalam huruf Latin dilakukan oleh Poerbatjaraka dalam tulisannya ”De Geheime Leer van Soenan Bonang (Soeloek Woedjil)” (majalah Djawa vol. XVIII, 1938). Terjemahannya dalam bahasa Indonesia pernah dilakukan oleh Suyadi Pratomo (1985), tetapi karena tidak memuaskan, maka untuk kajian ini kami berusaha menerjemahkan sendiri teks hasil transliterasi Poerbatjaraka.
Sebagai karya zaman peralihan Hindu ke Islam, pentingnya karya Sunan Bonang ini tampak dalam hal-hal seperti berikut: Pertama, dalam SW tergambar suasana kehidupan badaya, intelektual dan keagamaan di Jawa pada akhir abad ke-15, yang sedang beralih kepercayaan dari agama Hindu ke agama Islam. Di arena politik peralihan itu ditandai denga runtuhnya Majapahit, kerajaan besar Hindu terakhir di Jawa, dan bangunnya kerajaan Demak, kerajaan Islam pertama. Demak didirikan oleh Raden Patah, putera raja Majapahit Prabu Kertabumi atau Brawijaya V daripada perkawinannya dengan seorang puteri Cina yang telah memeluk Islam. Dengan runtuhnya Majapahit terjadilah perpindahan kegiatan budaya dan intelektual dari sebuah kerajaan Hindu ke sebuah kerajaan Islam dan demikian pula tata nilai kehidupan masyarakat pun berubah.

Di lapangan sastra peralihan ini dapat dilihat dengan berhentinya kegiatan sastera Jawa Kuna setelah penyair terakhir Majapahit, Mpu Tantular dan Mpu Tanakung, meninggal dunia pda pertengahan abad ke-15 tanpa penerus yang kuat. Kegiatan pendidikan pula mula beralih ke pusat-pusat baru di daerah pesisir. Dari segi bahasa suluk ini memperlihatkan “keanehan-keanehan bahasa Jawa Kuna zaman Hindu” (Purbatjaraka: 1938) karena memang ditulis pada zaman permulaan munculnya bahasa Jawa Madya. Dari segi puitika pula, cermin zaman peralihan begitu ketara. Penulisnya menggunakan tembang Aswalalita yang agak menyimpang, selain tembang Dhandhanggula. Aswalalita adalah metrum Jawa Kuna yang dicipta berdasarkan puitika Sanskerta. Setelah wafatnya Sunan Bonang tembang ini tidak lagi digunakan oleh para penulis tembang di Jawa.
Sunan Bonang sebagai seorang penulis Muslim awal dalam sastra Jawa, menunjukkan sikap yang sangat berbeda dengan para penulis Muslim awal di Sumatra. Yang terakhir sudah sejak awal kegiatan kreatifnya menggunakan huruf Jawi atau Arab Melayu, sedangkan Sunan Bonang dan penulis-penulis Muslim Jawa yang awal masih menggunakan huruf Jawa, dan baru ketika agama Islam telah tersebar luas huruf Arab digunakan untuk menulis teks-teks berbahasa Jawa. Dalam penulisan puisinya, Sunan Bonang juga banyak menggunakan tamsil-tamsil yang tidak asing dalam kebudayaan Jawa pada masa itu. Misalnya tamsil wayang, dalang dan lakon cerita pewayangan seperti Perang Bharata antara Kurawa dan Pandawa. Selain itu dia juga masih mempertahankan penggunaan bentuk tembang Jawa Kuno, yaitu aswalalita, yang didasarkan pada puitika Sanskerta. Dengan cara demikian, kehadiran karyanya tidak dirasakan sebagai sesuatu yang asing bagi pembaca sastra Jawa, malahan dipandangnya sebagai suatu kesinambungan.
Kedua, pentingnya Suluk Wujil karena renungan-renungannya tentang masalah hakiki di sekitar wujud dan rahasia terdalam ajaran agama, memuaskan dahaga kaum terpelajar Jawa yang pada umumnya menyukai mistisisme atau metafisika, dan seluk beluk ajaran keruhanian. SW dimulai dengan pertanyaan metafisik yang esensial dan menggoda sepanjang zaman, di Timur maupun Barat:
1
Dan warnanen sira ta Pun Wujil
Matur sira ing sang Adinira
Ratu Wahdat
Ratu Wahdat Panenggrane
Samungkem ameng Lebu?
Talapakan sang Mahamuni
Sang Adhekeh in Benang,
mangke atur Bendu
Sawetnya nedo jinarwan
Saprapating kahing agama kang sinelit
Teka ing rahsya purba
2
Sadasa warsa sira pun Wujil
Angastupada sang Adinira
Tan antuk warandikane
Ri kawijilanipun
Sira wujil ing Maospait
Ameng amenganira
Nateng Majalanggu
Telas sandining aksara
Pun Wujil matur marang Sang Adi Gusti
Anuhun pangatpada
3
Pun Wujil byakteng kang anuhun Sih
Ing talapakan sang Jati Wenang
Pejah gesang katur mangke
Sampun manuh pamuruh
Sastra Arab paduka warti
Wekasane angladrang
Anggeng among kayun
Sabran dina raraketan
Malah bosen kawula kang aludrugi
Ginawe alan-alan

