Cinta dunia dan takut mati,suatu penyakit !

"Hampir tiba suatu zaman di mana bangsa-bangsa dari seluruh dunia akan datang mengerumuni kamu bagaikan orang-orang kelaparan mengerumuni hidangan mereka." Maka salah seorang sahabat bertanya," Apakah karena jumlah kami yang sedikit pada hari itu?" Nabi saw, menjawab,"Bahkan, pada hari itu jumlah kamu banyak sekali, tetapi kamu umpama buih di lautan, dan Allah akan mencabut 'rasa gentar' terhadap kamu dari hati musuh-musuh kamu, dan Allah akan melemparkan ke dalam hati kamu penyakit al-wahnu."Seorang sahabat bertanya, 'Apakah itu al-wahnu itu, ya Rasulullah?' Rasulullah saw, menjawab, "Cinta dunia dan takut mati." (Hr Abu Dawud dan Ahmad)



Dalam usaha untuk memahami maksud dari hadis nabi Muhammad saw diatas, seseorang akan dengan cepat menyadari pernyataan nabi dalam hadis yang lain:

"Aku telah di berikan kemampuan berkata singkat, namun mempunyai arti yang komprehensif"[Bukhari dan Muslim].



Rasul saw, di anugerahi kemampuan yang sangat besar dalam menyampaikan perkataan dengan jelas sehingga keseluruhan isinya dapat di catat. Dalam hadis tersebut, nabi saw, menggambarkan situasi kaum Muslimin dengan ketepatan yang sangat, pula memberikan solusi didalamnya.

“Hampir tiba suatu zaman di mana bangsa-bangsa dari seluruh dunia akan datang mengerumuni kamu bagaikan orang-orang kelaparan mengerumuni hidangan mereka.”Yang menakjubkan dari hadis ini adalah, penggambaran yang gamblang dan jelas Rasul saw, kepada pendengarnya mengenai keadaan kaum Muslim kelak. Sekarang ini, kaum Muslimin tak ubahnya bagai hidangan lezat yang dikelilingi sekawanan orang-orang lapar. Namun, orang-orang tersebut harus berbagi, karenanya, hidangan tersebut harus dibagi di antara mereka menurut status sosial masing-masing 'tamu'.

Sesaat setelah kejatuhan Khilafah, dunia Muslim terbagi menjadi sejumlah negara-negara, yang masing-masing lebih mementingkan kekayaan dan ambisi duniawinya.

Korupsi meraja lela di negara-negara tersebut, dan benih-benih kezaliman, penguasa yang lalim tertanam teramat dalam. Kini, Umat terkotak-kotak dan setiap penguasa hanya sibuk mengurusi kepentingannya sendiri, dan musuh-musuh Islam bebas menginvasi setiap tanah Muslim seperti pemangsa yang menyerang mangsanya.

"Salah seorang sahabat bertanya," Apakah karena jumlah kami yang sedikit pada hari itu?" Nabi saw, menjawab,"Bahkan, pada hari itu jumlah kamu banyak sekali ...”



Ini sebagai bukti bahwa di dalam Islam, jumlah bukanlah faktor yang paling penting. Kaum Muslim mencetak kemenangan pada perang Badar, padahal jumlah pasukan Musrykin Quraysh lebih besar dari pasukan Muslim, tiga melawan satu. Juga pada perang Yarmuk, pasukan Rumawi jauh lebih besar di banding kaum Muslim, tujuh lawan satu. Namun sebaliknya, situasi saat ini berbalik. Populasi kaum Muslimin lebih dari satu trilyun dan terus bertambah. Namun, angka yang fantastis ini tidak berpengaruh besar. Karena kebanyakan dari kaum Muslimin hanyalah sebagai budak hawa nafsu, seibarat sekawanan ternak yang tidak berakal yang hanya di manfaatkan oleh tuannya.

“...tetapi kamu umpama buih di lautan." Ini adalah gambaran yang lain! Deskripsi membawa artian yang dalam dan dapat dijabarkan jika seseorang mencoba mengkaji makna dari "buih dilautan".

Pertama, buih dilautan, menjelaskan perasaan kebanggaan dan kepercayaan diri. Kedua, buih hampir-hampir tak punya berat dan tak kokoh, bahkan jika terkena hembusan paling ringan dari angin akan menghancurkannya. Ini Menunjukkan, kebanggaan dan perasaan percaya diri tanpa dasar dan pada faktanya, tidak pernah ada. Karena hanya menghasilkan kepercayaan diri buta. Ketiga, buih dilaut tidak dapat menentukan atau mengendalikan dirinya, namun buih tersebut mengikuti aliran air. Dengan bahagia mengikuti aliran air diatas posisi khayalannya.

“...dan Allah akan mencabut 'rasa gentar' terhadap kamu dari hati musuh-musuh kamu.” Ada suatu masa, dimana kekuatan kaum Muslim ditakuti oleh semua musuhnya, disaat orang-orang dari seluruh dunia melakukan perjalanan untuk memperoleh pendidikan di negara-negara Muslim, disaat bahasa Arab menjadi bahasa kesuksesan. Masa tersebut telah lenyap sekarang ini. Kaum Muslim dan Islam secara umum tidak dipandang. Kenapa?

Nabi saw, mengatakan disebabkan oleh "al-Wahnu". Secara tegas, nabi saw, menjelaskan arti kata ini;"Seorang sahabat bertanya, 'Apakah itu al-wahnu itu, ya Rasulullah?' Rasulullah saw, menjawab, "Cinta dunia dan takut mati."

Nah, masalah dan solusinya telah teridentifikasi. Setelah bombardir secara bertubi-tubi dari kaum kapitalis dan ideologi sosialis, dunia Muslim menjadi sangat materialistik, secara frustasi mengejar kesenangan duniawi, dengan sedikit sekali ingatan akan mati. Nabi Muhammad saw, mengatakan:

“Teruslah mengingat mati, karena hal tersebut akan mengesampingkan kesenangan dunia.” [Tirmidi]



Allah berfirman:

“Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun. Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.”[An-Nisaa, 4:77-78]



Imam Ahmad mencatat riwayat dari Abu Dharda as,:

"Anda saja kamu mengetahui, apa yang engkau akan liat saat kematianmu, tentulah engkau tidak akan memakai segigitpun hidangan idamanmu, dan pula engkau tidak akan meminum lagi minuman lezat untuk memuaskan rasa dahaga mu yang tak terpuaskan"



Andai saja kaum Muslim menyadari bahwa kematian bukanlah akhir, namun sebuah permulaan, disitu tempat keadilan yang penuh rahmat dengan konsekuensi siksaan yang berat atau pahala yang indah. Tentulah keadaan kita yang menyedihkan ini akan berubah:

Dan ingatlah firman Allah:

“Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”[Ar-Ra’d, 13:11].

Maka obat daripada penyakit wahn ini tidak lain adalah kezuhudan kita kepada dunia. yang mana beliau saw telah mengajarkan kita ummatnya untuk berlaku zuhud dan seantiasa memotifasi agar lebih mengutamakan kehidupan ukhrawi. rasulullah saw bersabda :" zuhudlah di dunia maka ALLAH akan mencintai kalian, dan zuhudlah atas apa-apa yang ada di sebagian manusia, maka kamu akan dicintai oleh mereka " ( HR.ibnu majah dalam kitan zuhud ). jadi intinya adalah gejala penyakit hati yang diindikasikan oleh baginda rasulullah saw.