4
Ya pangeran ing sang Adigusti
Jarwaning aksara tunggal
Pengiwa lan panengene
Nora na bedanipun
Dening maksih atata gendhing
Maksih ucap-ucapan
Karone puniku
Datan polih anggeng mendra-mendra
Atilar tresna saka ring Majapait
Nora antuk usada
5
Ya marma lunganging kis ing wengi
Angulati sarasyaning tunggal
Sampurnaning lampah kabeh
Sing pandhita sundhuning
Angulati sarining urip
Wekasing jati wenang
Wekasing lor kidul
Suruping radya wulan
Reming netra lalawa suruping pati
Wekasing ana ora
Artinya, lebih kurang:
1
Inilah ceritera si Wujil
Berkata pada guru yang diabdinya
Ratu Wahdat
Ratu Wahdat nama gurunya
Bersujud ia ditelapak kaki Syekh Agung
Yang tinggal di desa Bonang
Ia minta maaf
Ingin tahu hakikat
Dan seluk beluk ajaran agama
Sampai rahasia terdalam
2
Sepuluh tahun lamanya Sudah
Wujil Berguru kepada Sang Wali
Namun belum mendapat ajaran utama
Ia berasal dari Majapahit
Bekerja sebagai abdi raja
Sastra Arab telah ia pelajari
Ia menyembah di depan gurunya
Kemudian berkata
Seraya menghormat
Minta maaf
3
“Dengan tulus saya mohon
Di telapak kaki tuan Guru
Mati hidup hamba serahkan
Sastra Arab telah tuan ajarkan
Dan saya telah menguasainya
Namun tetap saja saya bingung
Mengembara kesana-kemari
Tak berketentuan.
Dulu hamba berlakon sebagai pelawak
Bosan sudah saya
Menjadi bahan tertawaan orang
4
Ya Syekh al-Mukaram!
Uraian kesatuan huruf
Dulu dan sekarang
Yang saya pelajari tidak berbeda
Tidak beranjak dari tatanan lahir
Tetap saja tentang bentuk luarnya
Saya meninggalkan Majapahit
Meninggalkan semua yang dicintai
Namun tak menemukan sesuatu apa
Sebagai penawar
5
Diam-diam saya pergi malam-malam
Mencari rahasia Yang Satu dan jalan sempurna
Semua pendeta dan ulama hamba temui
Agar terjumpa hakikat hidup
Akhir kuasa sejati
Ujung utara selatan
Tempat matahari dan bulan terbenam
Akhir mata tertutup dan hakikat maut
Akhir ada dan tiada

Pertanyaan-pertanyaan Wujil kepada gurunya merupakan pertanyaan universal dan eksistensial, serta menukik hingga masalah paling inti, yang tidak bisa dijawab oleh ilmu-ilmu lahir. Terbenamnya matahari dan bulan, akhir utara dan selatan, berkaitan dengan kiblat dan gejala kehidupan yang senantiasa berubah. Jawabannya menghasilkan ilmu praktis dan teoritis seperti fisika, kosmologi, kosmogeni, ilmu pelayaran, geografi dan astronomi. Kapan mata tertutup berkenaan dengan pancaindra dan gerak tubuh kita. Sadar dan tidak sadar, bingung dan gelisah, adalah persoalan psikologi. Ada dan tiada merupakan persoalan metafisika. Setiap jawaban yang diberikan sepanjang zaman di tempat yang berbeda-beda, selalu unik, sebagaimana pertanyaan terhadap hakikat hidup dan kehidupan. Lantas apakah dalam hidupnya manusia benar-benar menguasai dirinya dan menentukan hidupnya sendiri? Siapa kuasa sejati itu? Persoalan tentang rahasia Yang Satu akan membawa orang pada persoalan tentang Yang Abadi, Yang Maha Hidup, Wujud Mutlak yang ada-Nya tidak tergantung pada sesuatu yang lain.

Tampaknya pertanyaan itu memang ditunggu oleh Sunan Bonang, sebab hanya melalui pertanyaan seperti itu dia dapat menyingkap rahasia ilmu tasawuf dan relevansinya, kepada Wujil. Maka Sunan Bonang pun menjawab:
6
Sang Ratu Wahdat mesem ing lathi
Heh ra Wujil kapo kamangkara
Tan samanya pangucape
Lewih anuhun bendu
Atunira taha managih
Dening geng ing sakarya
Kang sampun alebu
Tan padhitane dunya
Yen adol warta tuku warta ning tulis
Angur aja wahdat
7
Kang adol warta tuhu warti
Kumisum kaya-kaya weruha
Mangke ki andhe-andhene
Awarna kadi kuntul
Ana tapa sajroning warih
Meneng tan kena obah
Tinggalipun terus
Ambek sadu anon mangsa
Lirhantelu outihe putih ing jawi
Ing jro kaworan rakta
8
Suruping arka aganti wengi
Pun Wujil anuntu maken wraksa
Badhi yang aneng dagane
Patapane sang Wiku
Ujung tepining wahudadi
Aran dhekeh ing Benang
Saha-saha sunya samun
Anggaryang tan ana pala boga
Ang ing ryaking sagara nempuki
Parang rong asiluman
9
Sang Ratu Wahdat lingira aris
Heh ra Wujil marangke den enggal
Tur den shekel kukuncire
Sarwi den elus-elus
Tiniban sih ing sabda wadi
Ra Wujil rungokna
Sasmita katenggun
Lamun sira kalebua
Ing naraka isung dhewek angleboni
Aja kang kaya sira
… 11
Pangestisun ing sira ra Wujil
Den yatna uripira neng dunya
Ywa sumambar angeng gawe
Kawruhana den estu
Sariranta pon tutujati
Kang jati dudu sira
Sing sapa puniku
Weruh rekeh ing sariri
Mangka saksat wruh sira
Maring Hyang Widi
Iku marga utama
Artinya lebih kurang:
6
Ratu Wahdat tersenyum lembut
“Hai Wujil sungguh lancang kau
Tuturmu tak lazim
Berani menagih imbalan tinggi
Demi pengabdianmu padaku
Tak patut aku disebut Sang Arif
Andai hanya uang yang diharapkan
Dari jerih payah mengajarkan ilmu
Jika itu yang kulakukan
Tak perlu aku menjalankan tirakat
7
Siapa mengharap imbalan uang
Demi ilmu yang ditulisnya
Ia hanya memuaskan diri sendiri
Dan berpura-pura tahu segala hal
Seperti bangau di sungai
Diam, bermenung tanpa gerak.
Pandangnya tajam, pura-pura suci
Di hadapan mangsanya ikan-ikan
Ibarat telur, dari luar kelihatan putih
Namun isinya berwarna kuning
8
Matahari terbenam, malam tiba
Wujil menumpuk potongan kayu
Membuat perapian, memanaskan
Tempat pesujudan Sang Zahid
Di tepi pantai sunyi di Bonang
Desa itu gersang
Bahan makanan tak banyak
Hanya gelombang laut
Memukul batu karang
Dan menakutkan
9
Sang Arif berkata lembut
“Hai Wujil, kemarilah!”
Dipegangnya kucir rambut Wujil
Seraya dielus-elus
Tanda kasihsayangnya
“Wujil, dengar sekarang
Jika kau harus masuk neraka
Karena kata-kataku
Aku yang akan menggantikan tempatmu”

11
“Ingatlah Wujil, waspadalah!
Hidup di dunia ini
Jangan ceroboh dan gegabah
Sadarilah dirimu
Bukan yang Haqq
Dan Yang Haqq bukan dirimu
Orang yang mengenal dirinya
Akan mengenal Tuhan
Asal usul semua kejadian
Inilah jalan makrifat sejati”

Dalam bait-bait yang telah dikutip dapat kita lihat bahwa pada permulaan suluknya Sunan Bonang menekankan bahwa Tuhan dan manusia itu berbeda. Tetapi karena manusia adalah gambaran Tuhan, maka ’pengetahuan diri’ dapat membawa seseorang mengenal Tuhannya. ’Pengetahuan diri’ di sini terangkum dalam pertanyaan: Apa dan siapa sebenarnya manusia itu? Bagaimana kedudukannya di atas bumi? Dari mana ia berasal dan kemana ia pergi setelah mati? Pertama-tama, ‘diri’ yang dimaksud penulis sufi ialah ‘diri ruhani’, bukan ‘diri jasmani’, karena ruhlah yang merupakan esensi kehidupan manusia, bukan jasmaninya. Kedua kali, sebagaimana dikemukakan dalam al-Qur’an, surat al-Baqarah, manusia dicipta oleh Allah sebagai ‘khalifah-Nya di atas bumi’ dan sekaligus sebagai ‘hamba-Nya’. Itulah hakikat kedudukan manusia di muka bumi. Ketiga, persoalan dari mana berasal dan kemana perginya tersimpul dari ucapan ”Inna li Allah wa inna li Allahi raji’un” (Dari Allah kembali ke Allah).

Read More..